Pagi yang begitu cerah,tapi tidak secerah seperti kehidupannya. Sinar matahari menyelinap masuk ke dalam kamar seorang gadis yang tengah terlelap,yang sedang asik dengan mimpinya.
"Egghhh silaunya",gumamnya sambil menyipitkan matanya.
Ia bangun ia membuka tirai kamarnya dan berjalan menujuh arah balkon kamar. Ia tersenyum melihat indahnya pemandangan kota di pagi hari, dengan udara sejuk yang menyelinap masuk kedalam tubuhnya itu terasa dingin dan hangat. Orang-orang berlalu lalang melanjutkan aktivitasnya di pagi hari. Dengan kesibukkan mereka masing-masing.
Seketika ia tersenyum kecut,ia tidak bisa merasakan melakukan aktivitas diluar sana layaknya orang-orang normal. Seperti sekolah dan berjalan-jalan. Ia harus terus-terusan terkurung di dalam istana yang begitu megah ini sendirian. Ia kesepian.
"Andai aku bisa merasakan dan melakukan aktivitas seperti mereka",gumamnya dalam hati.
Ia berjalan secara gontai menuju kamar mandi. Setelah selesai mandi, ia menuju ke bawah untuk sarapan.
Sesampainya di bawah, ia melihat mamanya yang tengah sarapan.Ia menyusul ke meja makan untuk sarapan yang sudah di siapkan oleh mbok Darmi.
Mbok Darmi adalah asisten rumah tangga di rumah ini. Ia sudah bekerja di rumah ini sejak lama. Tapi dia bekerja cuma dari pagi sampai sore saja. Ia tidak menginap di rumah ini,karna ia jugk punya keluarga yang tidak bisa di tinggal.
Mamanya lagi-lagi tidak menghiraukannya,ia di abaikan begitu saja. Ia sudah terbiasa dengan sikap mamanya yang begitu acuh dan dingin kepadanya.
Ia tidak fokus dengan sarapannya. Ia tidak menyentuh makannya sedikitpun. Ingin rasanya ia bertanya kepada mamanya, mengapa mamanya tidak pernah berubah bahkan ini sudah bertahun-tahun,ia masih saja sama seperti dulu.
Ia memberanikan diri untuk bertanya kepada mamanya.
"Mama",tanyaku dengan gugup.
"Ini sudah bertahun-tahun mama giniin senja,bersikap seperti ini pada senja. Apa yang salah dengan diri senja mah,apa salah senja?",tanyaku dengan mata berkaca-kaca.
Lagi dan lagi mama tetap diam. Ia hanya fokus pada sarapannya dan tidak melihat kearahku. Itu membuatku geram dan sedih.
"Mahh jawab pertanyaan senja maahh,sekali aja mah sekaliii ajaa senja minta mama perduli sama senja, sayang lagi sama senja lihat muka senja mah",tanyaku.
Tak terasa air matanya jatuh membasahi pipinya. Ia tidak tau harus berbuat apa lagi. Percuma saja ia bertanya panjang lebar pada mamanya tetap saja mamanya tidak menjawabnya.
"Terserah mama mau tetap bersikap seperti ini kepada senja. Tapi senja mohon biarkan senja menikmati kehidupan yang normal layaknya orang-orang di luar sana. Senja sudah dewasa. Senja ingin keluar dan menghirup udara di luar sana mah",jawabku dengan penuh penekanan.
"Saya tidak mengizinkan kamu keluar dari rumah ini",jawabnya dengan dingin.
"Kenapa mah, apa mama takut ketauan sama senja tentang kelakuan mama di luar sana",jawabku dengan nada keras
"Jaga ucapanmu",jawabnya sambil meletakan sendok dengan kasar.
"Kalau sampai kamu kelaur selangkah saja dari rumah ini. Saya tidak tau apa yang akan saya perbuat kepadamu",jawabnya dengan pergi meninggalkan ku sendiri di meja makan.
Aku tidak tau apa maksud dari ucapan mama. Aku tidak mengerti mengapa aku di larang keras untuk tidak keluar rumah. Dan apa yang akan dia perbuat kepadaku. Tapi aku tidak perduli. Aku tidak takut lagi. Walaupun bayangan mama selalu ada di pikiranku,aku tidak perduli aku ingin melihat dunia di luar sana.
□□□□
Setelah perdebatannya dengan mamanya. Ia kembali ke kamarnya yang sudah menjadi saksi bisu tangis dan tawanya."Senja kangen papa",gumamku sambil menangis memeluk boneka pemberian papa.
"Papa tau mama masih sama seperti dulu pa. Apa salah senja paa. Coba aja papa masih ada mungkin keadaannya gak kayak gini pa",gumamku
Tangisnya pecah ketika ingat tentang papanya. Ia sangat merindukan papanya. Ingin rasanya memeluknya dengan erat. Ia ingin pergi ketempat makam papanya,tapi ia tidak tau ada dimana. Ia lupa makam papanya dimana. Mamanya tidak pernah lagi mengajaknya kesana.Ia terus menangis hingga tak terasa ia sudah terlelap.
Praaaaaaanggg!!!!
Praaaaaanggg!!!!
Praaaaanggg!!!!
Suara benda jatuh dengan begitu kencang membangunkannya.
"Suara apa itu, ini sudah malam rupanya tidurku terlalu lama",gumamnku
Aku takut untuk turun dan melihat kebawah. Itu seperti benda tajam yang di lempar dengan sengaja ke lantai. Aku memberanikan diri untuk turun kebawah. Aku terkejut dengan apa yang aku lihat sekarang ini. Dan ini baru pertama kalinya aku melihatnya.
"Astagaa mamaaaa",teriakanku dengan histeris.
Ini sungguh kacau pecahan botol bir berserakan kemana-mana. Mama ia sangat kacau,ia mabuk. Darah bercecerah kemana-mana. Aku berlari kearah mama.
"Awwww,Ahhh shiitt",ucapku sambil meringis dan mencabut kaca dari kakiku.
Aku tidak memperdulikan keadaan kakiku yang berdarah. Yang ku perdulikan sekarang adalah mama, ia sudah tidak sadarkan diri entah berapa banyak yang sudah ia minum.
"Mama apa yang terjadi mah,apa yang mama lakukan sampai seperti ini",jawabku sambil menangis
"Aku tidak akan membiarkan dia pergi dariku tidakkk akannn",ocehan mama dengan keras.
Aku tidak memperdulikan ocehannya. Aku membopong mama ke sofa. Aku terus menangis melihat mama seperti ini. Aku membersikan luka-lukanya yang ada di kaki dan tangannya.
"Apa yang terjadi mah",batinku sambil membersikan luka mama.
Aku memandang wajah mama dengan sendu. Wajah yang selama ini tidak berani ku tatap.Aku mencium pipinya dan mengelus wajahnya. Aku merindukan wajahnya yg sedang tertidur,rindu senyumanya.
"Dia milikku,aku tidak akan membiarkan kalian mengambilnya",ocehannya dengan mata yang masih tertutup.
"Mah ini senja mah ada apa mah siapa yang akan di ambil mah",tanyaku dengan mencoba menenangkan mama.
Mama terbangun dan membuka matanya. Ia melihat aku ada di dekatnya ia langsung mendorongku dan menjauh dariku. Aku terkejut dengan dorongannya, air mataku jatuh dadaku sesak mendapatkan perlakuan seperti itu dari mama. Tapi dengan secepatnya aku menyeka air mataku.
"Ngapain kamu ada disini dekat-dekat saya,awwwh",jawabnya dengan sedikit meringis kesakitan di bagian tangan dan kakinya.
"Tadi mama pingsan mama mabuk. Ini semua ulah mama,apa yang mama katakan tadi apa maksudnya",tanyaku dengan muka datar dan penasaran.
"Bukan urusanmu kamu tidak perlu tau dan jangan pernah mencari tau tentang itu", tegasnya sambil melirik kearah kakiku dan pergi meninggalknku ke kamar.
Aku tidak sadar dengan keadaan kakiku sekarang. Kakiku masih mengeluarkan darah dan sudah sedikit membengkak. Dan aku rasa lukaku cukup dalam. Mama hanya melirik kakiku bahkan bertanya saja tidak. Ia malah meninggalkanku begitu saja dengan kekacauan yang telah ia buat. Aku menangis dengan tersedu-sedu rasanya sangat sakit. Aku seperti tidak di anggap oleh mama.
Tiba-tiba terdengar suara ketukkan pintu,aku melirik jam yang sudah menunjukan angka tengah malam. Aku takut ketukkan itu terdengar sangat kencang. Aku tidak sanggup untuk berdiri dan berjalan kakiku sangat sakit. Aku takut siapa yang datang tengah malam begini.
Haii nyengonnn😆jangan lupa komen dan votenya yaakk
Dan jangan pernah bosan nungguin aing up ya😂😂 sokk iyaa terkadang aing sokk merasa si tungguin 😁😁dan typonya maaf ya😆. Ikutin terus kisahnya SENJA nyak☺01 MEI 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
SENJA
Teen Fiction#2 kesunyian 05 MEI 2020 Senja Meyira Ahmad adalah sosok gadis yang kehidupanya tidak bahagia,kebahagiannya hilang setelah kepergian papanya. Mamanya tidak perduli lagi dengannya.Bahkan melihat wajah senja saja ia tidak mau. Ia merasa seperti tahana...