Orang bilang, pertemuan pertama hanya kebetulan. Namun bagaimana caramu menjelaskan pertemuan-pertemuan selanjutnya? Apakah Tuhan campur tangan didalamnya?***
Aiden setelah pulang dari party Doni ia kembali kerumahnya dengan menggenggam erat ponsel wanita itu. Ia meletakkan ponsel itu tepat di atas meja nakas samping kasurnya. Memainkan handphonenya sembari mengechat Doni.
Aiden: bro.
Donnie: what's up?
Aiden: Lo tahu rumah Quila nggak?
Donnie: Lo mau ngapain? ASTAGAAA! Jangan jadi perusak hubungan orang.
Aiden: Lo tahu nggak?
Donnie: mau ngapain sih? Penting amat
Aiden: mau balikin handphone dia.
Donnie: kok bisa ada di lo sih?
Aiden: ketinggalan di atas meja. Jadi lo tahu nggak rumah dia.
Donnie: kalau nggak salah di Tropical garden no 27.
Aiden: thanks.
Donnie: yoi bro.
Setelah itu ia mencoba untuk memejamkan matanya berharap ia bisa tertidur dalam waktu cepat namun nyatanya matanya masih terbuka saat handphone itu tak henti-hentinya mengeluarkan suara notifikasi. Aiden mengambil ponsel itu dan melihat siapa orang yang malam-malam seorang wanita. Di handphone itu tertera nama Nata yang sekaligus menampilkan wajah laki-laki yang ia yakini pacarnya perempuan itu.
"Ck, pacar toh." Ucapnya pada diri sendiri.
Ia tak memperdulikan SMS atau bahkan telepon yang masuk kedalam ponsel itu melainkan iya mulai sibuk dengan jarinya yang mulai mengotak-atik handphone. Aiden bahkan heran dengan perempuan bernama Quila itu, bagaimana bisa ia tak mengunci ponselnya sendiri. Setelah puas dengan kegiatannya pada handphone perempuan itu, ia kembali meletakkannya di atas meja nakas lagi.
Aiden memejamkan matanya untuk menidurkan dirinya yang sampai sekarang masih belum tertidur padahal waktu sudah menunjukkan pukul 02:39 menit namun ia masih betah membuka matanya. Aiden hampir frustasi karena setengah jam ia mencoba untuk tertidur namun matanya tak ingin terpejam. Bagaimana bisa ia tertidur jika kepalanya terisi penuh dengan bayang-bayang perempuan itu. Ia berharap hari esok segera tiba agar ia bisa cepat-cepat mengembalikan handphone wanita itu.
***
Tak terasa waktu berjalan dengan cepat,
Aiden yang tak bisa tertidur itu bahagia karena pagi pun datang menyapa seluruh bumi lagi.Pukul 6:30 Aiden sudah selesai mandi bahkan ia sekarang sudah siap dengan kunci motor yang berada di tangannya. Ia bahkan heran dengan dirinya sendiri yang sangat bersemangat untuk mengembalikan handphone itu. Aiden menyemprotkan parfum andalannya ke tubuhnya tak lupa membiarkan rambutnya berantakan karena ia terlalu malas hanya untuk menyisir rambutnya.
6:45 Aiden sudah berada di atas motornya. Menyalakan mesin motor itu dan memanaskannya setelah memanaskan hampir lima menit barulah ia menjalankan motornya menuju alamat yang diberikan oleh Doni padanya tadi malam. Diperjalanan menuju rumah itu, Aiden membawa motornya dengan kecepatan yang berada di atas rata-rata agar ia bisa lebih cepat sampai di tempat perempuan itu tinggal.
Tak butuh waktu lama Aiden sudah sampai di depan rumah perempuan itu. Aiden seakan merasa beruntung pagi ini, bagaimana tidak saat ia tiba di rumah perempuan itu, Aiden melihat seorang wanita tangan menyirami bunga aster yang bermekaran indah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Soleil lune(HIATUS)
Подростковая литератураJika bulan bisa berbicara pasti ia akan menceritakan tentangmu, tentang kita, tentang bagaimana aku bisa mencintaimu. Quila Aeleasha Manuela Seperti janji matahari di langit senja, meski sempat menghilang sebentar, namun p...