Seorang laki-laki tampan dengan tinggi diatas rata-rata berjalan seperti layaknya model profesional melintasi area bandara.
Banyak pasangan mata melihat kegagahan laki-laki tersebut sambil membawa koper yang ia bawa. Ia mencari seseorang yang akan menyambutnya di bandara tersebut.
Kaos putih polos yang ia kenakan, memperlihatkan bentuk fisik yang sangat menggoda untuk dipegang oleh kaum hawa. Kaca mata hitam yang melekat di hidung mancungnya itu pun akhirnya ia buka dan meletakan di sela kaos putih polosnya, saat matanya melihat siapa yang melambaikan tangannya dari kejauhan sana.
Senyuman lebar dengan lesung pipit langsung tercetak jelas di wajahnya. Saat melangkah mendekati wanita tersebut.
"Halo sayang... sudah sangat lama sekali kita tidak bertemu." ucapnya dengan nada berat, lalu ia langsung memeluk si wanita tersebut.
"Suruh siapa kamu menjadi relawan dokter di daerah berkonflik seperti itu!" ucap Keira sebal dan bahagia saat suami keduanya akhirnya pulang. "Kamu mau pamer bentuk tubuh kamu pada wanita-wanita itu ya?"
Keira langsung melepaskan pelukannya dan mendongak menatap suaminya yang hanya tersenyum melihatkan deretan gigi putih yang sangat rapih kepadamya.
"Haha... sayang. Aku baru saja pulang, jangan dijutekin begitulah." ucapnya merajuk dengan tawa pelannya.
Keira pun tersenyum dan langsung memeluk lengan suaminya. "Yasudah, deh. Kita pulang dulu ya. Sepertinya kamu sangat capek sekali."
Sambil berjalan, mereka berdua masih mengobrol apapun selama mereka tidak bertemu, karena suami Keira yang kedua ini ikut menjadi dokter relawan di negara berkonflik.
"Rasa capek aku langsung hilang setiap kali melihat kamu, sayang, hehe."
"Gombal butut." seru Keira cepat dan mencubit perut keras suaminya.
"Haha...."
Kaum hawa yang melihat interasi laki-laki tampan itu dengan seorang wanita dan sesekali bercanda, membuat para penonton langsung kecewa, karena stok laki-laki tampan berkurang.
Bagi kaum jomblo akut, semakin merana. Akibat stok laki-laki tampan itu dimiliki Keira.
□■□■□
Didepan gerbang rumah yang cukup mewah, Keira menekan remot untuk membuka gerbang supaya terbuka.
Laki-laki yang sedang memperhatikan Keira sejak dari bandara sampai di rumah itu hanya bisa tersenyum saja. Membuat Keira, menoleh dan mengerutkan keningnya bingung.
"Kamu kenapa sih? Dari tadi lihatin aku terus." ucap Keira seraya melajukan mobilnya kembali saat gerbang rumahnya sudah terbuka.
"Gak papa, kok. Aku kangen aja, dua bulan gak bertemu kamu, hehe."
Keira berdecak sebal akan rayuan gombal suaminya. "Disana, apakah kamu menggombalin pasien mu, Pak Dokter tampan, hmm?"
Suami Keira itu sontak langsung tertawa terbahal-bahak mendengar ucapan Keira barusan. "Haha... sayang. Kok kamu ngomongnya begiti, sih? Kalau kamu tau, aku disana ngapain aja. Kamu pasti akan langsung minta pulang secepatnya. Boro-boro merayu. Justru kamulah yang selalu aku rayu, istriku."
Keira tersenyum tipis, percaya akan ucapan suami keduanya ini. Apalagi betapa cintanya laki-laki ini kepadanya, sampai rela mau menjadi suami keduanya.
"Iya, iya Pak Dokter. Sekarang kita sudah sampai. Cepetan keluar." ucap Keira seraya membuka pintu mobilnya.
"Siap, Bu Boss, hehe."
KAMU SEDANG MEMBACA
Five Handsome Husbands ✅
General FictionWARNING!!!🚫 ⛔Sebagian Part Diihapus!!!⛔ Tersedia di Playstore & Play Books!! [Bijaklah dalam membaca] PLAGIAT DILARANG MENDEKAT ⛔ ----------------------------------- FIVE HANDSOME HUSBANDS © 2020 Written || W a n d a n i e l 2 5