Luna melepas paksa tangan Leo dari pinggangnya.
'Kenapa jadi seperti ini sih?! Seharusnya aku senang karena Aran tidak akan menggangguku lagi. Tapi kenapa melihatnya seperti itu membuatku hancur sendiri'Luna semakin dibuat tidak mengerti dengan hatinya.
Ia hanya bisa menunduk tanpa berani menyapa Aran."Kalau sudah, aku pergi. Semoga kencan kalian menyenangkan. Dan kau Luna, aku akan selalu mendukungmu. Berbahagialah selalu," Aran pergi meninggalkan pasangan baru itu.
---------------------------
Luna sudah berada di kamarnya sejak beberapa jam yang lalu. Meskipun hari sudah larut malam, mata Luna tetap terjaga. Ia masih memikirkan kejadian sepulang dari makan malam.Flashback On
Setelah kepergian Aran, Luna dan Leo memutuskan pulang.
"Aku mau pulang," kata Luna ketus."Baiklah, ayo kita pulang!" Leo menggandeng tangan Luna.
Dimobil Luna tidak mengatakan apapun. Ia hanya diam menatap jendela disebelah kirinya.
"Apa yang kau pikirkan?" tanya Leo dengan menggenggam erat tangan Luna.
"Eh! Ti-tidak, aku baik- baik saja" jawab Luna terbata- bata lalu menarik cepat tangannya.
Sebenarnya Luna sendiri juga tidak tahu kenapa ia merasa ada yang aneh dalam hatinya saat melihat wajah Aran yang tampak kecewa tadi.
Tapi ia mencoba kembali sadar bahwa apapun yang terjadi padanya kedepan ia akan menerima. Menjadi pacar Leo adalah keputusannya. Meskipun Luna menjalani tanpa cinta, ia berusaha untuk menjaga dirinya agar tidak mendua.
Tidak lama kemudian mobil berhenti.
"Lun?" Leo mendekat dan melambaikan tangan di depan wajah Luna.Luna tidak bergeming sampai Leo sedikit mengguncangkan bahunya.
"Eh! Ki-kita sudah sampai? Terimakasih sudah mengantar," Luna keluar mobil segera.Melihat Luna tampak gelisah, Leo meraih tangan Luna membuat langkah gadis itu terhenti.
"Apa kau memikirkan Aran?" tanya Leo dengan tatapan tajam.Luna semakin terlihat aneh.
"Apa maksudmu bertanya seperti itu?" tanya Luna."Bukankah kau sendiri yang selama ini selalu menolak Aran? Kenapa sekarang kau terlihat seperti menyesal karena telah bersamaku?" tanya Leo disertai tekanan pada setiap ucapannya.
"Jangan berbicara yang bukan- bukan. Aku baik- baik saja dan aku tidak pernah menyesal atas apapun," jawab Luna meyakinkan.
"Aku tidak akan memaksamu untuk berada disampingku. Kau boleh melakukan apapun yang kau inginkan. Selama itu membuatmu senang, aku senang," ujar Leo lalu meninggalkan Luna.
Flashback Off
Luna teeus berpikir "Apa yang kulakukan sudah benar?"
------------------------------
Pagi ini Luna berencana pergi ke salah satu kampus di kotanya."Ma, Pa Luna berangkat!" pamit Luna pada kedua orangtuanya di ruang makan.
Della sudah menunggunya di depan gerbang.
"Yuk!" ajak Della.Selama perjalanan mereka berbicara santai layaknya teman. Sampai Della bertanya,
"Apa kau berkencan dengan Leo?".Nada suara Della berubah menjadi lebih berat. Ia berbicara dengan penekanan pada setiap kata yang dikeluarkannya.
"Aku sendiri juga masih bingung. Bagaimana menurutmu?" tanya Luna balik.
"Selesaikan dulu urusanmu dengan Aran. Jangan membuat Leo merasa bahwa kau mempermainkannya."
Luna hanya berdehem. Sejak awal tujuan Luna menerima Leo tidak lain adalah untuk terlepas dari Aran.
Mobil berhenti di depan gedung kampus tujuan mereka.
"Lun, Om Pras dimana?" tanya Della."Aku juga tidak tau. Sebentar aku telpon dulu." Luna merogoh saku, mengambil ponselnya.
Di ruangan Om Pras
Luna dan Della memasuki ruangan bernuansa putih itu.
"Selamat pagi, Om," sapa Luna."Pagi, Luna. Kemari, silahkan masuk." Luna dan Della duduk di depan Om Pras.
"Om dengar kamu mau kuliah disini?"
"Iya, Om," jawab Luna sambil tersenyum ramah.
"Kamu bisa mulai dengan mengisi formulir ini, untuk yang lainnya Om akan sampaikan lewat Papamu." Om Pras menyodorkan dua kertas.
"Baik, Om"
-------------------------------------------
Luna dan Della mengelilingi kampus.
"Lihat taman itu! Sepertinya itu akan menjadi tempat favoritku!" ujar Luna sambil menunjuk taman di depannya."Aku setuju, itu memang indah," sahut Della.
Saat mereka berjalan santai tiba- tiba seseorang menabrak Luna dari belakang.
"Hei!" Luna setengah berteriak."Maaf," orang yang menabrak itu meminta maaf lalu meninggalkan Luna.
"Dasar tidak sopan!" hardik Luna.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHATS WRONG WITH LOVE
Romance"Cinta adalah suatu campuran yang aneh dari hal-hal yang bertentangan. Di dalam cinta terkandung kasih sayang dan kemarahan, kegairahan dan kebosanan, kestabilan dan perubahan, pembatasan dan kebebasan. Paradoks cinta yang paling mendasar adalah bah...