BERKEBUN

45 21 5
                                    

Lagi- lagi Sang Surya bangun lebih pagi dari Luna. Sinarnya sudah masuk melalui celah- celah, memberi peringatan agar Luna mengakhiri mimpi indahnya.

"Engghhh..."
Mata Luna mengerjap menyesuaikan cahaya yang masuk.

Hari ini adalah Hari Minggu. Jika biasanya Luna menghabiskan hari dengan meringkuk di kasur, hari ini Luna ingin menghabiskan hari dengan berkebun.

Luna turun dari ranjang dan bergegas mandi.
Setelah hampir satu jam ia keluar lalu berjalan menuju ruang makan.

"Selamat pagi Ma, Pa"

"Selamat pagi, Sayang," sahut Papa dan Mama Luna bersamaan.

Mereka makan dengan khitmat. Tanpa suara, semua fokus pada makanannya masing- masing.

Karena hari ini libur, Luna dan kedua orangtuanya berkumpul di ruang keluarga untuk sekedar berbincang dan menonton tv.

"Pah, bulan depan kan sudah ada pendaftaran mahasiswa baru, rencananya besok Luna mau coba ke salah satu kampus disini untuk lihat- lihat. Papa mengijinkan?"

"Tentu, Sayang. Mau Papa antar?"

"Tidak, Pa. Luna nanti sama Della"

Drrrtt...

Ponsel Papa Luna berdering.
"Hallo"

"...."

"Kapan?"

"...."

"Baiklah, saya kesana sekarang"

Tuut... Tuut

"Ma, Lun Papa akan ke kantor sebentar. Sepertinya terjadi sesuatu. Kalian baik- baik dirumah, kalau ada apa- apa telpon Papa." Papa Luna meninggalkan rumah setelah mengatakan itu.

Luna dan Mamanya hanya berusaha memahami.
"Sayang, kita jadi berkebun kan?"

"Iya, Ma. Luna mau ganti baju dulu"

----------------
Luna terlihat sedang sibuk dengan gunting besar ditangannya. Sudah sejak 10 menit yang lalu ia memotong rumput- rumput liar yang tumbuh di sekitar kebunnya.

Lain cerita dengan Mama Luna yang sedang asik memetik cabai untuk dimasukan ke dalam keranjang kecil di tangan kirinya.

"Nak, Mama ke dapur dulu ya! Kamu lanjutkan itu lalu tanam dengan bibit ini," ujar Mama Luna sambil menunjuk rumput lalu beralih ke bibit- bibit tanaman buah disampingnya.

Tok... Tok... Tok

Terdengar suara ketukan pintu.
"Luna, tolong buka pintunya!" teriak Mama Luna dari dapur.

"Iya, Ma"

Luna berjalan menuju ruang tamu dan membuka pintu.

"Apa yang kau lakukan disini?" tanya Luna pada tamunya yang ternyata adalah Aran.

"Aku ingin mengajakmu jalan- jalan." Aran menyodorkan setangkai mawar.

"Tidak, aku tidak ingin keluar hari ini. Sebaiknya kau pulang saja." Luna tidak mengambil bunga itu dan hanya melihatnya sebentar.

Luna hendak menutup pintu, tapi Aran menahannya.
"Kenapa kau mengusirku?"

"Aku sedang sibuk"

"Memang apa yang sedang kau lakukan?"

"Aku berkebun hari ini. Jangan menggangguku, pulanglah"

"Luna..." terdengar suara Mama Luna yang mendekat.

"Siapa yang datang? Kok tidak disuruh masuk?"  Mama Luna berdiri di samping Luna.

"Saya Aran, Tante. Pacarnya Luna," mata Luna melotot mendengar ucapan Aran.

WHATS WRONG WITH LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang