2. Pernyataan Cinta

57.5K 839 64
                                    

Bunyi dering ponsel yang ada di meja itu membuat Keira dan Vano menghentikan santap makan siang mereka.

"Angkatlah, siapa tau penting, sayang." ucap Vano seraya memasukan makanan ke mulutnya dengan garpu.

Keira tersenyum kepada Vano, kemudian mengambil gelas gelas yang ada airnya untuk ia minum. Setelah meminumnya, ia pun meletakab kembali gelasnya ke tempatnya semula dan segera mengambil ponselnya yang sejak tadi berdering.

"Aku angkat dulu sebentar ya."

Vano pun mengangguk dan kembali melanjutkan makan siangnya seraya melihat istri tercintanya sedang berbicara lewat ponsel.

"Dilihat dari manapun, kamu tetap sangat cantik, sayang." gumamnya senang, karena Keira adalah istri tercintanya. Meskipun hubungannya hanya sebatas pernikahannya siri. Tapi, Vano tidak masalah, karena ia mencintai Keira melebihi apapun.

Senyuman dari Keira dari jauh kepada Vano membuat laki-laki tersenyum dan mengangguk.

Tidak lama kemudian, Keira kembali ke meja makan dimana restoran mewah yang mereka pesan bersama Vano.

"Bagaimana ini. Aku ada pertemuan penting dengan klien." seru Keira saat duduk di kursinya kembali.

Vano meneguk minumnya terlebih dahulu, sebelum menjawab ucapan istrinya barusan. "Hmm... ya tentu saja kamu harus kesana."

"Lalu, bagaimana denganmu, sayang?" Keira merasa bersalah, karena harus meninggalkan suami sirinya seperti ini. Apalagi mereka sudah berjanji untuk makan siang hari ini, karena tiga hari terakhir ia sibuk bersama suami pertamanya.

"Tidak apa-apa, kok. Lagian nanti sore, aku ada gladi bersih untuk pembukaan fashion show untuk besok siang."

"Tapi, sayang...."

"Sudah, gak papa kok. Kamu cepetan sana. Jangan sampai kena macet. Soalnya jam makan siang sudah selesai, hehe."

"Maafkan aku ya, sayang. Nanti aku akan memberikan kamu hadian besok, setelah acara fashion show selesai."

Wajah Vano semakin berseri saat mendengar ucapan yang Keira katakan. "Waaaw... oke, aku tunggu hadiahnya."

Angguk Keira pelan seraya tersenyum. "Hmm... aku pergi dulu ya."

"Hati-hati dijalan, sayang."

"Iya."

Keira pun mengecup pipi Vano dan pergi meninggalkan suami sirinya sendirian di restoran tersebut.

□■□■□

Seseorang yang saat ini tengah membaca buku di cafe yang bertema perpustakaan itu, sedang menunggu di meja paling ujung dan sunyi.

Matanya melirik saat Keira masuk dengan berkas-berkas yang biasa dibawanya saat melakukan pertemuan dengannya.

"Maaf lama. Jalanan macet, karena jam makan siang sudah selesai." ucap Keira dengan nada terputus-putus. Apa yang Keira ucapkan itu masih diperhatikam oleh laki-laki bermata coklat yang masih memegang buku di tangannya. "Boleh saya duduk?"

"Tentu."

"Terimakasih, Tio."

Tio, laki-laki yang di sebut Keira ini, adalah rekan bisnisnya yang tampan, dengan penampilan hot sama seperti Vano. Laki-laki yang mempunyai karir yang cemerlang dan banyak usaha cafe beraneka tema itu menjamur dipenjuru daerah.

"Baiklah, kita mulai saja meeting kita kali ini, Tio."

Keira meletakan tasnya di kursi sebelahnya dan akan bersiap melakukan pertemuan seperti biasanya. Namun, kali ini Tio menghubungi Keira bukan untuk membicarakan bisnis atau apapun yang menyangkus kepentingan pekerjaan.

Five Handsome Husbands ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang