Stuck at Work 3

795 157 77
                                    

Jangan lupa vote dan komen ya.

~>>Happy Reading<<~


Shin Hye mendudukkan dirinya di kursi. Tangannya memijat kedua kaki yang terasa pegal dan kebas. Seiring dengan kandungannya yang semakin membesar, pergerakannya pun semakin terbatas. Namun ia menikmati setiap tumbuh kembang janinnya tersebut. Hatinya menghangat setiap kali ia melihat sang buah hati meski hanya  lewat layar monitor.

"Aku kan sudah bilang jika aku akan membersihkan rumah setelah pulang dari rumah sakit. Kenapa kau keras kepala sekali?!"

Aiko——wanita cantik yang baru datang itu menggerutu melihat Shin Hye yang nampak kelelahan seraya memijati kedua kakinya. Sahabatnya itu sungguh keras kepala. Jelas-jelas ia sudah bilang jika ia yang akan membersihkan rumah. Namun ternyata Shin Hye sudah lebih dulu membereskan semuanya. Bahkan Aiko bisa melihat, tidak ada setitik debu pun yang tertinggal. Benar-benar sangat bersih.

"Kau itu tamu. Mana mungkin aku sebagai tuan rumah hanya berdiam diri dan menonton kau bersih-bersih? Lagi pula kau pasti lelah setelah dari rumah sakit. Aku tidak setega itu."

"Tapi kau sedang hamil besar, Shin. Ingat itu." Aiko masih belum mau mengalah.

"Aku tidak lupa. Bukankah kau sendiri yang bilang jika banyak bergerak baik untuk ibu hamil?"

Aiko mendesah. Shin Hye dengan segala kekeras kepalaannya memang tidak ada tandingannya. "Baiklah kau menang." Sosok cantik itu berdiri,bberjalan menuju lemari kecil yang ada di sudut ruang tamu kemudian kembali duduk di samping Shin Hye dengan sebotol minyak lavender di tangannya. "Kemarikan kakimu, biar aku yang memijatnya."

Tanpa ragu Shin Hye manaikkan kedua kakinya hingga mendarat di paha sang sahabat.

Aiko mendengus. "Kau tidak tega membuatku jadi tukang bersih-bersih tapi kau selalu senang menjadikanku tukang pijat."

Shin Hye terkekeh. "Bagaimana lagi? Kau kan memang pandai memijat. Harusnya kau berterima kasih karena berkatku, bakat terpendammu bisa tersalurkan."

"Ya, ya, terserah kau saja." Aiko menuangkan beberapa tetes minyak lavender di telapak tangannya lalu mulai memijati kaki Shin Hye dengan lembut. "Lusa jadwalmu  cek kandungan, kan? Datanglah saat jam makan siang. Langsung masuk saja. Aku akan menunggumu di ruanganku."

"Siap bu dokter. Tapi jangan lama. Jam makan siangku hanya satu jam. Kau pasti tahu di awal pekan pekerjaanku selalu bertebaran di mana-mana."

Aiko merengut. "Padahal aku ingin mengajakmu makan siang dulu."

"Kalau begitu makan diruanganmu saja. Pasti sempat. Layanan pesan antar."

"Ide bagus. Aku setuju!" Seru Aiko bersemangat.

"Shin Hye kenapa?"

Aiko dan Shin Hye kompak menoleh ke asal suara. Nampak Jung Shin baru saja masuk dan menutup pintu. Pria jangkung itu berjalan menghampiri kedua wanita cantik yang tengah duduk di sofa panjang.

"Ini pesananmu tuan putri. Tteokbokki ekstra pedas dan roti telur. Masih panas," ucap Jung Shin seraya meletakkan dua buah kantung kresek putih di atas meja.

Shin Hye tersenyum senang. "Terima kasih. Maaf sudah merepotkan."

Jung Shin menggeleng. "Jangan bilang begitu. Kita'kan saudara. Lagi pula aku senang bisa membantu. Lain kali jika kau ingin sesuatu lagi bilang saja."

Stuck at Work [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang