7. Rejection

149 18 10
                                    

Malam itu dikala Minju sudah terlelap tidur, ia menerima sebuah pesan.

'Aku minta maaf untuk yang tadi. Aku harap kau melupakannya dan menganggapnya tidak pernah terjadi.'

Kurang lebih begitulah isinya.

***

"Selamat pagi Minkyu!" sapa Yena yang baru saja memasuki kelas. Padahal banyak anak-anak lain yang sudah datang, tapi perempuan itu hanya menyapa Minkyu, dekatpun tidak.

Minkyu yang berteman tak pandang bulu itu membalas sapaan Yena sambil mengangkat satu tangannya, "Iya, pagi."

Baru saja Yena hendak duduk, tiba-tiba saja seorang laki-laki menerobos masuk dan tak sengaja menyenggolnya hingga sedikit terjungkal. Jika saja dia tak menahan dengan tangannya, Yena mungkin sudah tersungkur di lantai. Ia sedang menahan amarahnya karena ada Minkyu, tapi laki-laki tadi hanya fokus pada tujuannya kemari.

"Kudengar katanya kemarin kau jalan dengannya?" bisik laki-laki itu, namun masih bisa sedikit terdengar oleh Yena. ia perlahan-lahan mendekatkan diri tanpa diketahui keduanya.

"Siapa maksudmu?"

"Aish... Kau pasti tau. Tentu saja dengan Minju Noona."

"Oohh dari mana kau tahu?"

"Itu tidak penting. Bukankah sudah kuperingatkan sebelumnya?"

"Bukan kah aku lebih tua darimu?" balas Minkyu yang tidak menjawab sama sekali. Ia lebih mempermasalahkan sopan santun laki-laki itu yang terpaut 1 tahun lebih muda darinya.

Laki-laki tadi berdecak sebal jika sudah membicarakan usia. Ia akhirnya memutuskan untuk pergi dari pada harus memanggil Minkyu dengan embel-embel 'hyung' dibelakangnya. Tapi sebelum benar-benar menghilang, ia kembali menyembulkan kepala, "Ah maaf, tadi aku tidak sengaja mendorongmu."

Yena ikut berdecak dan tentu saja ia tidak akan memaafkannya begitu saja, "Siapa sih anak kurang ajar itu? kau mengenalnya?"

"Minhee, kau tak mengenalnya? kupikir dia cukup terkenal." Minkyu gak salah, Minhee memang cukup terkenal karena visual dan proporsi tubuhnya yang di atas teman-teman seangkatannya. Hanya saja Yena sudah terlalu buta oleh Minkyu, makanya tidak peduli dengan yang seperti itu.

"Siapa dia sampai seorang Choi Yena harus tahu? gak penting banget," gumam Yena sepeninggalan Minkyu yang entah mau pergi kemana.

***

Minju hari itu entah kenapa ingin berangkat pagi dan sangat terburu-buru.

Sesampainya di depan kelas, ia tak sengaja berpapasan dengan yunseong. Minjupun menyapanya tanpa prasangka apapun, "Selamat pagi!"

Tak mendapat balasan, Minju berhenti sejenak. Sedangkan Yunseong melanjutkan langkahnya tanpa berpaling.

Deg!

Seketika Minju merasa Yunseong mengabaikannya, tapi kenapa? Minju berpikir mereka sudah lebih dekat setelah kejadian-kejadian waktu itu, tapi hal tadi menegaskan seakan-akan Yunseong memberikan batas untuk tidak dilewati Minju.

Keadaan ini sama seperti saat mereka belum saling mengenal sebelumnya, atau bahkan lebih parah. Setidaknya saat itu bukan Yunseong yang menghindarinya, tapi dirinya sendiri.

Mau kesal pun, Minju tidak punya hak untuk minta penjelasan Yunseong. Jadi yang bisa dilakukan Minju hanya mengabaikannya, membuang semua pemikirannya tentang Yunseong, dan kembali menjadi diri sendiri.

Tak berselang lama setelah Minju duduk di kursinya, Minkyu datang menghampiri.

"Ya! apa yang kau lakukan? bukankah tidak nyaman jika kau bertemu dengan Hyewon disini?" kesal Minju begitu ingat dia bahkan menjadi orang ke-3 diantara hubungan orang lain.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 20, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

▶ Dibajak | YunseongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang