Disappear [ ENHYPEN Sunoo ]

°° J e a n o °°

Dan yang ketiga ada Jean, lebih tepatnya Jeano Zouch. Anak bungsu yang tidak bisa diatur, susah diberi tau, dan selalu merasa dirinya yang paling benar. Membuat kedua orang tuanya hanya bisa mengelus dada, bersabar. Anaknya ini mirip siapa sih.

Dikenal sebagai Junior terpopuler sepanjang masa. Bagaimana tidak, tangannya itu selalu melampai saat melewati sekumpulan prempuan, membuat mereka terpesona.

Intinya idola semua kalangan, baik yang lebih mudah, seumuran dengannya atau bahkan yang lebih tua sekalipun. Jean itu punya proposi tubuh yang sempurna, tinggi dan berisi. Ditambah wajahnya yang sedikit imut tapi dewasa sekaligus membuat semua orang gemas sendiri. Padahal jika dilihat, wajahnya itu tak cocok sama sekali dengan kesan bad boy.

Berbeda dengan Nael, Jean itu bandel, berontak, nakal, dan penyuruh. Berasa jadi babu kalo kata Nael. Intinya mereka itu berbeda atau mungkin sangat. Tapi keduanya memiliki kepopuleran yang sama.

Padahal Ghemy sang kakak adalah ketua osis tapi kenapa urakan. Kalo kata Jean, yang osis itu kakaknya bukan dirinya. Ya suka-suka Jean lah. Toh, yang menanggung malu kakaknya, dia mah biasa saja.

Hampir setiap minggu Jean pasti akan mendapat teguran. Paling tidak masuk BP lalu dapat hukuman, teguran seperti itu tak akan membuat seorang Jeano jera.

Dengan keburukannya itu Jean masih menjadi yang ditunggu saat pertandingan basket. Bahkan dia pernah dilarang bermain basket oleh gurunya. Katanya sekali dia bermain, semua murid prempuan akan keluar kelas dan berteriak memberinya semangat. Rasanya lapangan basket sekolah sudah menyerupai stadion sepak bola. Ramai sekali.

Jean itu pencari masalah, atau lebih tepatnya cari musuh, dia suka sekali memacari seniornya yang sudah mempunyai pacar. Beberapa dari mereka bahkan sudah ada yang memperingatinya, tapi seakan tuli dia tak pernah menanggapinya. Toh, dia tak serius dengan cewe-cewe itu, hanya untuk kesenangannya saja. Ciri-ciri playboy sejati.

Dia tak pernah pacaran lebih dari satu minggu, pasti selalu ada yang berbeda setiap minggunya. Tapi walaupun sudah tau kelakuan Jean yang seperti itu. Mereka masih saja mau jika diajak berpacaran. Berpegang pada prinsip Gak papa, yang penting bisa jalan sama Jean.

Bukan tanpa alasan Jean memiliki sifat seperti ini. Sejak kecil Jean itu sering sendirian, kadang dititipkan atau sengaja ditinggalkan. Padahal dia kan masih kecil saat itu belum besar seperti sekarang.

Jean kecil memang masih tinggal bersama ayah dan bundanya, berbeda dengan kedua kakaknya yang dititipkan. Tapi itu tidak seindah yang dibayangkan, kedua orang tuanya itu benar-benar gila kerja.

Jean sering menunggu mereka di ruang bermain, orang tuanya itu seperti menelantarkannya sendirian. Jean tak terurus, dalam artian tak mendapat perhatian dari ayah bundanya. Dia butuh teman, yang bisa terus bersamanya yang bisa menemaninya.

Apalagi sejak Nael sakit-sakitan, Jean semakin merasa tersingkirkan. Padahal kan dia bungsu. Sudah seharusnya dia yang dimanja, bukan kakaknya itu.

Ya memang sih, saat itu kakaknya sangat membutuhkan kedua orang tuanya, tapi apa sampai melupakan anaknya yang lain.

Jean itu nakal sekali pada Nael, tak terhitung sudah berapa kali Nael terluka karena ulah adik bungsunya itu.

Mulai dari menjatuhkan Nael saat bermain sepeda yang membuat lutut dan sikunya berdarah saat Nael meminjam sepedanya, mendorong Nael ke kolam renang di malam hari saat tidak dibelikan makanan, membuang atau bahkan menyobek buku tugas Nael ketika kakaknya itu tidak mau mengerjakan tugas miliknya.

Jean tak pernah berpikir panjang saat menjahili Nael. Baginya itu sudah biasa dan menjadi kegiatan hari-harinya. Bukanlah sesuatu yang buruk. Toh Nael tak pernah mengadu, begitu juga Ghemy yang tak terlalu perduli jika dirinya berperilaku kurang baik pada Nael.

Jadi, Jean santai saja dalam menghadapi Nael. Toh dirinya lebih kuat dan lebih berkuasa dibanding kakaknya itu.

.
.
.
.
T B C
.
.
.
.

Selasa, 23 Mei 2023