Bagian 01

27 5 0
                                    

SELAMAT DATANG!
CUKUP BERSANTAI DAN IKUTI SAJA ALURNYA.
KALO KALIAN NEMU TYPO, JANGAN LUPA BUAT COMMENT!

OKE, HAPPY READING!

.

.

.

🌵🌵🌵

     Gue udah di depan rumah lo.”

     “Oke, oke.” Lalu Nayara segera mengambil sweater tipisnya dan langsung berlari keluar kamarnya dengan tergesa.

     “Bi, kalo Mama udah pulang, bilang aja aku lagi ke Minimarket.” Ucap Nayara lalu berlari keluar rumah dan segera menaiki mobil putih itu yang segera melaju cepat membelah jalan raya.

     “Dimana Flo?” Tanya Luchie sembari melajukan mobil putihnya.

     “Dia di club.” Jawabnya.

     “APA?!” Teriak Luchie, lalu mempercepat laju mobilnya, yang Nayara lakukan hanyalah memejamkan mata, berpegangan erat, dan berdo'a dalam hati. Semoga saja dia masih bisa melihat matahari terbit besok pagi.

     Ckit!

     Luchie dan Nayara segera turun dari mobil saat tiba di tempat ramai pengunjung itu. Perempuan-perempuan cantik berbaju ketat terlihat hilir mudik di ruangan itu. Sedangkan dirinya dan Luchie malah kikuk saat berjalan akan memasukinya. Lihat saja, dirinya terlihat seperti orang salah tempat dengan baju kaos berbalut sweater tipis dan celana tidur, bersandal jepit, dan rambut terurai yang acak-acakan. Sedangkan Luchie, dia memakai piyama tidur, rambut yang separuh terikat, sisa-sisa krim masker malamnya yang masih menempel di jidat, dan sandal karakter dengan kepala doraemon besar di depannya. Jika situasinya lebih baik, mungkin dirinya akan puas menertawakan Luchie.

     Baru saja selangkah memasukinya, suara musik terdengar sangat memekakan telinga, bau alkohol yang menyengat juga sangat mendominasi ruangan pengap itu.

     “Flo!” Panggil Nayara diantara orang-orang yang menari dan meliuk-liukan tubuhnya di area dance floor.

     “Suara lo gak akan kedengaran!” Ucap Luchie setengah berteriak.

     “Flo?!”

     “Suara lo gak a—”

     “Bukan. Itu Flo, kan?!” Lantas Luchie ikut menoleh pada jari telunjuk Nayara yang terangkat. Dengan cepat dia menarik tangan Nayara dan berlari mendekati gadis yang tampak kacau itu.

     “Flowerina!” Panggil Nayara sembari mengguncang bahu gadis berambut gelombang itu. Sontak dia menoleh dan terkejut bukan main. Bagaimana mereka bisa tau?

     “L-lo berdua? K-kalian...” Lalu Nayara segera memeluknya dan disusul oleh Luchie.

     “Maafin gue... hiks.” Flowerina mulai terisak lalu balas memeluk Nayara dan Luchie tak kalah erat.

Despedida (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang