Fatan bertekad, dia tidak akan pernah keluar rumah jika tidak penting-penting amat. Dia ogah jika nanti bertemu lagi dengan Anyaa dan berakhir dengan menghabiskan hari dengan Anyaa. Seperti saat di mall.
"Ma, Fatan mau ngemil. Ada camilan?" Fatan menghampiri wanita yang sedang bersantai di sofa.
"Gaada, kamu pesen online aja gih."
Fatan duduk di samping mama nya. Dia merogoh handphone nya.
"Zarel tumben gak ke sini?" Indri --mama Fatan-- menoleh pada putranya yang sedang bermain ponsel.
"Biasanya juga aku yang ke rumah Zarel ma." Netra itu masih fokus pada layar ponselnya.
"Pesen apa tadi?"
Fatan mematikan ponselnya, menoleh pada mama nya. "Pesen seblak sama jus."
"Seblak terus, ga sehat."
"Ya gapapa dong ma, jus nya kan sehat." Fatan nyengir melihat mama nya yang menampakan muka sebal.
"Kamu beli di mana?"
"Online maa" Fatan memutar matanya malas.
"Maksud mama, kamu beli nya ke siapa?"
"Ohhh," Fatan nyengir "emm, gatau tadi asal pencet tapi kayanya cell cell gitu."
"Kamu pikir itu konter ada cell cell nya segala."
Fatan mengangkat bahu nya tidak peduli.
Ting nong.
Fatan berdiri, membawa uang seratus ribuan dari casing handpone nya.
"Kebiasaan nyimpen uang di casing hp, kalo ilang gimana?"
Fatan berjalan ke pintu. "biar inget. Kalo di dompet suka lupa nyimpen dompet."
Indri menggeleng.
"Ia sebentar!" Fatan sebal.
Tukang yang mengantar makanan nya sangat tidak sabaran, setelah memencet bel rumah sebanyak tiga kali kurir ini terus mengetuk pintu dengan keras.Raut kesal Fatan berubah menjadi raut bingung dan tidak suka.
Fatan melihat cewek gendut di hadapannya dengan tatapan menelisik. Berharap itu bukan babon yang akhir-akhir ini menggangunya.
"Ia, ini aku jodoh kamu. Anyaa."
Gedoran juga panggilan tak henti-hentinya terdengar saat Fatan kembali menutup pintu dengan sedikit keras. Mendengar panggilan Anyaa di luar sana Fatan yakin itu benar-benar babon yang akhir-akhir ini menggangunya.
Indri mendekat. Penasaran apa yang terjadi di depan pintunya. "Kenapa Fat?"
Fatan menoleh, lalu menggeleng cepat. "Bukan siapa-siapa ma."
"Makanan kamu mana? Kurir nya belum dateng?"
Fatan menggeleng makin keras. Jangan sampai Anyaa mendengar percakapannya dengan ibu nya. Karena jika ia mendengar nya --
"Permisi, gopud." Anyaa benar-benar mendengar percakapannya.
"Tuh kan makanan kamu, bawa sana." Fatan mendengus. Membuka sedikit pintu lalu mengulurkan tangannya ke luar.
"Fatan, yang sopan!" Indri heran mengapa putranya menjadi seperti ini?
Fatan menghela nafas gusar. Ia sedikit menjauh dari pintu, lalu membuka nya lebar-lebar.
"Kok kurir nya cewe? Ngak pake baju kurir lagi?" Indri melirik putranya.
"Saya Anyaa tante. Saya yang jual seblak kebetulan dapet orderan dari calon pacar. Jadi sekalian aja Anyaa anterin."
Fatan melotot horror. Kata calon yang Anyaa ucapkan itu tanpa suara dan hanya Fatan yang menyadarinya, mamanya pasti mengira kalo Anyaa adalah pacarnya.
Wajah indri mendadak berubah, melihat Anyaa dari atas sampai bawah lalu melirik lagi putranya.
"kamu kenapa gak pernah bilang sama mama kalo kamu udah ga jomblo?"
Wajah indri mendadak senang. "Ayo masuk nak." Indri merangkul Anyaa yang masih membawa pesanan Fatan. Mereka berjalan masuk ke dalam rumah tanpa memberikan Fatan kesempatan untuk menyangkal.
BABON SIALAN!
***
Fatan memakan seblak nya dengan muka asem. Bukan karna seblak nya yang tidak enak, tapi karena pemandangan di hadapan nya. Di mana dua wanita yang sangat Fatan sayangi dan Fatan benci bercakap ria.
"Fatan gimana seblak nya?" Indri melirik Fatan yang sedang memakan seblak.
Fatan mengangguk, "ga buruk."
"Itu Anyaa yang masak, katanya spesial karna dia liat kamu yang mesen."
Fatan tersedak. Ia menepuk-nepuk dadanya, mengambil jus yang sedari tadi diam di meja lalu menyeruputnya rakus.
"Duh, Anyaa tau kamu bahagia, tapi jangan sampe keselek gitu. Pelan-pelan aja makannya."
Fatan menatap Anyaa tajam. Ia menghela nafas, kembali memakan seblaknya. Gua ga munafik, seblaknya emang enak.
Indri tersenyum. "Anyaa jago masak juga ya?"
Anyaa mengangguk antusias, "Anyaa suka makan, jadi harus jago masak." Anyaa tersenyum sampai matanya tertutup.
"Kapan-kapan, masak bareng sama tante yu?"
Anyaa menangguk antusias tanpa berpikir lagi. Chance yang besar jika ia berhasil mengaet hati calon mama mertuanya.
Fatan menghabiskan seblaknya, lalu melihat ke arah mama nya juga Anyaa. Ia menghela nafas.
Cape juga ngelawan babon.
***
Buat judulnya yang ; satu, dua, tiga, AMPAT! itu ada ceritanya loh 😂
Waktu latihan paskibra, kan ada hitung nya. Nah yang satu sampai tiga lancar, cuman pas hitung empat malah bilang ampat bukan empat. Pelatih saya udah sering koreksi. Tapi dari latihan sampai lomba gitu terus sampai akhirnya pelatih saya nyerah dan bilang 'mungkin itu emang ciri khas kamu'
😂😂
KAMU SEDANG MEMBACA
FAT(an) GIRL
Teen FictionAnyaa itu maniak cogan, ntah kenapa saat ia mendengar slogan 'cowok ganteng itu pasangannya cewe cantik' dia optimis kalo jodohnya bakalan ganteng. Anyaa merasa dirinya cantik, walaupun badannya sedikit melar, tapi dengan kulit pucat, bibir imut, ju...