V. Arena

1.2K 206 14
                                    

Taksi yang berani menerjang hujan deras ini membawa seorang penumpang Wanita yang tak lain adalah Son Seungwan yang dikenal dengan Wendy. Pengemudi taksi ini tiap kali melirik Wendy dari kaca tengah mobilnya. Melihat setiap pergerakan yang Wendy buat. Membaca dan menggambarnya dalam ingatan.

"Nona jika aku tebak kau sepertinya sedang terburu-buru" Ujar pengemudi ini.

"Tadinya iya, tetapi aku jadi malas. Tapi kau seperti dia yang suka menebak" Jelas Wendy sambil menatap hujan dari kaca penumpang.

"Ya, cuaca seperti ini membuat orang lebih banyak malasnya daripada beraktivitas. Beruntung kau mendapatkan taksi ku. Beruntung juga aku, kau memesan taksi ku" Ujar si pengemudi membuat Wendy hampir tertawa mendengar kalimatnya.

"Bisakah kau antarkan saja aku ke alamat tujuan? Sungguh kau terlihat seperti dirinya. Ah, dia bilang orang terdekatnya yang ingin menjatuhkan Gadis itu. Hah, dia menuduh ku? Bajingan" Jelas Wendy yang semakin lama suara mengecil seakan bergumam.

Dan perjalanan itu tetap dilanjutkan. Tapi, hujannya masih turun dan membuat jalan tak satupun dari mereka kering. Entah hujan ini berdampak baik atau hanya membuka sebuah jalan yang baru.

"Baiklah, kita sampai" Ujar pengemudi taksi yang menghentikan taksinya ke sisi kanan jalan.

"Ya, terimakasih. Ini uangnya, simpan saja kembaliannya. Terimakasih sudah menerima pesanan ku" Ucap Wendy sebelum akhirnya dia membiarkan tubuhnya basah.

Wendy berlari menuju sebuah rumah besar. Disana sudah ada seorang Pria tampan yang menunggunya teras Rumah. Sementara si pengemudi masih memperhatikan Wendy yang sekarang memeluk Pria itu. Terlihat dari gerak tubuhnya Wendy sepertinya sedih. Hingga Wendy tidak berada lagi di teras rumah dan masuk ke dalam. Si pengemudi melajukan mobilnya perlahan dan melepas topi yang dikenakannya.

Matanya masih tertuju pada jalanan dengan hujan yang mulai reda. Tangan kanannya mengambil ponsel analog dari saku bajunya. Dia kemudian mencari kontak seseorang dari ponsel tersebut dan menekan nama, Kang Seulgi. Dan panggilan pun tersambung.

"Seul, aku sudah mengantarkan Wendy ke alamat yang dia tuju" Dan pengemudi ini ialah Moonbyul yang sebelumnya menerima tawaran Seulgi untuk membantunya.

"Jadi, bagaimana keadaannya?" Tanya Seulgi diujung seberang telepon.

"Ya, dia terlihat sedih. Dan dia bertemu seorang Pria tampan. Aku tak tahu tapi ku lihat Pria itu sangat-sangat tinggi" Jawab Moonbyul dengan tangan satu dia membawa mobilnya.

"Park Chanyeol. Pasti dia, aku tahu bagaimana hubungan mereka" Jelas Seulgi menyakinkan jawabannya.

"Entahlah. Ya, aku melihat mereka berpelukan. Juga, mereka masuk ke dalam dan aku tidak dapat apa-apa lagi" Ujar Moonbyul mencoba mengingat apa yang dilihatnya.

"Ya, terimakasih. Itu cukup kau pulanglah. Besok temui aku karena kita punya pekerjaan besar lusa" Jelas Seulgi tapi Moonbyul menahan untuk Seulgi tidak mematikan panggilannya.

"Tapi kau benar, dia jadi terlihat kecewa dan sedih karena mu. Sebab aku mendengar dia berkata bahwa, kau menuduhnya. Benar-benar sesuai rencana" Salut Moonbyul tak percaya.

"Baguslah. Ah, dan tetap perhatikan jalan mu. Hati-hati"

***

Seulgi mengayuh pixie-nya dengan sangat cepat. Dia punya janji pada Irene untuk datang ke rapat kecil Irene bersama dengan timnya. Dari belakang sebuah mobil mengikuti kemana laju Seulgi pergi. Hingga Seulgi sadar melalui kaca spion sepedanya. Seulgi berbelok ke kiri melalui jalan-jalan sempit. Mobil yang mengikutinya tidak berhasil masuk ke jalanan yang dia pilih.

The Good StalkerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang