Bobby

1.3K 264 85
                                        

"Pecinya jangan asal nyimpen..."

Bobby yang baru saja pulang dari Masjid dengan terpaksa kembali mengambil kopiah hitam yang sebelumnya asal ia simpan di atas rak sepatu.

"Bapak mana?"

"Bapak mana... bapak manaaa... dimanaaa?" jawab Bobby asal dan langsung mendapatkan lemparan kulit pisang oleh Sang Mamah. "Di Jonggol."

"Bapak kemana?"

"Masih di masjid, bantuin marbot buat buka puasa bersama..." jawab Bobby santai sembari rebahan di ruang keluarga. Sarung dan pecinya kini sudah terdampar di atas sofa ruang keluarga. Tak lagi peduli jika Sang Mamah akan memarahinya kembali.

"Kenapa kamu gak ikut?" Tanya Mamah yang kini sedang memotong-motong pisang untuk dibuat kolak.

"Kalo aku ikut Bapak, nanti mamah sendirian di rumah," jawab Bobby yang jelas saja kembali mendapatkan lemparan kulit pisang.

"Bilang aja kamu males bersihin kerpet sajadah di Masjid..." sindir Sang Mamah. Membuat Bobby langsung mengacungkan ibu jarinya kepada wanita yang sudah melahirkannya tersebut.

"Mamah tuh emang beneran Mamah akuu..." kata Bobby, "tau banget isi kepala anakmu yang ganteng ini." Dan setelah berkata seperti itu, Bobby sudah terlelap tidur dengan nyaman di karpet ruang keluarga.

Bobby tuh emang jenis manusia 'pelor' alias Nempel Molor.  Iya, nempel bantal bentar langsung tidur. Ada tempat nyaman sedikit langsung pergi ke alam mimpi.

Tapi gak apa-apa, daripada nyaman dikit langsung ngajak jadian.

"Bobby..."

"Bobby-nya gak ada..." gumam Bobby asal, "Bobby-nya lagi berkelana di ladang gandum."

Untung saja cuma ada satu manusia macam Bobby. Coba kalo ada 10, bisa mati berdiri Mamah.

"Kim Jiwooooo--"

"SIAP! HADIR! KOMANDAN..." Bobby yang sudah tidur langsung berdiri dengan sikap hormat seperti anggota paskibraka tingkat RW.

Kim Jiwon adalah nama KTP Bobby. Dan jika orang tuanya memanggil ia menggunakan nama aslinya tersebut. Maka keberadaan nama Bobby di kartu keluarga terancam dihapus.

"Kenapa Mamahku sayaaaaaang..." kata Bobby yang kini sudah berjalan mendekati Sang Mamah yang sedang memasukan santan untuk kolak pisangnya.

"Beliin tepung roti,"

"ASHIAAAAAP..." teriak Bobby dan langsung berlari keluar rumah. Tak peduli jika ia hanya memakai celana boxer yang warnanya sudah pudar.

"Loh... Bob--" perkataan Sang Mamah sudah tak lagi terdengar oleh Bobby yang kini sudah berlari menuju warung yang letaknya di blok sebelah.

~~~

"Neng Jiiiisoooo..." sapa Bobby kepada perempuan yang kini sedang menjaga warung milik orang tuanya.

"Beli apaan?"

"Karena belum bisa beli mas kawin buat kita nikah, jadi beli tepung roti aja dulu..."

Jisoo sudah terlalu biasa meladeni manusia dengan kejiwaan kurang waras ini.

"Yang kecil, yang sedeng atau yang gede?"

"Lah emang ada ukurannya?" tanya Bobby dengan wajah seperti orang bodoh. "Entar deh, balik dulu... tanya ke ibu negera. Takut salah."

Bobby segera berbalik keluar dari warung sembako tersebut. Kembali berjalan menuju rumahnya, dengan senyuman seperti orang gila.

Sebenarnya Bobby memang sengaja tak bertanya tentang ukuran tepung roti yang Mamahnya inginkan.

Iya, agar ia bisa bulak-balik. Dan berkali-kali bertemu dengan Jisoo.

"Mamaaaah..."

"Mana tepung rotinya?"

"Mah... tepung rotinya yang segimana? Plastik kecil, sedeng atau gede?"

"Kecil aj--"

"Okeee..." Bobby langsung berlari kembali keluar rumah menuju warung yang tadi.

Tak perlu waktu lama untuk Bobby tiba ke warung sembako tersebut.

Iya, cepet banget. Bobby udah kaya turunan petir.

Petir. Bukan halilintar.

"Neng Jiis, yang kecil aja katanya..."

Jisoo langsung mengambilnya tepung roti yang sudah dibungkus kedalam plastik ukuran kecil. "Tiga rebu."

"Lah... duitnya lupa..."

"Bodo amat..." balas Jisoo tak lagi heran, "nih bawa balik sana."

"Jangan dong," tolak Bobby, "nanti ini warung bangkrut. Nanti anak-anak yang lain beli kiko dimana dong.... Bentar aku balik lagi deh minta duitnya."

"Ck. Udah ntar aja deh..." kata Jisoo, "bulak-balik kaya setrikaan. Nih bawa, Mamah Lo mau goreng risoles ga jadi-jadi nanti."

"Kok tau sih kalo Mamah aku bikin risoles? Wah--"

"Pulang Bob, udah sana pulang..." usir Jisoo, sedangkan Bobby dengan berat hati mengambil plastik hitam tersebut. Jangan lupakan bibir bawahnya yang maju kedepan.

Kali ini Bobby berjalan dengan pelan untuk pulang ke rumahnya. Tak lagi terburu-buru.

"Gak apa-apa deh, nanti malem lagi gangguannya..." gumam Bobby, "sekarang gue mau tidur lagi aja."

~~~

Seperti itulah aktivitas ngabuburit ala Bobby.

Menjadi babu Sang Mamah.

Mengambil kesempatan menggangu perempuan cantik.

Sebenarnya bukan hanya Jisoo yang Bobby godain. Siapa saja yang cantik dia godain. Jinhwan pake gamis juga Bobby godain.

Dan, selain menjadi Babu sang Mamah serta latihan menjadi fu*k Boy. Maka aktivitas Bobby selama puasa adalah tidur.

Abis Sahur, tidur. Bangun buat Sholat Subuh, tidur lagi. Bangun nanti pas Dzuhur, abis itu tidur lagi. Begitupun dengan Ashar. Hanya Magrib dan Isya yang sepertinya setelah Sholat Bobby tidak tidur lagi.

Iya udah gak apa-apa.

Tidur adalah ibada.

Tbc

NGABUBURIT bareng iKONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang