°° G h e m y °°

14.2K 723 24
                                    

Ghemy, atau lebih tepatnya Ghemy Zouch

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ghemy, atau lebih tepatnya Ghemy Zouch. Oh iya, bacanya Gemi ya bukan Gemay. Karena dulu waktu SD, gurunya sering sekali memanggilnya Gemay. Katanya Ghemy itu bikin gemes jadi selalu dipanggil Gemay. Ya, walaupun sampai sekarang masih banyak sih yang panggil dia Gemay.

Anak pertama yang sering dibilang biasa aja, kalau kata Nata sahabatnya, dirinya itu masih tahap percobaan ayah bundanya jadi hasilnya belum maksimal. Padahal ya, Ghemy itu keren abis apalagi kalau selesai olahraga terus keringetnya kemana-mana. Duh, pasti cewek yang dilewati rasanya pengen ambil tisu ataupun merelakan bajunya untuk mengusap keringat yang menetes itu. Gak nahan pokoknya kalo liat Ghemy keringetan, auranya nambah gimana gitu.

Ghemy itu ketua osis yang paling bagus kinerjanya. Apa yang direncanakan pasti terlaksana. Otaknya mampu memikirkan berbagai cara agar dapat mewujudkan apa yang diinginkan olehnya. Siswa paling pinter disekolah, nilainya selalu bagus gak pernah gak memuaskan. Punya IQ tinggi, sama kaya tinggi badannya.

Tapi jika sudah berurusan dengan pekerjaan tangan, jangan biarkan Ghemy bergabung. Bisa jadi itu hanya akan menambah beban. Hobinya itu merusak barang.

Ghemy itu ceroboh, tingkat akut pula. Entah apa yang dipegang hamir semuanya akan bermasalah. Jadi, jangan biarkan Ghemy memegang barang yang cukup penting.

Anaknya itu percaya diri banget, suka tebar pesona. Apalagi kalo udah senyum, berceceran kemana-mana tuh auranya. Gak ada jaim-jaimnya, gak punya malu selama dia yakin yang dilakukannya gak malu-maluin.

Temennya banyak, tapi yang akrab cuma satu, Adinata. Teman yang merangkap sebagai sepupunya. Ghemy sudah mengenal Nata sejak kecil, walaupun saat sekolah dasar dan SMP mereka tidak bersama. Tapi keduanya sudah sangat akrab layaknya saudara kembar yang berbeda. Wajar saja, mereka sudah berbagi tempat tidur sejak keduanya masih sering ngompol hingga bongsor seperti sekarang.

Tapi anaknya cuek abis, gak perdulian, bodo amatan, terserah deh pokoknya ngikut aja. Yang penting bener dan gak sesat.

Bisa makan apa aja, yang penting makana, gak beracun, dan yang penting bisa dimakan. Suka bikin cheesecake sendiri, katanya kalo beli gak enak. Padahal mah emang dasar dianya aja yang hobi masak. Gak punya alergi atau phobia, semuanya lewat sama Ghemy.

Lumayan nurut dan gak bebal. Kecuali kalo lagi mager tingkat dewa, pasti nyuruh orang lain.

Adeknya dua, yang satu mirip malaikat yang satu titisan iblis. Yang satu bisa disuruh-suruh yang satunya kerjaannya nyuruh mulu, gak pernah nurut sekalipun. Padahal seharusnya adik kan yang menurut pada kakaknya.

Adik pertamanya Nael, yang baiknya kebangetan, gak pernah marah atau berteriak pada dirinya,dan selalu menuruti apa perkataannya. Pokoknya adek idaman lah. Dan yang titisan iblis itu bontotnya, Jean. Kelakuannya mirip sama preman, sok jagoan, banyak musuh, tukang nyuruh, dan gak pernah nurut kalo dibilangin, pokoknya suka suka dia, dan paling gak suka diatur.

Walaupun gitu, Ghemy sayang dua-duanya sama rata. Jarang dibedain, palingan waktu tertentu aja. Tapi kalo dipikir-pikir kedua adiknya itu saling melengkapi. Dari pada nakal berjama'ah, kan lebih baik waras satu.

Dari kecil emang gak terlalu deket sama bundanya, wajar saja wanita yang melahirkannya itu terlalu sibuk dengan pekerjaannya sebagai dokter. Bisa dibilang gak mau berhenti meski punya tiga anak yang masih kecil saat itu. Malah dia lebih akrab sama adik bundanya yang tak lain mamahnya Nata, Aily. Ghemy biasa memanggilnya mama. Wajar saja dari dulu Ghemy memang sudah terlampau sering menginap dirumah sepupunya itu.

Dari bangun tidur, mandi, pakai baju, sarapan, semuanya itu tantenya yang mengurus dari kecil hingga usia tujuh tahunan. Hingga saat usianya menginjak delapan tahun Ghemy sering pulang ke rumahnya sendiri lalu menginap lagi, seperti itu hingga sekarang.

Jadi, saat dia pergi ke rumah Nata. Ghemy sudah menganggap bangunan dua lantai itu rumahnya sendiri, tempat dirinya dibesarkan. Tempat dimana dia menghabiskan masa kecilnya, yang tidak terlalu dekat dengan bundanya.

Berbeda dengan bundanya yang mungkin hanya seminggu sekali berkunjung, katanya sibuk. Ayahnya dulu selalu mengunjunginya setiap malam, bahkan mendongenginya sampai tidur.

Tapi itu dulu, sekarang semuanya berbeda. Setiap hari dia bisa melihat ayah bundanya, hampir setiap hari bertegur sapa. Lambat laun, kecanggungan itu hilang sedikit demi sedikit.

Apalagi mengingat bagaimana bundanya yang begitu memanjakannya sekarang. Ghemy semakin akrab dengan wanita pertamanya itu.

Ditambah jadwal bundanya yang tak sepadat dulu, sehingga memungkinkan adanya waktu luang untuk keluarga. Ya meskipun kadang-kadang juga. Ditambah kelakuan adik-adiknya yang kadang menjadi tontonan gratis.

.
.
.
.
T B C
.
.
.
.
.

Selasa, 23 Mei 2023

Disappear [ ENHYPEN Sunoo ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang