Andaikan kalau aku tau..
Bahwa kehidupan di pesantren itu tidaklah indah seperti yang ada di televisi.
Tapi, ku berusaha yakin akan keputusan yang telah aku ambil karena kutahu ini merupakan pilihan yang tepat bagiku.
Walau memang bersekolah disini aku akan bertemu banyak orang entah dari desa yang sama, atau daerah mana pun itu. Sikap berbagai rupa pun akan ku temui pada dunia pesantren ini.
Perlahan aku coba mengetuk pintu hatiku.
Wahai hatiku.. kita bergembira kembali yuk seperti semula. Anggap saja kau sedang menuju pintu kebahagian yang nantinya akan kau petik untuk dirimu sendiri.
Wahai hati...
Jangan bersedih lagi yaa...
Aku yakin... aku bisa bersekolah ditempat yang jauh dari keluarga. Aku takkan menyesal bersekolah disini.Akan ku tunjukkan pada kedua orang tuaku bahwa aku akan bersungguh-sungguh bersekolah ditempat ini.
Air mataku mungkin selalu mengalir. Ketika malam hari tiba... Aku selalu bersembunyi dibalik selimutku untuk menangis. Orang-orang disekitarku mengira ku sudah tertidur. Padahal aku belum tertidur. Aku selalu rindu keluargaku. Ternyata begini rasanya jauh dari keluarga.
Waktu akan terus berjalan. Jadi, tenanglah hati akan ada yang indah di depan mata.
Begitulah nada hatiku bersuara...
Dan pikiranku mencoba untuk selalu dapat tenang. Lalu wajahku ku tutupi selalu dengan senyuman. Karena tangisanku tak perlu ku tunjukkan kan pada semua orang?
KAMU SEDANG MEMBACA
Kebohongan Dibalik Senyumanku
Teen FictionHidupku berasa di sebuah tekanan. Iya aku memang bodoh, anak yang menyusahkan, tidak berpikiran panjang. Silahkan bandingkan aku dengan anak-anak yang lain. Aku tak berhak untuk hidup. Apa harus semua itu diawali dengan sebuah emosional? Ya, aku hid...