Bagian 03

23 6 0
                                    

SELAMAT DATANG!
SANTAI DAN NIKMATI ALURNYA, OKE? OKEEE!
KALO KALIAN NEMU TYPO, LANGSUNG AJA COMMENT!

SO, HAPPY READING!

.

.

.

🌵🌵🌵

Pukul 08:40. Suasana gelap dan horor menyelimuti Nayara yang berjalan pelan menyusuri koridor. Setitik cahaya dari blitz HP lah yang menjadi satu-satunya pencahayaan di koridor gelap itu.

Keringat dingin menetes tanpa jeda, terutama pada bagian kening dan punggungnya. Sembari berpegangan pada dinding, Nayara berjalan pelan dengan sesekali berhenti untuk menghela nafas dan menetralkan rasa sakit di sekujur tubuhnya. Setiap kakinya melangkah, rasa ngilu di bagian perutnya selalu mendominasi. Tubuhnya mulai terasa lemas dan menggigil, padahal ini baru saja setengah perjalanan menuju gerbang, namun rasanya dia tidak akan sanggup dan energinya mulai terkuras habis.

Apalagi saat Nayara di toilet. Berusaha berdiri dengan berpegangan pada keran dan berkali-kali jatuh, membuat rasa sakitnya menjadi dua kali lipat. Dan hingga akhirnya cewek itu bisa bangkit sempurna walaupun masih berpegangan, mengganti bajunya dengan susah payah dan sesekali terhenti, menghabiskan waktu 1 jam lebih hanya untuk mengganti baju seragamnya. Beruntungnya dia membawa baju olahraga karena hari ini ada jadwal olahraga, dia juga beruntung dengan membawa sweater rajut, jika tidak entah bagaimana dia akan pulang.

Brakkk!

Bulu kuduk Nayara meremang dan dia memejamkan matanya. Ini adalah suara ketiga yang dia dengar dari arah belakang, seperti suara pintu ditutup kencang. Selain rasa sakit nan ngilu di sekujur tubuhnya, suara-suara aneh juga sedari tadi turut mengiringi langkah kakinya. Tidak heran memang, mengingat ini sudah malam hari, tentunya suara-suara aneh seperti itu tidak akan asing.

Setelah melewati deretan kelas, kini dia tiba di depan ruangan lapang basket indoor dengan cahaya lampu yang terang benderang, berbeda dengan ruangan-ruangan sebelumnya yang remang-remang dan terkesan horor.

Nayara enggan menoleh ke ruangan terang itu, dia hanya fokus ke depan, ingin segera tiba di depan gerbang dan pulang ke rumahnya, lantas bermesraan dengan benda empuk di kamarnya. Namun, suara-suara aneh kini kembali terdengar, dia lagi-lagi memejamkan matanya dan menghentikan langkahnya. Sebenarnya, dia sangat enggan untuk menoleh, berbagai wujud sosok hantu di film-film horor selalu saja melintas di otaknya, membayangkan hal-hal terburuknya, tapi entah kenapa dia sangat penasaran dengan suara bola memantul itu.

Duk!

Duk!

Duk!

Mata Nayara membulat sempurna, dia membekap mulutnya yang terbuka saking terkejutnya. Jika tadi yang dia dengar hanya sebatas suara, kini dia melihat wujudnya. Seorang cowok berseragam SMA Angkasa-eh, ralat. Seorang 'setan' berseragam SMA Angkasa membelakanginya dengan bola oranye yang dipantulkan ke lantai dengan irama tetap.

Tangan Nayara bergetar hebat, jantungnya berdetak tak karuan, kakinyapun mulai terasa lemas. Rasanya dia ingin berlari secepatnya dari sini. Namun entah kenapa dia malah penasaran, ingin membuktikan apakah itu hantu atau memang benar-benar manusia.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 30, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Despedida (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang