🥀07. Jebakan

173 18 7
                                    

LUSSIE UPDATEEEE
Hahaa dari kemaren ada yang nungguin Lussie. Jadi gak tega kalo ceritanya gak di up hari ini 😂

Gimana kabarnya? Udah hari ke-12 kita puasa.  Btw, udah ada yang bolong?

ABSEN KUY!
BUATIN SATU PANTUN BUAT AKU DI KOLOM KOMENTAR. BISA?😆
KITA BALAS-BALASAN PANTUN, GITU😙

LET'S READ!

.

"Gimana sekolah lo?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gimana sekolah lo?"

Lussie mengangkat kepalanya setelah mendengar ucapan Areon yang tentu saja mengarah pada dirinya. Memangnya siapa lagi?

"B aja."

Areon mengangguk lalu mengedikkan bahunya dengan ringan. Lagi, cowok itu menyuap sesendok salad ke dalam mulutnya. "Mau cari sekolah lain?"

Lussie sontak menggeleng cepat. "Gak usah. Gue udah betah di sana," ujarnya disertai cengiran mencurigakan.

"Aneh," gumam Areon. "Tadi bilangnya 'b aja' tapi sekarang bilangnya betah. Gimana, sih?"

Lussie menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal. "Nggak, nggak. Betah banget, kok."

Areon kembali menyuap salad nya yang tersisa setengah. "Bagus, lah. Emang lebih seru di Indonesia juga 'kan ketimbang di Jepang."

Lussie tak menjawab ucapan Reon. Ia kembali fokus pada pasta di depannya. Ucapan Reon sih setengah benar, setengah salah.

"Besok pagi gue mau ke Uzbekistan. Lo gak papa kan kalo ditinggal sendiri?"

Lussie menatap abangnya. Ingin rasanya tak memberikan izin Areon pergi, tapi dia tak boleh egois. Ia terpaksa mengangguk. "Pergi aja. Udah biasa, kok."

Reon tersenyum simpul karena merasakan ketidakikhlasan Lussie untuk mengizinkannya pergi. "Ada Mimi yang nemenin lo. Gak sendiri, kan?"

Lussie mengangguk. Lagi. "Iya, bawel. Pergi aja, gak papa."

•••••••

Lussie terbangun satu jam sebelum jam pelajaran dimulai. Cahaya matahari yang remang-remang memasuki kamarnya dibalik tirai yang sedikit terbuka. Lussie yakin bahwa saat ini pasti Areon sudah pergi ke bandara.

Tapi pagi ini berbeda. Tiba-tiba Areon datang dan melongokan kepalanya dari depan pintu. "Ayo, princess cepat mandi trus siap-siap. Pangeran mau antar putrinya ke sekolah!"

Lussie tertawa kecil. Areon ini ... Benar-benar mengerti dirinya.

"Ayo, nanti telat!" Cerocos Areon tak sabar.

Lussie menggeliat dan berdiri, melangkah menuju kamar mandi dengan langkah yang gontai. "Yang sekolah siapa, sih?"

Areon terkikik. "Jangan ngedumel. Mumpung abang kamu yang baik hati, rajin menabung, dan tak sombong ini mau ngantar tuan putri nya ke sekolah. Kapan lagi coba?"

Beauty and The BOSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang