now playing
How Can I Love The Heartbreak, You're The One I Love - AKMU
bima ngebut kek orang kesetanan.
setelah dapet telfon dari bunda dan bilang kalo kertas rules pernikahan mereka ditemuin, pikiran bima langsung kacau. pasti ortunya marah dan kecewa, karena tau kalo pernikahan yang mereka rencanakan untuk anaknya malah dibuat mainan.
sedangkan gita yang duduk di boncengan juga ngga kalah kacau. dia meluk bima erat, antara takut jatoh dari motor atau takut kehilangan bima.
mereka berdua bener-bener kalut sama pikirannya masing-masing.
sambil terus menambah kecepatan, bima mengelus pergelangan tangan gita yang melingkar di perutnya.
"semuanya bakal baik-baik aja" bisiknya.
setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang, akhirnya mereka pun sampai di kediaman orang tua bima. gita narik nafas susah payah. untuk kedua kalinya dia dateng kesini, tapi dengan suasana yang berbeda.
dengan keberanian yang tersisa, mereka pun melangkah memasuki rumah. dan baru aja nyampe di ruang tamu, bima udah disambut sama tamparan dari ayahnya.
gita membeku melihatnya.
"ini apa hah? apa bim???" bentak ayah bima sambil mengangkat secarik kertas berisi rules yang dibuat bima dan gita sebelum mereka setuju menikah waktu itu
bima hanya diam, ia meneguk ludahnya susah payah saat melihat kertas itu disobek hingga tak berbentuk.
"bisa-bisanya kamu anggep sebuah pernikahan sebagai lelucon" ayah memijit pelipisnya frustasi
"kamu tau? cara kamu yang kayak gini ga cuma kecewain ayah dan bunda, tapi juga orang tua gita. keluarga besar kita juga..."
bima membisu, dia melirik bunda nya yang menangis di balik punggung sang ayah.
hatinya mendadak remuk.
"dan kamu..." sekarang ayah bima beralih menatap gita
"saya akan bicarakan semua ini dengan orang tua kamu, dan akan membahas perpisahan kalian"
gita dan bima kompak mendelik. apa? perpisahan?
"tapi yah-"
"kenapa? bukankah kalian tidak menginginkan pernikahan ini? lalu untuk apa mempertahankannya?"
kalimat dari ayah tadi seolah memberi tamparan keras bagi bima dan gita. keduanya hanya mampu membisu.
ayah benar. bukankah ini yang diinginkan bima dan gita? bukankah mereka seharusnya bahagia? karena sebentar lagi berpisah?
tapi, kenapa rasanya ga terima? kenapa?
•••
setelah kejadian tadi, gita dan bima pulang ke apartemen. sepanjang perjalanan, ga ada satupun dari mereka yang buka suara. padahal biasanya bacot banget ga ada abisnya.
saat di apartemen pun sama. hening. bahkan saat mereka duduk bareng di meja makan sambil nyantap makanan masing-masing, ga ada yang mau natap ataupun ngajak ngomong. padahal tiap hari, kalo lagi makan gini suka berantem cuma gara-gara rebutan telor.
hingga akhirnya, keheningan pun pecah saat gita yang lagi sibuk nyuci piring, tiba-tiba dipeluk bima dari belakang.
"bim-"
"maaf" ucap bima lirih
"maaf kenapa?"
"karena selama ini gue bukan suami yang baik buat lo"
tau ga sih? lutut gita rasanya langsung lemes. dia udah nahan buat ga nangis daritadi, tapi sekarang bima ngehancurin pertahanannya.
"l-lebay lo"
"jangan meluk kek gini ih, gue lagi nyuci piring nih" gita tertawa kecil padahal air matanya ngalir
"ga mau" tolak bima sambil mengeratkan pelukannya
"sebentar aja git, biarin gue meluk lo kek gini sebelum kita pisah..."
entah kenapa tiba-tiba kata 'pisah' jadi nyakitin banget buat gita. bahkan saat dia putus sama jeno rasanya ga sesakit ini.
sebenernya ada apa?
ada apa diantara mereka?
selesai nyuci piring, gita pun balik badan dan natap bima. ga ada senyum konyol di wajah cowok itu seperti biasanya. hanya ada tatapan sendu.
"ada apa bim? seharusnya kan lo seneng, akhirnya kita bisa pisah... yeyy!" gita berseru, pura-pura keliatan bahagia dan bodoh di waktu yang sama
bima memalingkan mukanya. dia mendengus kasar.
"setelah pisah nanti, kita...." bima menjeda kalimatnya, lalu menarik nafas dalam dan menghembuskannya. seolah ingin mengatakan sesuatu namun tidak jadi.
"...kita masih bisa musuhan kan?" sambung bima pada akhirnya
gita tersenyum getir, lalu mengangguk cepat, "pasti! kan kita musuh abadi"
"janji?" bima mengacungkan kelingkingnya
gita menggigit bibir bawahnya, mencoba menahan tangisnya. entah kenapa dadanya benar-benar sesak saat ini.
setelah menguatkan diri, gadis itu mengaitkan kelingkingnya dengan milik bima, "janji!"
dan malam itu pun berakhir dengan mereka yang tertawa miris. menertawakan takdir yang mempermainkan mereka.
mungkin, dari awal, hubungan mereka memang sebuah kesalahan. dan perasaan yang mulai tumbuh diantara mereka adalah bukti dari kesalahan itu.
jangan timpuk gue plis karena kemaren baru aja gue bikin seneng eh sekarang 🌝
pasti ga ngefeel nih yakan, yakan, yakan?
BUAT YANG LUPA KERTAS RULES NYA BISA DICEK DI CHAPTER: ATURAN MAIN...
next chapter enaknya hari apa yaaa
KAMU SEDANG MEMBACA
Nikah Muda | Beomgyu
Fanfic[ TELAH TERBIT ] Saat teman sekelasmu menjadi teman hidupmu. Highest Rank: #2 in beomgyu #2 in choibeomgyu