Five

34 5 2
                                    

.
.
.
  GAIS MAAFKAN JIKA ADA TYPO DIMANA MANA YA. AKU SUKA GITU EMANG. MAAF YA.
.
.
.

Kubuka gorden kamar Angga dengan keras. Ya tujuan nya satu. Biar dia cepet bangun.

Sepertinya dia terganggu karna sinar matahari menyusup kamarnya. Hahaa.

Buru buru aku keluar kamarnya.

"Sal... Ayo jalan jalan"

Kok dia gaada dikamar. Terus dia dimana. Gue turun nyari dia.

Ternyata dia lagi main air di kolam. Bareng temennya.

"Lo sekarang pergi, lo punya rumah kan? Perawat kan. Cukup buat ngontrak duitnya."

"Angga! Kasar banget sih"

Gue narik tangan cewek gue kasar.

"Lo bisa gak si cari temen yang lain ha!"

"Angga! Cukup"

"Aku kecewa Ngga, ternyata kamu kasar"

Dan dia kecewa sama gue. Mampus gue gak jadi nikah.

.
.
Kayaknya dia udah feeling kalo gue mau jahat sama ceweknya. Oke gue ikutin aja permainan ini. -Dina
.
.
.

"Oke, gue pergi. Sal, kapan kapan aja lagi kita ketemu ya"

"Dina,maafin Salsha ya"

"Okey, aku pergi dulu"

Dina tersenyum sekilas padaku sebelum dia pergi.

Dan aku melototi Angga

Eh. Dia memelukku. Sangat erat.

Lagi lagi aku leleh.

"Ya udah sekarang kamu siap siap. Aku mau ajak kamu buat nyari cincin tunangan"

Blush. Pipi kuuu plis.

Aku membuka lemari. Ada banyak sekali baju cewek. Pasti Angga udah borong se mall.

Ku dandan sebisanya.

Angga sudah berada di dalam mobil. Langsung saja aku susulin.

Kenapa bisa deg deg an gini. Saat Angga memakaikan seatbelt

Wajahnya sangat dekat dengan wajahku. Hembusan napas kami bersatu. Segera kan aku memundurkan diri. Dan kami gelagapan.

Dia kembali menyetir mobil dengan tatapan lurus.
(yakali sambil liatin aku, kita mati gak lucu, belum kelar nih cerita)

"You're beautiful"

"thanks"

Aku tersenyum, kenapa dia terus terusan memujiku. Membuat debaran jantung ini. Tak bisa terkontrol.

Sampainya di mall. Dia menggenggam tanganku dengan erat. Tersenyum padaku dengan senyuman paling manisnya.. Oh ayah andai kau masih ada. Aku ingin bercerita tentang hari ini padamu.

Ayah, aku akan mencintai Angga. Dan semoga aku bahagia dengannya. Aku mencintai ayah.

Kami terus memilih cincin.

Aduh kenapa jadi pengen boker sih. Pikirku.

"Angga,aku pergi ke toilet dulu ya"

"Ya udah aku anter"

"Gak usah. Kamu duduk disana aja, sambil makan. Aku bentar kok"

Dia mengangguk. Aku langsung cus ke toilet.

Huhh legaaaaa..

"Aaaaaaaa..."
.
.
.

"Lo gak berhak nikah sama Angga"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 03, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SANGGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang