"Kenapa mukamu ditekuk saja dari tadi" tanyanya saat melihat mukaku yang dari tadi memasang raut muka cemberut
"Aku gak suka kalau nii-chan jemput aku di sekolah" ucapku sambil menyilangkan kedua tangan di dadaku.
Sang kaka tertawa geli saat adik perempuan yang dia sayangi merajuk seperti ini.
"Memangnya kenapa kau tidak suka kalau aku menjemputmu ?".
"Iya, pokoknya aku tidak suka aja nii-chan jemput aku ke sekolah, besok besok tidak usah menjemputku kalau aku tidak meminta"
Gun mengalah kali ini untuk tidak memperpanjangnya, dia tidak ingin adiknya semakin merajuk, bisa bisa nanti adiknya tidak mau menemaninya untuk makan hari ini.
"Baiklah tuan putriku, sebagai permintaan maaf, bagaimana kalau nii-chan teraktir makan" Gun memasang muka penuh harap agar adiknya mau menerima permintaannya itu.
Aku memutar bola mataku, memikirkan sejenak tawaran darinya.
Belum juga mulutku menjawab tiba tiba Gun sudah berkata. "sudah mau saja ya, nii-chan teraktir"Mendengar kata teraktir mataku langsung berbinar seakan akan mendapatkan sebuah harta karun yang tersembunyi.
"Baiklah kalau begitu"
Setelah aku menerima tawarannya, Gun melajukan mobilnya membelah jalanan Tokyo sore hari ini.
Gun memakirkan mobilnya setelah kita sampai disebuah restoran cepat saji, aku membaca tulisan yang tertera di depan restoran itu.
"Yoshinoya"
"Kau mau promosi ya ?" tebakku dengan asal.
Gun mengulas senyum tipis, alih alih menjawab pertanyaanku dia malah mengajakku untuk segera masuk ke dalam katanya perut dia sudah sangat lapar. Sesampainya di dalam aku menyapukan pandanganku untuk mencari meja yang kosong, maklum saja suasana resto saat ini cukup ramai pengunjung. Tanpa sadar salah satu pelayan resto menyapa Gun.
"Iwata-san, tumben kemari. Apakah hari ini ada proses pembuatan iklan lagi ?".
"Ah tidak, aku hanya ingin makan saja disini, tapi sepertinya tidak ada meja yang kosong"
"Oh begitu, tapi sepertinya masih ada meja yang kosong di pojok sebelah sana. Sebentar saya coba liat terlebih dahulu" Pelayan itu berjalan menuju meja yang dia katakan tadi untuk memastikan apakah meja itu masih kosong atau sudah ada yang menempati.
Gun menundukan badannya sedikit seraya mengucapkan "Arigato, maaf sudah merepotkan".Syukurlah meja itu ternyata masih kosong, kita pun berjalan menuju meja itu dengan diantar oleh pelayan tadi. Aku mendudukan badanku setelah sampai di meja kita.
"Kau mau makan apa ?" Gun sudah bersiap untuk mengantre makanan di depan.
Aku berpikir sejenak, kira kira menu apa yang enak untuk disantap saat ini. Sepertinya makan beef bowl enak-eh tunggu, tapi aku sudah kebanyakan makan daging dari kemarin, chicken teriyaki juga sepertinya enak untuk disantap saat ini- tapi aku kan sedang mengurangi makanan berminyak.
"Cepatlah kau mau pesan apa, aku sudah lapar nih" keluh Gun seraya mengusap perutnya yang terasa lapar.
"Hehehe... Samakan aja pesananku dengan nii-chan"
Gun mulai antre di depan, antreannya cukup panjang kali ini. Aku mengamati kakak ku dari meja sini, sesekali dia melayani penggemarnya untuk berfoto bersama, ternyata penggemarnya itu sadar kalau ada seorang Takanori Iwata sedang antre di belakangnya. Aku benar benar tidak menyangka memiliki kakak yang sepopuler ini, tapi sayang dia tetap saja masih lajang diusianya yang sudah berkepala tiga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Dream Happiness
FanfictionKumpulan cerita oneshoot anak anak LDH . . Happy Reading