09. Kesedihanku

508 20 0
                                    

Sedih itu, ketika orang² yang kita sayangi dan cintai sedang dalam keadaan tidak baik

Pagi ini ada yang membangunkannku, karna jam menunjukkan pukul 5:00 WIB.
"Sinyooo,, ayo bangun sayang" suara itu begitu lembut di telingaku, aku hanya menggeliat dengan malas. Tapi suara itu tidak menyerah untuk terus membuka mataku agar segera mandi.
"Ayo dong raja,,," hingga kata² itu keluar, iya dia ayahku yang sangat aku cintai. Dia selalu memberiku cinta setiap harinya. Tidak ada ayah terbaik di dunia ini kecuali ayahku. Aku pun bangun dari tempat tidur ku,, sambil berjalan keluar kamar dan menuju ke dapur karna mataku masih setengah merem.
"Eee ... Mau kemana sinyo? Kan kamar mandi di sini" tanya ayah yang bingung,
"Kedapurr" jawabku sambil berlalu meninggalkan ayah, sesampainya di dapur aku langsung minum air putih, karna kata ayah kalau pagi² minum air putih kita akan selalu sehat. Tapi tumben di dapur sepi, bunda kemana? Batinku. Aku pun mencari bunda ke tempat cuci baju, tapi nggak ada juga.

"Nyari apa sih nyo?" Tanya ayah, pastilah ayah tau apa yang aku cari karna ayah tidak mau aku kepikiran jadi ayah berusaha mengalihkan perhatian ku.
"Bunda mana ayah?" Tanyaku
"Ada di kamar" jawab ayah.
Aku pun segera mandi dan bersiap-siap dengan seragam sekolah ku. Setelah semuanya rapi aku datang ke ruang makan. Tapi pagi ini yang masak ayah bukan bunda. Ayah sudah memakai Seragam kantor tapi dia rela memasak di dapur untuk ku. Sekali lagi, thanks you ayah, i love you.

"Kok yang masak ayah sih, bunda mana?"tanyaku
"Bunda lagi gag enak badan nyo" jawab ayah.
"Bunda sakit?" Tanyaku, sembari bangkit dari duduk ku, aku kaget bunda sakit, kemaren baik baik aja.
"Ayo makan nyo.."pinta ayah.
"Mau lihat bunda" kataku sedih.
"Makan dulu,, sini ayah suapin biar bunda istirahat, nanti kita  ke bunda. Oke!" jelas ayah.sekali lagi aku katakan ayah ku adalah ayah terbaik di dunia ini.

Aku pun makan di suapin ayah, sambil bercerita dan bercanda, ayah begitu telaten menyuapi ku, sekalipun umurku sudah masuk 15 tahun, tapi ayah tetap menganggap ku baby boynya. Sesekali aku ingin di suapin seperti cece thania dan ayahpun melakukannya. Aku sering minta suapi seperti itu, karna aku waktu kecil tidak pernah dapat perlakuan seperti itu. Aku bersyukur sekali punya ayh dan bunda seperti mereka, mereka malaikat terbaik ku. Aku cuma ingin tuhan selalu jaga mereka. Jangan biar kan mereka sakit sedikitpun.

Aku dan ayah menghampiri bunda kekamar, di sana terlihat kedua princess ku sedang tidur pulas, terlihat juga bunda yang sedang meringkuk di dekat cici dan cece baby.
"Bund, onyo berangkat sekolah dulu ya,"kataku dengan pelan, aku sedih bundaku sakit, semoga tuhan cepat mengambil sakit nya bunda.
"Cepet sembuh bunda" tambahku lagi sambil mencium keningnya dan tak lupa salim juga tentunya.
"Bunda gakpapa onyo,, bunda cuma sakit gigi, kepala bunda pusing, belajar yang rajin ya sinyo sayang" jawab bunda sambil memcium pipiku dan tak lupa pula sambil mengusap kepalaku, mungkin bunda tau apa yg aku pikirkan. Makanya bunda berusaha membuatku tenang. Tak lupa juga, aku mencium kedua princess ku, ayah pun melakukan hal yang sama. Kami pun berangkat menuju kesekolahku. Aku selalu berdoa, tuhan jaga selalu malaikat ² ku itu tuhan, mereka hidupku sekarang, aku tak rela mereka di sakiti oleh siapapun, nyamuk sekali pun. Sekali lagi jaga mereka  untuk ku tuhan.

SIBLING (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang