Membuatnya Lanjut

31 2 0
                                    

Entah bagaimana Ia dan Deva membuatnya berlanjut.

Luna terlalu berani untuk membuatnya penasaran.

" Sudah lama menunggu?" tanya Deva yang baru saja hadir dihadapannya

"Tidak, tidak masalah untukkku menunggu" Untuk pertama kalinya Luna sangat senang menunggu.

"Bagaimana hari mu?" 

Tanya Deva.

Luna tahu bahwa Deva adalah sosok yang cukup dewasa. Sehingga ia sangat senang dengan pertanyaan yang Deva lontarkan. Berbeda dengannya yang baru berusia 22tahun. Sibuk magang dan mengurus skripsinya. 

"Cukup menyenangkan, menghadiri dosenku untuk judul skripsiku. Lalu menghadiri pers"

"Skripsi dan pers? cukup sibuk. Menunda kelulusan?"

"Tidak. Justru tepat pada waktunya"

"Usia mu? Sekitar 23?"
"Belum. 22"

"Gadis to."

Luna hanya membalasnya dengan senyuman.

"Bagaimana denganmu?"

"Cukup melelahkan. Meladeni keinginan konsep acara yang berubah-ubah"

"Menarik"

"Apa yang menarik?"

"Kegiatanmu, Mas Deva" Senyum Luna. Bakat menggodanya selalu muncul ketika berhadapan dengan pria matang. Bukan tua.

"Mas Deva?" tanya Deva yang mengerutkan kening sambil tersenyum. Tersipu dengan lontaran Luna

"Ayolah, kita sedang diluar pekerjaan"

"Kamu bebas memanggilku sesukamu"

"Bagaimana kehidupan pribadimu?

Sekali lagi Luna tak ada habisnya membuat Deva terkejut dengan pertanyaannya

"Hidup dengan pasanganku."
"Pasangan?"

"Istriku"

"Oh, sial aku menikmati wine dengan suami orang" ujar Luna sambil meneguk wine merah dihadapannya untuk sedikit menenangkannya

"Mengapa? Ada masalah?"

"Tidak. Menarik sekali berbincang dengan suami orang"
"Semua suami orang?"

"Tidak. Hanya kamu" Tatap Luna. Tak lupa dengan senyum manisnya

"sial, yang benar saja kau dirayu seorang gadis Deva"

"Mari kuantar kamu pulang" ajak Deva

"Yang benar saja, kamu mengajak pulang"

"Sudah malam Luna, aku tak mau menanggung resiko membawa gadis keluar malam"

"Bukankah pertemuan ini sudah cukup beresiko?"


"Kau tinggal sendiri disini?" Tanya Deva

"Iya"

"Tinggal dimana orang tua mu?"

"Ibuku bersama suaminya. Sedangkan ayahku, entah. Mungkin sedang menunggu sisa waktu hidupny"

"Oh" Jawab Deva, yang sudah mulai memahami penyebab sikap wanita yang berada disampingnya selalu menantang

"bagaimana denganmu?"

"Aku tinggal bersama istriku. Namun terkadang ia pergi beberapa waktu untuk mengurusi pekerjaanya" 

"sial. apa gunanya aku menjelaskan. Terkesan memberi peluang untuk bertemu dengannya"

"Lalu bagaimana dengan anak-anak?"
"anakku?"

"yap"

"Tidak, aku belum diberi kesempatan untuk itu"

Mobil Deva berhenti tepat didepan rumah sewa Luna.

"Terimakasih atas waktunya" Ujar Deva

Tiba-tiba Luna mengarahkan tangannya pada dada bidang Deva.

"Hubungi aku untuk menemanimu" ujar Luna sambil menatap dalam Deva

Dengan sigap, Deva memegang kepala Luna, mengarahkan bibir mereka untuk saling bertautan.

Luna, membalasnya dengan antusias. Menggerakan lidahnya lebih dulu. 

Membuat Deva semakin merasa tertantang untuk meladeninya. 

Namun tiba-tiba Luna melepaskannya. Dan keluar dari mobil, sambil melambaikan tangan.

Deva yang sedikit kecewa karena harus berhenti dengan aktivitas pendekatannya, hanya bisa membalas melambaikan tangan dan melajukan mobilnya.

"Sial Luna, apa yang kau lakukan dengannya"  umpat Luna, menyadari bahwa tertarik dengan seseorang yang sudah dimiliki.

"Apa maumu Luna" umpat Deva dalam perjalanan pulangnya. Menyadari bahwa dirinya terjebak pada situasi yang tak tepat.


Malam. Deva & LunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang