BAB 3

12 4 3
                                    

JUDUL CERITA
Kasih Sayang Anak dan Ibu

Tok tok tok !

Queen berhenti tertawa, ia dan pria itu saling tatap, lalu melihat pintu kamar Queen yang diketok-ketok.

"Sayang, tadi ada apa ?? Kok kamu teriak histeris gitu ??" Itu Elis, ia tadi sedang memasak di dapur. Kamar Elis yang tak kedap suara itu sudah jelas menjadi alasan mengapa Elis dapat mendengar putrinya berteriak.

"Aduh, kamarnya kok dikunci ?" Queen mendengar bahwa Elis tak berhasil masuk karena pintunya dikunci. Ia ingat saat ia masuk, ia menguncinya. Queen sedikit lega akan hal itu, karena jika Elis melihat ada seorang pria di kamarnya, pasti ia akan diintrogasi terang-terangan.

"Dimana aku menaruh kunci cadangan ya ?" Queen terkejut, ia benar-benar lupa jika Elis memegang semua kunci cadangan di rumah ini. Queen menatap kembali pria itu yang terlihat kebingungan.

"Sembunyi !" bisik Queen pelan, tapi masih bisa terdengar oleh pria aneh itu.

Ceklek ! Kunci pintu berhasil dibuka, Elis membuka pintu itu perlahan. Queen terlihat pucat, bagaimana caranya ia menyembunyikan pria itu. Ia berpikir keras di otaknya. 'Ah, ya ! Di kamar mandi !!' Ia menuntut untuk kembali menatap pria itu dan mengatakannya, tetapi justru ia tak menemukan pria itu dimana pun dan sayangnya sebelum Queen berhasil menemukan pria itu, pintu kamar nya telah terbuka sempurna.

"Queen, tadi kamu kenapa teriak-teriak sih ?? Mama denger, loh." Queen menelan air ludahnya, saat melihat cincin yang tadi ia lempar terlihat jelas di atas karpet, ia langsung mengambil nya secepat kilat. "Ah, tadi itu ada.. cicak, Ma ! Iya, ada cicak !" jelas Queen mengada-ada. "Tadi, Queen lagi keramas, terus pas selesai Queen lihat ada cicak di karpet jadinya Queen teriak." Elis menganggguk paham, ia tahu jika Queen phobia dengan cicak, sebab itu ia mempercayai penjelasan putrinya.

"Ya udah ! Sekarang kamu ganti baju dulu, ya ! Nanti, tolongin Mama masak di dapur biar kamu nggak takut lagi. Oke ?" Queen menganggguk, Elis tersenyum dan segera meninggalkan kamar putrinya.

"Ah, akhirnya." Queen bernafas lega. Ia mencari-cari pria tadi, dan tak menemukannya. 'Apa mungkin dia udah duluan ke kamar mandi tadi ??' Queen berjalan menuju kamar mandi sambil menggenggam cincin itu. "Hei ! Kamu bisa keluar sekarang !" seru Queen saat membuka pintu kamar mandi dengan tak ada satupun orang di sana. 'Kemana dia ??' 

Karena kejadian tadi, Queen yang biasanya selalu berpikir positif sedikit berpikir negatif saat ini. 'Atau jangan-jangan yang tadi itu.. hantu ?!' Saat pikiran itu menggerogoti otaknya, ia buru-buru mengganti pakaian dan mengeringkan rambut basahnya, lalu beranjak pergi ke dapur. Ia meninggal cincinnya begitu saja di meja rias, lagi.

****

Ceklek ! Queen menutup pintu kamarnya dari luar. Queen tidak ingin masuk ke kamar dulu untuk saat ini—ia takut.

"Queen, sini !" Yang dipanggil melihat, Elis tengah menanti putrinya di dapur. Queen berjalan ke arah dapur dengan senang hati, walau ia tak tahu apa yang akan ia lakukan bersama Ibunya di dapur.

"Kamu masak sama Mama, ya ?" tanya Elis. Queen membulatkan matanya, tak biasa jika Elis mengajaknya masak bersama. "Masak sama-sama ?" tanya Queen lagi ragu-ragu. Elis mengangguk, "Iya."

Sebelumnya Queen tak pernah memasak bersama-sama dengan Elis walau ia begitu ahli dalam memasak, mengingat ia adalah seorang pegawai restoran. Queen sadar jika ia terlalu sibuk, sehingga jarang menghabiskan waktu bersama Elis, bahkan di hari Minggu—biasanya di hari Minggu, Queen akan ke pasar atau sekedar bermain bersama Key.

Am I Lucky? ( ON-HOLD )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang