1. Soleil lune

12 4 3
                                        

"Perpisahan tidak sejatinya memisahkan,
Ia hanya memberi jarak untuk
Pertemuan-pertemuan yang lain."

2017

Siang hari di rumah Quila saat ini tengah ramai dengan teman-temannya mau pun teman Nata yang sedang menumpang makan dirumahnya.
Hari ini Nata pacar Quila baru saja pulang setelah memenangkan pertandingan NASCAR di Perancis untuk yang kesekian kalinya. Nata sengaja memilih rumah Quila sebagai tempat berkumpul karena ia tahu rumah Quila selalu sepi dan pastinya lumayan besar untuk dijadikan tempat berkumpul.

Afzal datang bersama dengan Grace yang selalu menempel dimana pun ia berada. Ia datang dengan membawa kotak yang Quila maupun Nata tak tahu apa isinya. "Selamat Brader," Afzal menyalami Nata dengan gaya khas laki-laki keren.

"Apaan nih?" Nata bertanya sambil melirik kotak yang masih dipegang oleh Afzal.

Sadar akan itu Afzal langsung menyodorkan kotak hitam putih yang ia bawa dari rumah. "Sedikit ungkapan selamat."

Nata menerima kotak itu dan memberinya pada Quila. "Makasih ya, bro." Ucap Nata menepuk bahu temannya itu.

Quila meletakkan kotak itu di atas meja ruang tamu rumahnya. Setelah meletakkannya dengan benar Quila kembali mendekati Nata, pacarnya yang sudah menemaninya selama lima tahun terakhir. "Makasih Zal, Grace." Quila tersenyum dengan mereka berdua.

Setelah itu Quila mempersilahkan Afzal dan Grace untuk melakukan apa pun itu dirumahnya. Teman-teman Nata sudah berada disini untuk mengucapkan selamat atas kemenangannya dan juga pastinya numpang makan siang enak yang langsung disiapkan oleh Quila.
Nata sibuk dengan teman-temannya yang berada di taman belakang sedangkan ia masih sibuk menyambut tamu maupun teman-teman Nata yang baru datang.

Della yang menyadari Quila terlihat sangat sibuk lantas mendekati perempuan itu. "Sibuk banget ya?" Tanya Della pelan.

"Enggak kok," Quila mengelap keringat di dahinya yang hampir terjatuh.

"Bohong," Della tak percaya. "Keringat lo aja udah mandi, masa iya lo masih mau bohong." Della memutar bola matanya malas.

Quila berkacak pinggang. "Della sayang, mendingan kamu makan deh, biar diem." Quila kembali mengelap keringatnya.

Bukannya menuruti Della malah menarik lengan Quila untuk mengikutinya. Della mendudukkan Quila tepat dihadapannya. "Nih, lo minum." Della menyodorkan air mineral pada Quila.

Quila mengambil air itu. "Makasih, Del." Quila meneguk air itu hingga sisa setengah. Ia mengelap sisa-sisa air yang menempel di dekat bibirnya dengan punggung tangan.

Ketika Della ingin mengeluarkan suaranya, Nata masuk dengan segerombolan teman-temannya. Nata berjalan kearah Quila yang tengah duduk bersama dengan Della. Setelah sampai Nata menarik Quila agar ia segera berdiri dan tanpa aba-aba ia melingkarkan tangannya di pinggang Quila. Nata menatap Quila lembut seakan-akan Quila adalah benda paling berharga yang ia miliki. Setelah puas memandangi Quila ia beralih menatap teman-temannya. "Guys, gue Nata Ethan Mahatma sengaja mengundang kalian semua untuk menjadi saksi kalau hari ini gue dengan segala kesiapan ingin melamar Quila Aeleasha Manuela." Nata menghentikan ucapannya.

Jantung Quila berdebar untuk menunggu kalimat-kalimat yang akan keluar dari mulut Nata. Ia meremas jarinya yang sudah berkeringat dingin entah karena apa. Nata yang sadar langsung menggenggam jemari Quila sedetik kemudian ia berlutut dengan kotak hitam ditangannya yang berisi cincin dengan model mutiara yang berada di tengah-tengahnya. Nata menatap mata Quila lama, ia berdehem untuk memastikan agar suaranya tidak hilang atau tiba-tiba nyangkut di tenggorokan.
"Quila, aku Nata Ethan ingin mengajak kamu untuk selalu berada di sisiku selamanya. Selama yang kita berdua bisa untuk saling menjaga satu sama lain. Mau kah kamu menerima cincin ini sebagai jawaban kalau kamu sudah siap untuk selalu bersama aku?" Tanya Nata penuh harap.

Soleil lune(HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang