6. Pagi Penuh Warna

28.8K 584 19
                                    

Sebelum membaca, alangkah baiknya buka puasa terlebih dahulu ya... ✌😅

□■□■□

Mata Damar perlahan-lahan terbuka sempura, saat suara keran shower menguar dipendengaran telinganya.

Bibirnya tersenyum sangat lebar, saat ia melirik kamar mandi berdinding kaca di depan ranjangnya. Disana ada Keira, istrinya yang sedang mandi.

Pemandangan pagi itu membuat Damar menegakan tubuhnya sampai duduk dan bersandar di atas kepala ranjang. Matanya masih menyaksikan kemolekan tubuh Keira di balik dinding kaca tersebut. Meskipun samar-samar. Tapi, Damar menikmati pemandangan pagi yang sangat menyegarkan matanya.

Sampai Keira selesai mandi dan menyelimuti tubuhnya dengan handuk, Damar masih tersenyum dan melihat ke depannya.

Keira pun menggeser pintu kamar mandi seraya mengeringkan rambutnya yang habis keramas. "Pagi, sayang." sambut Damar lembut.

Hal itu membuat Keira tersenyum mendengar sambutan hangat dari Damar. "Pagi juga sayang. Cepetan mandi sana." sahut Keira dan duduk di meja riasnya membelakangi Damar.

"Sayang... sini dulu, kasih aku ciuman pagi dulu." ucap Damar yang dibalas senyum tawa Keira seraya melirik pantulan suaminya dari cermin riasnya.

"Apa semalam belum puas? Bahkan aku tidur sebentar sekali dan sekarang kamu masih mau minta cium?" ucap Keira dengan tersenyum lebarnya.

Damar merajuk seraya memeluk bantal yang ada disisinya. "Yaaah... aku dua bulan puasa, tanpa menyentuh istriku tercinta, karena tidak bisa bertemu. Tapi, saat istriku ada di depanku sendiri, justru aku diacuhkan, hmm."

Mendengar ucapan dari suami keduanya, tentu saja membuat Keira terkekeh dan membalikan badan seraya bersidekap menatap Damar yang tersenyum.

"Hehe... sayang. Kamu kayak anak kecil aja, sih."

"Biarin aja, lagian sama istri sendiri."

"Tapi, istrimu ini punya empat suami, lho. Jadi jangan macem-macem!"

Damar tertawa terbahak-bahak dan duduk bersila diatas ranjang mendengar ucapan Keira barusan. Dengan menampilkan bentuk tubuh dan otot-otot dimana-mana, Damar bersidekap dengan bangganya.

"Meskipun kamu punya empat suami. Tapi, sekarang ini kamu bersama suamimu, sayang. Jadi, kemari dan cium aku." ucap Damar tegas. Namun dengan nada suara yang membuat Keira tersenyum.

"Iya, baiklah, baginda." ucap Keira seraya beranjak dari kursi riasnya dan mendekati Damar yang masih berada diatas ranjang dengan selimut yang menutupi pinggangnya. "Dua bulan tidak bertemu, membuat kamu semakin liar saja, sih. Menyebalkan."

Damar tersenyum kemenangan, karena Keira langsung duduk dipangkuan dan langsung mengecup bibirnya seraya merangkul leher suaminya yang sangat manja, karena tidak menyentuhnya selama dua bulan terakhir.

Mereka berdua memejamkan matanya menikmati ciuman lembut yang Keira berikan kepada Damar. Saat bibir mereka selesai saling bertautan. Mereka berdua membuka matanya perlhan dan saling memandang satu sama lain.

Senyuman di bibir masing-masing mereka berdua, merekah setelah melakukan ciuman pagi yang manis. "Boleh aku minta main satu ronde lagi?" ucap Damar sangat lirih dan dibalas senyuman lebar Keira.

"Kamu belum mandi! Bau!" ucap Keira seraya beranjak dari pangkuan Damar.

Namun, sebelum kaki Keira menyentuh lantai. Damar menyingkap selimuti yang menutupinya dan menarik Keira ke tengah ranjang, mengurungnya seperti tawanan yang jika melawan akan sangat berbahaya, karena posisi Keira sekarang sangat mengundang Damar untuk bisa saja langsung memasukan kejantanannya ke rumahnya.

Five Handsome Husbands ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang