Happy Reading!
Hari ini Zena berangkat ke sekolah kesiangan. Ia sampai sekolah tepat saat bel sekolah berbunyi. Zena pun berjalan langsung menuju kelasnya.
"Kok lo tumbenan berangkat siang?" Tanya Agnia sesampainya Zena di kelas.
Zena langsung duduk dan menaruh kepalanya di atas meja. Jujur ia masih sedikit mengantuk. Tidak biasanya Zena seperti ini.
"Gue masih ngantuk banget. Gara-gara cowok yang tadi malem gue jadi ga bisa tidur." Kata zena.
"Yaelah elo mah tidur tinggal tidur, ngapain mikirin tu cowok? Ati-ati keterusan loh."
"Maksudnya?"
Saat mereka berbincang-bincang, guru mata pelajaran pertama masuk ke kelas. Semua murid pun kembali ke tempat duduknya masing-masing.
Semuanya mengikuti pelajaran dengan semangat. Mereka semangat karena sebentar lagi ujian akan diadakan. Mereka termasuk murid-murid yang mementingkan nilai sekali. Bahkan beberapa ada yamg mengikuti banyak les tambahan di luar sekolah.
Tapi Zena tidak. Zena adalah murid berprestasi sejak dulu. Zena tak perlu lagi mengikuti les tambahan, menurutnya pelajaran di sekolah sudah cukup untuk mendapatkan ilmu.
🌵🌵🌵
Beberapa hari kemudian tibalah saatnya ujian berlangsung. Pagi ini semua murid SMA Beneffite sibuk dengan buku masing-masing. Mereka sibuk belajar untuk ujian.
Berbeda dengan Zena dan Agnia. Keduanya malah sibuk mendebatkan tentang universitas yang akan mereka tuju setelah kelulusan.
"Jangan bilang lo bakal nyusul orangtua elo ke LA? Ntar kalo lo pergi, gue sama siapa bego?" Kata Agnia sambil menyentil dahi Zena.
"Apasih bego, gue belom ngomong apa-apa." Balas Zena, yang juga tangannya bergerak menyentil dahi Agnia.
Interaksi keduanya tak lepas dari guru pengawas yang akan masuk keruang kelasnya.
"Hey kalian ngapain? Masuk kelas sekarang."
Zena dan Agnia pun agak gelagapan dan buru-buru masuk ke kelas.
Ujian pun berlangsung lancar selama empat belas hari. Dan hari yang ditunggu pun akhirnya datang, yaitu pensi. Kelas Zena sudah sepakat tentang siapa yang akan menjadi perwakilan kelas untuk pensi. Dan orang itu Zena.
Nanti malam acara di sekolah akan mulai jam tiga sore. Semua murid SMA Beneffite diliburkan untuk jam pagi. Dan datang sore hari untuk pensi sekolah. Begitupun Zena dan Agnia.
Zena sedikit bingung untuk outfit apa yang akan ia pakai nanti sore. Karena temanya adalah casual look. Sebenarnya gampang saja untuk Zena memakai outfit apapun. Yang jadi masalahnya adalah Zena hanya bingung harus memakai yang mana.
Akhirnya Zena mengajak Agnia pergi ke salah satu mall, mereka akan membeli outfit untuk nanti sore. Karena Zena yang mengajak, jadi Zena yang menjemput Agnia menggunakan mobilnya.
Zena mengendarai mobil dengan santai. Saat Zena sedang membenarkan kaca depan di mobilnya, tiba-tiba setir mobilnya sedikit oleng karena Zena sedikit kehilangan fokus ke jalan. Hingga Zena sadar, spion kiri mobilnya menyenggol spion kanan milik mobil lain.
Zena pun meminggirkan mobilnya ketika mobil yang ia tabrak meminggirkan mobilnya.
"Mampus gue! Gimana ni?" Zena kelabakan dan bingung harus bagaimana. Si pemilik mobil pun akhirnya keluar dari kursi kemudi. Dan Zena terkejut, ternyata orang yang keluar adalah laki-laki yang menabrak dirinya beberapa waktu lalu. Yang Zena siram dengan jus di restoran.
"Astaga. Cowok itu lagi. Sumpah mati gue habis ini." Suara kaca diketuk mengisyaratkan Zena agar segera keluar. Zena pun menuruti dan segera keluar dari mobil. Zena bergerak keluar sambil menutup wajahnya dengan rambut panjangnya. Zena malu.
"Maaf ya, disini saya adalah pihak yang jadi korban. Jadi saya akan minta tanggungjawab dari anda." Kata laki-laki itu pada Zena. Sebenarnya ia sedikit bingung dengan tingkah Zena. Ia mengerutkan dahi.
Zena akhirnya sedikit demi sedikit menyingkirkan rambutnya dan memperlihatkan wajahnya pada laki-laki itu.
"ELO LAGI!?" Laki-laki itupun kaget ketika mendapati wajah cewek yang tempo hari mencari masalah di restoran dengannya.
"Mau lo apa sih? Selalu cari gara-gara sama gue?""Mas, saya beneran ga sengaja tadi. Saya ga tau kalo itu mobil nya mas. Maaf ya mas."
"Halah ngaku aja, lo sengaja kan mau balas dendam karena waktu itu gue nabrak elo?"
"Heh. Gue ga sengaja kali, ga usah sewot dong elo."
"Enak aja, tuh spion mobil gue gimana. Ganti rugi. Maen tabrak aja lo. Ga bisa nyetir ga usah make mobil lo." Omel laki-laki itu pada Zena.
"Gini aja deh, emmm." Zena sedikit berpikir bagaimana ia bisa ganti rugi pada cowok itu. Zena pun menemukan ide cemerlang menurutnya.
"Tapi kan elo waktu itu juga nabrak gue, dan lo ga tanggung jawab lagi, maen pergi aja. Jadi kali ini gue juga ga mau tanggung jawab. Kita anggap aja ini impas gimana?" Zena menanyakan itu sambil alisnya naik turun.
"Gak."
"Ih yaudah, terserah. Gue ga peduli lo setuju apa engga. Gue buru buru. Bye." Zena pun pergi tanpa memedulikan cowok itu.
Akhirnya Zena berhasil kabur dari cowok itu. Untung saja dia tidak mengejar Zena. Jadi ia masih aman.
Zena sampai di depan rumah Agnia dan sudah ada Agnia di depan gerbang rumahnya. Agnia pun segera masuk ke mobil.
"Napa lo kaya habis dikejar setan aja." Kata Agnia begitu melihat Zena.
"Iya, gue habis ketemu setan tadi."
Keduanya pun segera menuju mall karena hari semakin siang. Mereka tak ada waktu lagi jadi harus cepat dan memanfaatkan waktu sebaik mungkin.
Zena dan Agnia sampai di salah satu mall di daerahnya. Zena berjalan dulu untuk segera mencari toko baju. Setelah berjalan-jalan mereka menemukan toko baju yang kekinian. Outfit-oufit di sana pun bagus-bagus. Mereka bergerak ke sana kemari memilih baju yang cocok untuk dress code mereka.
Pilihan Zena pun jatuh pada rok jeans berwarna biru muda. Panjangnya sampai dibawah lutut sedikit. Zena memilih rok itu dan memadukan dengan baju putih, serta akan membeli satu sepatu berwarna putih agar serasi.
Mereka pun sudah mendapatkan semua dan pulang untuk bersiap untuk ke sekolah. Zena lebih dulu mengantar Agnia ke rumahnya. Lalu mengendarai mobilnya menuju rumah.
Sampai rumah jam sudah menunjukkan pukul satu. Zena memilih untuk ke dapur untuk membuat makanan untuk makan siangnya. Kebetulan Zena dan Agnia hanya berbelanja baju tanpa mampir untuk makan siang.
Setelah selesai dengan acara dapur Zena ke kamar untuk segera mandi dan bersiap-siap. Selesai dengan semua kegiatan kamar mandinya Zena duduk di depan meja riasnya. Ia akan sedikit memberikan polesan pada wajahnya.
Zena mengambil bedak dan juga kuas untuk dipakaikan pada wajahnya. Setelah itu mengambil blush on berwana peach untuk dipakai pada pipinya. Hanya tipis tipis agar tidak terlalu menor. Dan terakhir adalah lip tint. Ia mengambil lip tint warna merah dan memakainya tipis agar terlihat natural. Zena pun sudah siap dengan semua. Dari pakaian, makeup, rambut, sepatu.
Zena pun pergi menuju sekolah dengan mobilnya. Sesampainya di sekolah ternyata sekolah sudah ramai murid-murid lainnya. Zena pun masuk menuju ke kelasnya dan mencari sahabatnya, Agnia.
🌵🌵🌵
Don't forget to vote 🖤
KAMU SEDANG MEMBACA
"True Love" | I Trust You
Teen FictionKita ga akan tahu hari esok. Yang kita tahu, kita hanya perlu berusaha, berdoa, dan yakin Tuhan akan berikan yang terbaik untuk hambanya.