BAGIAN 3

32 7 0
                                    

Tiba-tiba terdengar suara ketukkan pintu,aku melirik jam yang sudah menunjukan angka tengah malam. Aku takut ketukkan itu terdengar sangat kencang. Aku tidak sanggup untuk berdiri dan berjalan kakiku sangat sakit. Aku takut siapa yang datang tengah malam begini.

"Ya tuhan,siapa itu yang datang tengah malam begini,mana mama udah naik keatas lagi",gumamku dengan takut dan mencoba untuk berdiri.

Ketukkan pintunya semakin kuat. Aku memberanikan diri untuk membukanya. Walaupun aku kesusahan untuk berdiri. Aku berjalan tertatih-tatih dengan darah yang masih terus mengalir keluar dari kakiku. Aku terus berjalan untuk membuka pintu,dan aku membawa tongkat bisbol untuk berjaga-jaga mana tau itu orang jahat,aku harus waspada. Walaupun aku tidak akan sanggup melawan jika itu benar-benar penjahat. Aku membuka pintu dan

Ckleeekkk

"Hiyaakkkk,pergi kau penjahat pergi dari rumahku pergiii!! pergii!!",teriakku dengan melayangkan tongkat bisbol dengan keras.

Buuugghhh!!!!

Buuugghhh!!!!

"ehhhhh aduhhh aduhh sakit nona",jawabnya dengan kesakitan.

"Rasaiiin tuu",ucapku dengan terus memukuli orang tersebut.

"Aduhh stop nona,ini saya dokter Kim!!!",teriakkannya yang dengan mencoba menghentikan pukulan dariku.

"Astaga ya ampun anda benar dokter Kim,bukan penjahat kan",jawabku dengan terkejut dan menghentikan pukulan.

Astaga aku sudah berdosa menganiaya dokter pribadiku sendiri. Dokter Kim ia dulu dokter pribadi papaku dan sekarang ia menjadi dokter pribadiku. Pria paruh baya itu meringis kesakitan dengan apa yang telah aku lakukan kepadanya.

"Iya ini saya nona dokter Kim,dokter pribadi anda. Saya kemari karena di suruh oleh nyonya Rinjani ",jawabnya dengan muka kesal.

"Beliau menelfon saya katanya kaki anda terluka",ucapnya lagi.

Aku diam mendengar kata-kata dari dokter Kim. Aku tidak menyangka mama masih perduli denganku,aku tidak tau apakah harus senang apa sedih. Dokter Kim menarik dan membawaku ke sofa. Dia mengecek luka yang ada di kakiku.

"Astaga nona ini lukanya cukup dalam,kita harus menjahitnya. Mungkin agar lebih baik kita kerumah sakit saja,kita bisa...",ucapanya terpotong.

"Tidak usah dibawah kerumah sakit dokter Kim. Lakukan di sini saja",jawab mama dengan muka datar dan kesananya tidak perduli.

Aku melihat ke arah mama yang turun dari tangga. Aku tidak sanggup lagi untuk mengeluarkan kata-kata. Tubuh ini terasa lemas dan kepalaku pusing pandangan ini, terasa gelap dan aku tidak tau lagi apa yang terjadi setelah itu.

Brukkkk

"Nona Senjaa",terikan dokter Kim.

"Sembuhkan lukanya,lakukan di rumah ini saja jangan anda membawanya keluar, anda mengerti dokter Kim!",ucap mama dengan tegas

"Iya,saya mengerti nyonya",ucap dokter Kim.
Dokter Kim membawaku ke dalam kamar. Dia berusaha menyembuhkan luka yang ada di kakiku,dengan alat dan obat seadanya, kebetulan dia tidak membawa obat dengan lengkap.

□□□□

Matahari terbit dengan sejuta cahayanya menyinari bumi ini. Silauan cahayanya membangunkan sosok gadis yang tidak sadarkan diri semalam,akibat peristiwa berat menimpahnya.Perlahan-lahan ia membuka mata. Kepalanya terasa pusing. Pandangannya masih sedikit buram. Ia melihat kakinya yang sudah dalam keadaan diperban. Ia melihat ke arah luar,ternyata ia tidak sadarkan diri sudah cukup lama. Ia melihat kearah meja belajarnya ada makannan dan note dari mbok darmi.

SENJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang