001

80 31 3
                                    

Pagi ini aku terbangun dari tidur dan berjalan menuju ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhku. Sekarang hari minggu, biasanya setiap weekend aku mengunjungi cafe untuk mengecek perkembangannya. Setelah selesai membersihkan tubuh aku langsung berjalan menuju meja makan untuk sarapan. Pagi ini ayah dan bunda sudah berangkat kerja, pekerjaan mereka begitu sibuk sampai di hari weekend pun masih harus bekerja.

Aku mengambil sehelai roti dan mengoleskannya dengan selai strawberry. Aku anak tunggal di keluarga ini, jujur aku sangat kesepian. Sebenarnya aku sudah sering bilang pada bunda agar aku bisa memiliki adik tapi bunda selalu bilang kalau dia sudah tidak bisa hamil lagi, aku pun tidak tahu apa yang sebenarnya jadi aku hanya mengiyakannya saja.

Dari aku kecil mereka selalu membawaku untuk pindah. Tidak hanya di satu tempat dan tidak hanya sekali tapi berkali-kali, aku sempat heran mengapa ayah dan bunda selalu mengajakku pindah dengan terburu-buru atau selalu dadakan. Ayah bilang kalau aku lahir di china, tapi aku tidak yakin dengan perkataannya. Ayah dan bunda bukan orang asli orang china, bunda asli orang inggris kalau ayah asli orang jerman. Terakhir pindah saat aku lulus SMA sekarang kita tinggal di china karena permintaanku. Tentu saja aku bisa berbahasa china, karena dari aku kecil ayah dan bunda selalu mengajarkannya padaku.

Selesai sarapan aku mengambil tas dan memakai sepatu setelah itu langsung pergi menuju cafe. Hari ini aku menggunakan bus karena cuaca sedang panas jika naik sepeda pasti sangat capek. Karena jarak dari rumahku menuju cafe lumayan jauh. Aku menunggu bus di halte dengan memainkan handphone, aku mengirim pesan pada Clara agar gadis itu datang ke cafe. Clara adalah sahabatku sejak SMP dan SMA, saat kelulusan aku bicara padanya bahwa aku akan kuliah di china tapi saat aku memberitahu padanya dia malah terlihat senang, ternyata dia juga akan berkuliah di sini dan sekarang kita satu kampus.

Saat tiba di cafe aku langsung masuk, saat aku masuk banyak pegawai yang menyapaku, aku menyapanya balik dengan senyuman. Aku langsung berjalan keruangan ku dan memanggil Erika untuk menemui ku di kantor. Erika adalah orang kepercayaan ku untuk menjaga cafe ini, dia temanku juga dia harus bekerja keras untuk menghidupi keluarganya, ayahnya sudah meninggal sedangkan ibunya entah pergi kemana jadi sekarang dia harus menghidupi adik-adiknya yang masih bersekolah.

Tok..tok..tok..

"Masuk." Ujarku, saat pintu terbuka ternyata itu Erika.

"Maaf bu kalau aku lama, ini berkas catatan minggu ini." Ucapnya sambil memberikan setumpukan berkas padaku.

Aku menerima berkas itu, "Sudah berapa kali aku katakan padamu, jangan memanggilku ibu, Erika...kita teman dan kita seumuran." Ujarku sambil melihat berkas yang tadi dia bawa.

"Kau atasanku jika aku hanya memanggilmu dengan nama terasa tidak sopan." Jawabnya.

Aku menatapnya dan tersenyum, "Tidak apa-apa, kau ini temanku Erika jadi jika kau menghormati ku mulai sekarang jangan memanggilku ibu karena aku masih muda." Ujarku.

Dia menganggukkan kepalanya, "Baik bu..ah anu maksudku Rayle." Aku tersenyum geli melihatnya yang sedang gugup, "Ya sudah kau boleh kembali, aku akan melihat berkas ini dulu, tolong suruh pelayan membawakan minuman dan camilan kesini temanku akan datang." Ujarku, dia hanya menganggukkan kepalanya setelah itu keluar dari ruangan ku.

Aku membaca berkas itu dengan teliti sambil menunggu Clara yang sangat lama. Gadis itu memang sangat lelet, saat ada yang mengetuk pintuku aku kira itu dia ternyata pelayan yang mengantarkan pesanan ku. Aku terjolak kaget saat Clara membuka pintu dengan berteriak.

"Beb yuhuuu aku sudah datang." Teriaknya yang langsung duduk pada sofa, aku meliriknya sinis sedangkan dia hanya tertawa.

Gadis gila, batinku

Princess RayleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang