15. NIQAB NADHIRA

71 12 0
                                    

Kamu sangat cantik...
Namun jika auratmu tertutup, pasti lebih cantik!

✨✨✨

Pagi itu aku melihat seorang akhwat yang sangat cantik, namun sayang ia tak menutup auratnya seperti yang diperintahkan dalam ajaran Islam.
Aku mendekati gadis itu dan bertanya padanya

"Assalamualaikum," salamku padanya.

"Waalaikumsalam, siapa ya?" ia terlihat heran melihat ku yang berpakaian tertutup.

"Perkenalkan namaku Alma, kalau kamu?"

"Oh aku Nadhira, kamu anaknya ustadzah Zaina ya?"

Mendengar ucapannya, seketika bibirku tersenyum.  Aku tidak menyangka, bahwa Nadhira mengenali ummi ku.

"Iya, kamu kenal sama ummi?"

Ia tersenyum lepas, "Iya, aku kenal. Karena ummi mu, sahabat ibu ku," 

"Btw, aku kok gak pernah liat kamu ya? Kamu gak sekolah?" lanjutnya.

Aku tersenyum dan menatapnya, "Aku sekolah kok. Tapi, aku sekolahnya sambil mondok. Jadi jarang di rumah."

"Oh gitu ya, kamu mau kemana?" tanyanya.

"Kebetulan aku mau pulang, kalau kamu?"

Ia tertawa malu, "Hehehe, aku sedang mencari angin."

Raut wajahnya sangat lucu. Ia tertawa dengan pipi yang seketika memerah. "Gimana... Kalau kita ke rumah ku? Kebetulan loh, hari ini ummi ku sedang masak banyak."

Mendengar ajakanku, ia hanya terdiam seraya berfikir, "T-tapi... "

"Sudah, tak apa kok. Anggap saja, aku teman lamamu," sahutku menggandeng tangannya.

Saat itu juga ia mengangguk dan tersenyum.

Tanpa menunggu lama, aku dan Nadhira berjalan menuju rumahku yang tak jauh dari sini.

Bisa bertemu dengannya sangatlah menyenangkan. Meskipun aku dan dia belum saling kenal, tetapi tak sedikit pun rasa khawatir muncul tentangnya. Aku yakin, bahwa dia orang baik.

Aku selalu mengingat perkataan ummi, yang mengajariku untuk selalu berpikir husnuzon kepada siapapun.

Saat ini kami berjalan beriringan menuju rumahku. Seraya berjalan, kami membahas banyak sekali pertanyaan. Bertanya mengenai umur, hobi, nama sekolah dan lain sebagainya.
______

Saat sampai dirumah, kedatanganku disambut oleh abbi dan Abang ku. Saat ini,  mereka sedang menservis mobil di halaman depan.

"Loh Nadhira, dari mana nak?" tanya Abi yang seketika menengok.

"Alma habis ke warung, Bi. Beli garam dan cemilan," sahutku seadanya.

Abi tersenyum dan berdiri, "Loh, itukan Nadhira?! Kalian sudah saling kenal?"

"Sudah dong, Bi..."

"Kapan?" tanya Abi dengan wajah heran.

Melihat ekspresi Abi yang seperti itu, sontak aku tertawa, "Hehehe barusan, Bi."

"Yasudah ya, Bi. Aku masuk dulu."

Abi tersenyum seraya mengangguk, "Iya, Nak. Buruan gih masuk! Ummi ada di dapur tuh."

Mendengar ucapan Abi, Nadhira hanya tersenyum dan segera masuk bersamaku.

Ketika aku dan Nadhira berjalan ke dapur, seketika itu juga kmi bertemu dengan ummi dan Ibu ratih (ibunya nadhira).

Cerpen Religi Bulan RamadhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang