BAGIAN 6

38 3 0
                                    

"Aku janji gak akan ninggalin kamu."

Janji bocah laki-laki yang sudah genap berusia 5 tahun. Bocah itu membuat janji dengan melingkarkan kelingkikngnya dengan kelingking seorang gadis yg usianya lebih mudah darinnya.

"Angan egi,di sini aja anji ya,"ucap sosok gadis belia yang belum fasih dengan berbicaranya.

Mereka berpelukan dengan penuh kasih sayang. Kedua bocah itu saling menyayangi. Mereka akan terikat dan sama-sama saling membutuhkan.

"Ayo kita pergi jangan dekat-dekat dengan dia lagi. Aku peringatkan sekali lagi!!!,"teriakan pria paruh baya itu kepada sosok gadis beliah yang sedang menangis dan memberontak.

"Jangan pisahkan kami kumohon jangannnnnnnn,"terikan bocah laki-laki itu memangis sekencang-kencangnya.

"Jangannnn pergiiii jangannnn"

"Aaaaaaaa hufh hufh hufh,mimpi yang aneh",ucap Alaska dengan menyeka keringat yang membasai wajah tampannya.

Alaska terbangun dalam mimpi buruknya. Ia tidak tau akhir-akhir ini,ia sering mengalami mimpi buruk. Dan selalu saja ia bertemu dengan sosok gadis kecil di dalam mimpinya. Tetapi ia tidak bisa melihat wajah gadis itu dan tidak bisa mengingatnya. Ketika ia mengingatnya akan terasa sakit di bagian kepalanya.

"Siapa dia kenapa dia selalu ada di dalam mimpiku akhir-akhir ini,"batinnya dalam hati.

Ia beranjak dari tempat tidurnya dan menuju ke kamar mandi. Selesai mandi ia bergegas untuk kembali kekos-kosannya. Karena ia libur kuliah. Ia melihat semuannya sudah berada di meja makan untuk sarapan. Ia melihat kakaknya ia menatapnnya dengan tatapan malas. Ada suatu masalah yang membuat Alaska tidak akur dengan kakak laki-lakinya itu. Ya walaupun mereka tidak sedarah. Tetapi kakaknya menyayanginnya

"Al sarapan dulu"ucap mbok Darmi menyuruh putranya.

Sebenarnya ia tidak ingin sarapan. Tetapi mbok Darmi memaksannya. Ia  tidak tega menolaknya. Dan juga ia kangen dengan kedua keponakkan tengilnya itu.

"Sini abang Al yang ganteng,gak kangen apa sama Riri yang comel ini huuh"ucap Riri dengan sedikit menggodannya. Memang mereka berdua memanggil Al dengan sebutan abang. Karena Al sendiri lah yang menyuruhnya. Ia tidak ingin di panggil om itu kesannya terlalu tua buat dia.

"Iya iya bawel"jawab Alaska mencubit kedua pipi Riri.

"Berantem lagi kamu kan"ucap
Sultan

"Mas sudah lah,"sahut Diana.

Alaska memang melarang Diana untuk menceritakan kejadian semalam. Ia tidak ingin membuat khawatir mbok Darmi. Mbok Darmi yang mendengar perkataan putra sulungnnya itu langsung menoleh ke arah Alaska. Dari tadi memang ia tidak menyadari luka yang ada di wajah Alaska.

"Ya ampun muka kamu kenapa Al,kamu berantam lagi hagg,"ucap mbok Darmi mengkhawatirkan putranya itu.

"Hmm engak papa buk kemaren Al jatuh dari motor,Al udah gak papa kok buk"ucap Alaska dengan tersenyum.

"Maafin Al bu udah bohongi ibu"batin Alaska dalam hati.

"Kitaa telat!!!!"ucap serentak Riri dan Rifki.

Teriakkan kedua bocah itu memecahkan suasanan dingin ini. Mereka tau akan terjadi aduh mulut antara ayahnya dengan kakaknya itu.

"Iyudah berangkat sana,hati-hati ya mas bawak mobilnya"ucap Diana menghantarkan suami dan anak-anaknya.

Setelah itu keadaan di rumah mbok Darmi kembali dengan tenang. Dan Alaska juga ingin pergi kekampusnnya. Dan mbok Darmi lagi-lagi membujuk Alaska agar tinggal di sini bersama dengan dia. Ia khawatir dengan anak angkatnnya itu. Tetapi Alaska bersikeras untuk tetap tinggal di kosannya.

SENJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang