Hari ini Anyaa di ajak Indri mampir ke rumah nya. Indri bilang jika Fatan berulang tahun hari ini, dan dia tidak bisa menemani putra nya karena pekerjaan nya. Anyaa begitu senang bukan main saat Indri mengundangnya untuk menemani Fatan berulang tahun.
Jam sembilan pagi.
Anya sudah siap, sedikit berdadan membuatnya terlihat makin cantik.
"MA, ANYAA MAU KE RUMAH CALON IMAM DULU YA." Anyaa berteriak sambil memakai flat shoes nya.
"IYA." Ibu nya yang sedang di dapur. Sibuk menyiapkan bumbu-bumbu seblak ikut berteriak.
Anyaa melangkah pergi meninggalkan rumahnya.
***
"Tumben lo ke sini jam segini?" Fatan membuka pintu, saat mendengar suara deru motor yang sangat ia kenal. Dan benar saja Zarel sudah di depan rumah nya dengan kantung mata hitam dan mata masih sedikit menutup.
"Ini, tanggal tiga puluh kan? Lo gajihan kan? Bagi duit dong."
Fatan mengernyit heran, dipikir gua udah kerja apa?
"Eh ulang tahun. Lagian lo ulang tahun akhir bulan, kaya gajian aja." Zarel menguap, melangkah masuk ke dalam rumah bernuansa coklat itu. "Gua liat jam, udah jam satu. Gua kira gua ngebo lama banget sampai jam satu siang. Ternyata jam kamar gua mati."
Fatan menutup pintu, berjalan di belakang Zarel "jadi apa hubungannya?"
Sebenarnya Fatan terkejut karena Zarel ingat hari ulang tahunnya. Zarel itu suka lupa bahkan hari ulang tahun nya sendiri, saat ada yang bertanya kapan dia berulang tahun dia akan menjawab nya asal. Tapi sekalinya inget ulang tahunnya, dia akan lupa dia berulang tahun ke umur berapa.
Zarel berhenti melangkah di depan pintu kamar Fatan. "Lo bego apa gimana?" Zarel membuka pelan kenop pintu. "Tiap lo ulang tahun lo selalu minta masakin ini itu ke gue, dari pada ntar dapur rumah gua kotor. Yaudah gua kesini." Zarel menguap, lalu melangkah masuk ke kamar Fatan.
"Tapi sekarang gua masih ngantuk. Mau tidur dulu."
"JADI LO TADI NGENDARAIN MOTOR PAS NGANTUK?!"
Zarel mengangguk pelan, ia mulai tiduran dan bergelung di bawah selimut.
"LO CARI MATI?! GIMANA KALO ADA APA-APA?"
"Hmm." Zarel bergumam, matanya sudah terpejam "ini kan udah gak pa-pa. Sana pergi, lo berisik banget."
Fatan menganga. Zarel mengusir nya dari kamarnya sendiri?
"Dasar lo, manusia biadab."
"Hmm, gua iblis."
"Bacot."
Fatan keluar dengan sedikit membanting pintu. Ia berjalan ke dapur, mengambil air dingin lalu meminum nya. Berharap air es itu bisa sedikit meredam amarah nya.
***
Anyaa memencet bel berkali-kali, tidak sabar melihat muka tampan Fatan itu.
Fatan membuka pintu, memasang wajah datar. Dia tau siapa manusia tidak tahu diri yang memencet bel berkali-kali, siapa lagi kalo bukan si babon?
"Ngapain lo kesini?" Fatan masih diam di ambang pintu, tidak mengizinkan tamu tak di undang nya itu masuk.
"Ya mau rayain ulang tahun kamu lah."
"Lo pikir gua bocah SD? Lagian gaada perayaan, sono pulang lo. Pagi-pagi ganggu aja." Fatan sudah hendak menutup pintu.
"Tapi mama kamu yang ngundang aku, masa kamu ngusir si? Aku aduin ah." Anyaa merogoh ponselnya, berniat menelfon Indri.
Fatan kembali membuka pintu lebar-lebar. "Aduan."
Anyaa tersenyum penuh kemenangan. Ia berjalan masuk, lalu menutup pintu. Mengikuti sang empu nya rumah duduk di sofa.
"Fatan, itu tadi di luar motor siapa?" Anyaa memulai pembicaraan. Tidak ingin suasana yang awkward di antara mereka.
"Zarel." Fatan menyaut singkat, dia menyalakan tv menonton tanpa minat apa saja yang di tayangkan.
"Ohh." Anyaa mangut-mangut "dia nginep?"
Fatan tersenyum iblis.
"Ia dia nginep."
"Ngapain?"
"Lo gak perlu tau, nanti lo sakit hati."
Anyaa mengerutkan dahi tak mengerti. "Ko sakit hati?"
"Ia soalnya gua sama Zarel udah lebih dari kata sahabat."
Anyaa melotot horror, ia menutup mulut nya yang terbuka lebar dengan tangannya yang berlemak.
"Llllll-lo serius?" Setelah tersendat si huruf L akhirnya Anyaa bisa lancar berbicara.Fatan mengalihkan pandangannya pada Anyaa dan mengangguk mantap. "Gua serius."
Anyaa masih syok.
"Perlu bukti?"
Anyaa masih diam.
"BEBB, INI GRIZZY AND THE LEMMINGS MAIN, MAU NONTON GA?" Fatan berteriak ke arah kamarnya,
Zarel yang memang susah untuk terlelap lagi membuka mata semangat, ia meloncat dari kasur dan berlari ke ruang depan.
Fatan yang sudah memindahkan channel tv ke kartun kesukaan Zarel tersenyum puas. Zarel langsung duduk sila di karpet, dan fokus pada acara kesukaan nya.
Fatan menatap Anyaa puas.
"Gaada yang bisa gantiin posisi Zarel di hati gua, jadi mening lo mundur aja." Fatan berbisik di telinga Anyaa. Senyum iblis nya masih belum ia pudarkan.
Anyaa menelan ludah gugup.
Tapi dia tidak boleh menyerah, dia harus meluruskan calon imam nya yang belok. Ya Anyaa tidak boleh kalah saing dengan Zaler! Eh, maksdunya Zarel! TIDAK BOLEH.
Anyaa menetral kan mukanya. "Aku gaakan nyerah, bahkan saat aku tau kamu gak lurus kaya gini. Aku makin semangat buat dapetin kamu dan aku mau kalo cewek pertama yang kamu pandang itu aku." Anya tersenyum. Ia mengalihkan pandangannya dari Fatan ke Zarel yang memunggungi mereka, dia masih anteng duduk bersila. Sesekali tertawa melihat adegan konyol di serial kartun nya. Zarel, mirip bocil banget. Anyaa terkekeh.
Fatan mendengus, dia meluruskan lagi pandangan. Ikut menonton kartun beruang dan lemming yang tidak berbicara dan selalu berselisih itu.
Dasar babon sialan, enyah lo!
KAMU SEDANG MEMBACA
FAT(an) GIRL
Teen FictionAnyaa itu maniak cogan, ntah kenapa saat ia mendengar slogan 'cowok ganteng itu pasangannya cewe cantik' dia optimis kalo jodohnya bakalan ganteng. Anyaa merasa dirinya cantik, walaupun badannya sedikit melar, tapi dengan kulit pucat, bibir imut, ju...