13 - Nonton

1.1K 101 20
                                    

"Tak perlu banyak kata, tapi aku dapat memahami mu. Karena satu tindakan akan lebih berarti di banding 1000 perkataan"

-Tiara Ananta-

Tiara pov

Mentari pagi mulai menampakkan sinarnya. Dari dalam jendela kamar aku sudah bisa melihat bahwa hari sudahpagi, aku beranjak dari tempat tidur dan segera masuk ke kamar mandi dan bersiap-siap ke sekolah.

Setelah selesai, aku melangkah turun ke bawah untuk sarapan, di meja makan terlihat mama dan papa yang sedang duduk menyiapkan makanan, terlihat juga kaka ku yang baru selesai merapikan rambutnya dan berjalan ke arah meja makan.

"Berdiri aja ra? Lagi bisulan ya?" Tanya si orang pencari masalah di rumah

"Gak lah, dasar!"

"Udah sini ra makan dulu ntar telat lagi ke sekolah! Ucap mama ku yang sudah duduk rapih.

"Dia lagi bisulan mah, jadi gak bisa duduk!" Seru ka Aldi yang membuat ku kesal dan ingin melempar pulpen yang ku pegang ke wajahnya.

"Maaah! Ka Aldi nyebelin!" Teriak ku yang sedikit memasang wajah marah.

Kemudian aku berjalan menuju meja makan dan segera menghabiskan sarapan ku. Lalu ku lanjutkan dengan meminum jus alpukat.

Hari ini aku berangkat ke sekolah bersama Ka Aldi, karena supir di rumah ku sudah tdk ada lagi jadi aku sering naik motor ke sekolah, atau gak di antar sama kaka paling nyebelin itu.

"Hati-hati ya di jalan!" Teriak mama sebelum kami berangkat. "Tiara nanti pulang nya bareng Nuca aja ya." Lanjut mama ku

Aku sedikit kesal mendengar hal itu, tapi mau tdk mau aku harus mau. Walaupun akhir-akhir ini aku sering pulang bersama Angga.

Sebenarnya ada yang tdk begitu suka melihat aku dekat dengan Angga. Orang itu Nuca entahlah aku tdk paham dengan anak itu, terkadang dia jadi cowo es tapi bisa juga tiba-tiba jadi cowo yg care.

Akhirnya aku sampai di depan pintu gerbang sekolah, aku turun dari mobil sebelum turun kaka ku berulah lagi. Dia malah menyuruh ku untuk selalu dekat dengan Nuca, aku tau alasannya karena nuca anak pintar di sekolah dan pasti dia ingin aku dapat pacar yang seperti nuca.

"Nanti bareng nuca aja terus ra, dia kan anak pinter nanti kamu ketularan pintar juga!"

"Dia nya gak mau dekat sama orang bloon kek aku." Jawab ku jujur tanpa ada hambatan aku menjawab nya.

"Ehh iya juga ya emang lu kan peringkat terakhir mana ad dia suka sama lo? Gue gak pernah liat lo jalan ama dia! Malahan lebih sering ama Angga." Lanjut kaka ku dengan senyum yang menyeramkan.

Aku segera turun dan keluar dari mobil. Aku berjalan menuju lapangan basket, kebetulan kelas ku harus nyebrang lewat lapangan baru bisa sampe dengan cepat ke kelas.

Dari arah yang tidak begitu jauh, aku melihat 2 orang yang sedang berjalan sambil berbincang menuju ke arah kelas-ku. Aku tidak begitu memperhatikan tapi semakin dekat semakin jelas aku melihat kedua nya.

Nucaa - Lini

Mereka berdua berjalan sambil tertawa, aku sedikit senang melihat Nuca tertawa. Pasalnya aku jarang bisa melihat Nuca tertawa seperti itu, tapi ada rasa sakit yang membuat dada ku semakin ingin ku pukul. "Cemburu?" Mungkin itu kata yang bisa ku rasakan saat ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 30, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Touch Your Heart || NucatiaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang