VI. Flower Invitation

1K 194 32
                                    

Tap-tap-tap. Pantulan suara sepatu pantovel yang sedang menginjak lantai putih bersih ini terdengar pelan di koridor rumah sakit tempat Seulgi dirawat. Seseorang yang menggunakan sepatu tadi membawa berkas-berkas dan dengan sigap membuka pintu ruangan Seulgi dirawat.

Ia melempar berkas tersebut kearah Seulgi yang belum bangun dari tidurnya. Namun, saat ini terbangun sebab lemparan itu benar-benar mendarat di kepalanya. Ia mencoba membuka matanya lebih tajam dan rasanya masih pengar.

"Baca dan lihat bagaimana kekacauan bisa terjadi di sana. Untungnya hanya kau yang terluka, Stalker" Ujar Taeyeon yang sekarang berdiri di samping tempat tidur Seulgi.

"Sungguh kau datang memberikan kabar seperti itu padaku? Aku baru saja terbangun dari mimpi panjang ku" Jelas Seulgi tak percaya akan disambut seperti ini.

"Kau baru tidur 4 jam. Tidak sampai hari kiamat" Ucap Taeyeon ketus dan menarik kursi yang ada di dekatnya.

Seulgi terpaksa membaca berkas tersebut. Ia melihat laporan itu tercatat dengan sangat detail. Nama-nama yang ada di sana cukup familiar, seperti Moonbyul, Daniel, Wendy dan yang lainnya termasuk Irene.

"Irene? Dimana dia?" Tanya Seulgi dengan nada khawatir.

"Dia sudah aman" Ujar Taeyeon dan Seulgi tak terima.

"Apa maksudmu dengan aman? Ada banyak orang yang mengejarnya. Tidak hanya satu orang" Jelas Seulgi setengah membentak. Taeyeon menghela nafasnya

"Baiklah, sekarang ceritakan padaku. Apa yang terjadi di sana?" Tanya Taeyeon kini mulai serius.

"Dia meminta bantuan ku untuk menemukan orang-orang yang selama ini merusak hidupnya. Aku mulai dari teman-teman terdekatnya hingga teman-temannya yang lain. Dan yang terjadi, aku tidak tahu pasti siapa yang bertanggung jawab. Aku tahu itu akan menjadi peristiwa besar, terlebih kita tahu siapa Irene Bae ini. Hingga aku meminta beberapa bantuan dari teman dan sepupu ku" Jelas Seulgi mempersingkat ceritanya.

"Demi tuhan, Seulgi. Kau bukan detektif maupun polisi. Setidaknya beritahu aku dulu dan skenario yang kau berikan kepada mereka adalah bunuh diri. Mengapa kau harus memajang Irene yang adalah karya seni ciptaan Tuhan. Mereka mau Irene Bae bukan karya seni yang dibuat dari tangannya"

Taeyeon memijat dahinya karena akhirnya hal ini menjadi besar. Sebab kepolisian juga tidak tinggal diam dan berencana menurunkan sang ahli untuk menindak lanjuti kejadian kemarin.

"Mereka ingin kau berada pada kasus inikan? Sementara pekerjaan mu yang lain masih belum terselesaikan. Dan ini akan menjadikan beban yang lebih besar untuk mu. Percaya padaku, aku bisa menyelesaikan ini dan kali ini tanpa ada kekacauan" Ujar Seulgi meminta Taeyeon untuk lebih percaya padanya.

"Aku tidak menjamin tidak ada kekacauan melihat bagaimana kejadian kemarin sampai ke telinga ku. Aku akan mengambil bagian pada kasus ini. Tapi kau tetap bekerja di bawah kepemimpinan ku. Setuju?"

Seulgi hanya mengangguk. Taeyeon menyuruhnya untuk segera beranjak dari rumah sakit. Ia menitipkan sepucuk surat yang indah. To : Seulgi, Flower Invitation. Seulgi tersenyum setelah melihat isi dari sepucuk surat yang indah itu. Sebuah undangan pesta bunga yang dibuat oleh keluarga Irene dan mengundang saudara, kenalan dan kolega keluarganya.

Lalu, ia mulai berbenah. Mengganti pakaiannya yang telah dicuci dengan harum. Ia tahu perbuatan siapa ini. Seulgi tertawa kecil mengingat harum yang sama ada pada saat Irene berjalan bersamanya.





Udara yang sejuk, pepohonan yang rindang, bunga-bunga yang indah dan suasana yang damai adalah tanda pesta bunga milik keluarga Irene telah dihadiri oleh para tamu. Sebagian dari mereka mengenakan baju berwarna putih dan sebagiannya berwarna pastel. Tak ada yang mengenakan sepatu, hanya ada bertelanjang kaki dan bersahabat dengan detakan dari dalam bumi.

The Good StalkerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang