2) tetangga komplek

39 8 0
                                    

"Hari itu , dimana aku berada di dekatmu tanpa sepengetahuanku"

Masih dengan wajah cemberut. Mysha meneguk lemon ice di depannya sampai habis. Tak peduli dengan tatapan ketiga gadis yang masih memperhatikannya sejak awal. Mereka hanya saling memandang kebingungan melihat tingkah mysha seperti itu.

Apakah mereka harus menggubris mysha agar berhenti meminum lemon ice berlebihan seperti itu? ataukah dia dehidrasi?

"Eumm Mysha, lo baik - baik aja kan?" tanya salah seorang gadis.

Ia masih menghiraukan pertanyaan gadis tersebut dan terus melanjutkan tegukannya di gelas kedua.

Namun setelah ia menghabiskan semua minuman, akhirnya ia mengeluarkan suara dan menjawab pertanyaan dari gadis yang masih menunggu jawaban dari Mysha.

"Gue baik - baik aja. Yang gue kesel dia yang tadi di kelas tuh siapa sih? rese banget!!" ucap mysha kesal.

Keadaan tatap menatap pada gadis di hadapan Mysha kembali terulang. Namun kali ini mereka bingung harus menjelaskan bagaimana pada siswi baru yang tak tahu apa - apa ini. Apakah mereka harus menjelaskan asal usul nya atau mungkinkah mereka harus to the point dengan apa yang masih di pertanyakan mysha.

"Eumm gini, sebelumnya lo jangan dulu nanya dia. Lo kan belum tau nama kita siapa? tadi lo tiba - tiba datang minta gabung, terus duduk gitu aja. Jadi mending kita kenalan dulu" ucapnya

"Nama gue Viona Aurelie. Dan ini rara sama ini rifa" lanjutnya sambil menjulurkan tangan tanda bersalaman.

Mysha langsung membalas tangan tersebut dan tersenyum manis pada ketiga gadis di hadapannya. Sedikit malu dengan tingkah lakunya beberapa menit lalu, ia mulai salah tingkah dalam gerak - geriknya.

"Ya, eum maaf gue tadi ... pasti kalian ngerasa keganggu ya. Gue beneran minta maaf. Atau sekarang gue pergi aja ya, gue permisi" ucap Mysha gerogi dan berniat meninggalkan tempat itu.

Viona menahan tangan mysha dengan kuat sehingga mysha tak bisa pergi dari hadapan mereka bertiga begitu saja. "Eitss lo diem dulu disini. Lo tadi nanyain Farel kan? yang lo sentak di kelas?" ucap Viona.

Masih meratapi genggaman Viona pada pergelangan tangannya. Mysha akhirnya membalikan tubuh agar kembali berhadapan dengan ketiga gadis disana. Ia membenarkan poninya yang mengganggu lalu kembali duduk menyamping di kursi tersebut.

Pikiran mysha mulai aneh. Pasalnya saat ia datang tiba - tiba tadi, ia tak merasakan bahwa hawa di segerombolan gadis ini sedikit mencekam. Ia mulai membenahi duduknya dan menatap mata Viona yang masih setia memandang.

"Ok Farel itu keponakan dari yang punya yayasan sekolah ini. Dia, yaaa sedikit pinter. Banyak yang suka sama dia karena ketenarannya di sekolah. Lo pasti mikir sendiri sama covernya, dan lo pasti mengakui itu. Yang gue kasih tau sama lo, hati - hati karena dia ga halus ke cewe" ucap viona menjelaskan.

Kini mysha memahami dan mulai mengerti. Karena memang saat awal berjumpa saja pria itu sudah berani menyeret rahangnya dengan keras. Mendengar penjelasan viona membuat ia teringat dengan ucapan akhir Farel.

Tiba - tiba suara gebrakan meja terdengar nyaring di kantin tersebut. Membuat semua pandangan mengarah pada arah datangnya suara. Terlihat jelas seorang gadis yang sedang melutut di hadapan beberapa pria sambil menangis. Banyak sorot mata yang memandang ketakutan melihat kejadian itu. Mysha masih terus menonton perbuatan beberapa pria itu pada gadis dihadapannya.

"NYINGKIR LO!! GALIAT APA DISINI KITA MAU LEWAT?!!" bentak farel.

Masih dengan tangisannya. Wanita itu mengusap air di pelipis mata dan menyingkir dari hadapan Farel. "Maaf aku gak sengaja" rintihnya sambil menahan tangis.

WITH HIMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang