12.30
Sudah siang rupanya. Aku segera mencuci tanganku yang berlumur adonan kue.
Ya sekarang aku berjualan kue untuk memenuhi kebutuhan hidupku dengan ayahku. Awalnya aku menolak. Karna itu sungguh terlalu cepat bagiku.
Yang dulunya aku hampir tak pernah ke dapur karna semua makanan yang aku mau pasti akan tersajikan dalam hitungan menit. Dengan rumah yang sangat besar.
Karna ibuku, oh maksudku orang itu yang telah membuat semua kekayaan ayah harus hilang. Dasar pemilik otak licik.
Yang sedikit ku tahu, orang itu tak mencintai ayah. Berkat perjodohan keluarga ayah dan keluarga orang itu.
Membuat orang itu harus berpisah dengan kekasih nya yang sekarang notabene nya adalah suami nya. Suami gelap nya.
"uhuuk uhuukkk...."
"Ayaahh.. Ayah mau apa? Minum? Ini yah"
Aku begitu cemas dengan keadaan ayah yang semakin seperti ini. Tapi aku tak ada cukup uang juga untuk membawa ayah ke rumah sakit."Salsha udah makan nak? Seperti nya dari tadi kamu sibuk menyiapkan jualan"
Tanya ayah dengan mengelus rambut panjangku.
Aku sangat nyaman berada dalam situasi seperti ini.Bersama dengan ayah. Dan aku ingin terus seperti ini.
"Ayah, Salsha ambilkan makan siang ya, Salsha tadi sudah masak terong balado dengan teri sama tempe goreng."
Aku kembali dengan membawa nampan berisi dua piring nasi dan dua gelas air putih. Dan juga segelas minumam jahe.
Aku menyuapi ayah. Dengan lahap nya ayah menghabiskan makanan itu. Aku tersenyum senang
Ayah harus cepet sembuh.
Ucapku dalam hati.Selimut putih aku naikan sampai menutup se dada ayah dan meninggal kan kamar ayah karna ayah sudah tertidur.
Dari dapur aku mendengar ada kegaduhan dari depan rumahku.
Kuintip dari tirai dapur.
"itukan Mas Andi"
Aku mencari celah untuk bisa mendengar percakapan mereka. Tapi hasilnya nihil.Sebaiknya aku segera melanjutkan membuat kue untuk dijual besok.
"Salshaaaa....."
Teriak an itu tertuju padaku. Segerakan aku membersihkan tangan dan mengaca. Mengecek apakah muka ku tetap cantik.
Aku pun tiap hari selalu cantik..
"Iya mas...?"
"ini kenalkan Pak Jodi, dia CEO di perusahaan the one ituloh"
Uluran tangan Pak Jodi ku terima dengan senang hati dan aku membungkukkan badan tanda hormat.
"oke Andi, sesuai"
Kening ku berkerut. Sesuai. Apa yang sesuai?
"Baik pak. Terimakasih"
Ucap Mas Andi dan menyilahkan Bapak Jodi ini keluar."Mas Andi......?"
"Iya kenapa?"
"Kok bisa mas Andi kenal dengan orang itu?"
"Iya lah. Diakan yang sudah membayar penuh operasi ayah kamu minggu depan. Soalnya waktu itu waktu mas bawa ayah kamu ke dokter. Dokter bilang ayah kamu kanker stadium 2"
Aku menutup mulut ku.. Bagaimana bisaaku baru tahu jika ayah stadium 2. Aku merasa lemas.
Tapi disisi lain juga senang karna orang tadi sudah baik dengan ayah. Dengan membantu administrasi ayah. Jadi, aku merasa lebih tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
SANGGA
Romance"Ibu ada apa sih?" Teriakku dari pintu kamar saat melihat ibu mendorong ayah. Dan ibu membawa koper lalu bergegas keluar rumah. Itu siapa laki laki berjas? Kenapa menggandeng ibuku? Dan ayah. Ayah tak sadarkan diri. "Ayah bangun ayah..."