KESEPAKATAN

82 23 9
                                    

Malam harinya

"Ma, Pa, Luna berangkat dulu ya! Luna sudah di tunggu Della di depan"

"Iya, Nak. Hati- hati." jawab Mama Luna.

Mobil Della melaju dengan kecepatan sedang. Sesampainya di gedung mereka langsung masuk.

"Yuk!" ajak Della.

Selama perjalanan menuju lobby mereka hanya mengobrol ringan.

"Lun, ini bukannya dress yang dari penggemar rahasia kamu ya?"

"Eh! Ini? Ini yang dari pelayan tadi. Awalnya aku mau pakai dressku yang di rumah, tapi Mama bilang dress itu sudah sering kugunakan. Jadi aku berpikir untuk memakainya".
Luna menarik kedua ujung sisi dressnya.

Sesampainya di dalam, Luna dan Della menghampiri teman- temannya.

" Dell, aku ambil minum dulu ya!" Luna berjalan menjauh dari Della dan teman- temannya menuju meja bundar di sisi kanan ruangan.

" SELAMAT MALAM PACAR!"

"Kyaa!!! Kenapa kau seperti setan sih?"

Luna yang terkejut langsung berteriak. Aran yang awalnya ingin mengejutkan Luna justru sama- sama terkejut.

"Aaa!!! Setan! Mana?"

Luna yang melihat tingkah konyol Aran justru tertawa terbahak- bahak.

"Hahaha... Kau itu setannya!" Luna memegangi perutnya.

"Kau cantik saat tertawa," Aran tertawa kecil saat melihat tawa Luna pecah.

Luna menyadari tatapan Aran, "Hei! Hentikan! Kenapa menatapku seperti itu? Aku tidak suka!"

"Tidak, aku hanya senang bisa melihat tawa itu," Aran masih dengan tatapan yang sama.

"Terserah!" jawab Luna kembali dengan mode ketus.

"Untuk calon istri," Aran memberikan buket bunga mawar merah.

'Bunga yang cantik,' Luna.

"Lalu? Kenapa mengatakannya padaku? Berikan saja pada pacarmu," Luna terlihat santai dan tidak peduli.

"Untukmu, kumohon jangan menolaknya!" Aran berlutut.

"Aran! Apa yang kau lakukan? Bangun! Jangan mencoba menjebakku!" Luna mulai tidak suka.

"Memang apa yang aku lakukan? Aku hanya memintamu menerima ini," Aran menyodorkan kembali bunga di tangannya.

'Ini adalah pesta perpisahan. Aku sudah sering berteriak padanya. Kurasa tidak masalah! Toh, ini hanya bunga! Anggap saja tanda perpisahan dari teman,' pikir Luna.

Luna mengambil bunga itu. Ia langsung meninggalkan Aran yang masih berlutut tanpa bersuara.

Luna tidak kembali ke Della dan teman- temannya. Ia menyendiri di taman depan hotel.

'Dell, aku di taman depan. Kalau sudah selesai. Keluarlah segera! Aku sudah mengantuk,' Luna mengirim pesan.

"Hai,"

Seseorang datang, tanpa meminta ijin pria itu langsung duduk di samping Luna.

"Kau tidak ke dalam?" tanya Luna.

"Sudah tadi. Lalu kau? Kenapa disini?"

"Aku bosan"

"Kulihat kau bersama Aran tadi. Apa kalian berpacaran?"

"Tidak, kau tau sendiri Aran. Dia memang suka begitu"

"Tentu saja, satu sekolah juga sudah tahu perjuangan anak itu"

WHATS WRONG WITH LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang