Stuck at Work 5

897 167 85
                                    


Maaf ya kemarin komennya gak semua aku balas. Aku bener-bener fokus ngetik.

Gimana sama unsur yang aku kasih kemarin? Suka??🤭

Seperti biasa jangan lupa vote dan komen, ya. Siapkan hati juga🤭

~>>>Happy Reading<<<~



Aiko sibuk menyusun piring-piring berisi makanan yang baru saja selesai dimasaknya. Semua itu adalah kesukaan Shin Hye dan Jung Shin. Hari ini ia memang sengaja ingin menjamu kedua saudara sepupu itu sebab dirinya sedang senang. Terlebih sudah lama sekali ia tidak memasak untuk mereka. Selama ini lebih sering Shin Hye yang memasak, jika wanita cantik itu pulang lebih awal. Kalau tidak, pasti mereka akan memesan dari layanan antar.

Tiba-tiba Aiko mendengar suara pintu depan yang dibuka. Ah, itu pasti Shin Hye atau Jung Shin. Beberapa menit menunggu, bahkan sampai ia selesai menata piring dan gelas, tak kunjung ada yang menghampirinya padahal jelas-jelas ia tahu ada yang datang. Penasaran, ia pun berjalan meninggalkan ruang makan menuju ruang tamu. Rasa penasarannya berubah menjadi rasa panik saat sayup-sayup ia mendengar suara tangisan yang amat dikenalinya. Sontak saja hal itu membuat Aiko mempercepat langkah, berlari ke asal suara.

Ketika sampai di ruang tamu, ia melihat Shin Hye terduduk di depan pintu dengan bahu bergetar serta isak tangis yang menyesakkan. Tanpa tunggu lama, Aiko melesat menghampiri Shin Hye, merengkuh tubuh ringkih itu ke dalam dekapan. Tidak ada pertanyaan yang terlontar. Tidak ada kata yang terucap. Aiko hanya memeluk sang sahabat dalam diam seraya mengusap punggung Shin Hye penuh kelembutan——mencoba menenangkan. Ia tahu jika Shin Hye tidak butuh pertanyaan melainkan dukungan. Sebab tanpa bertanya pun, jika dia sudah siap, Shin Hye akan bercerita dengan sendirinya.

"Ai ..." Panggil Shin Hye lirih.

"Aku di sini, Shin. Aku di sini." Aiko mengeratkan pelukannya. "Kau tidak sendirian. Ada aku bersamamu. Aku selalu di sisimu," ucap Aiko dengan mata yang mulai berkaca. Melihat Shin Hye menangis seperti ini membuatnya ikut merasa sedih. Pancaran luka dan kesakitan terpampang jelas dalam manik hitam milik sang sahabat. Beberapa bulan ini Shin Hye sudah tidak pernah menangis lagi. Bahkan wanita cantik itu lebih sering tersenyum dan mulai bisa diajak bergurau. Lantas apa yang membuat Shin Hye kembali mengeluarkan air mata dengan derasnya?

Yang ia tahu hanya ada tiga hal yang mampu membuat Shin Hye menangis tersedu begini. Yong Hwa, kejadian kelam yang menimpanya delapan bulan lalu, serta jika ada sahabat atau keluarganya yang tertimpa masalah. Tapi sepertinya yang ketiga itu tidak mungkin karena baik ia, Jung Shin dan Paman-Bibinya tidak ada yang mengalami masalah. Point ke dua pun ia juga ragu. Pasalnya beberapa bulan terakhir ini Shin Hye nampak sudah menerima semuanya. Ia juga mengatakan tidak lagi bermimpi buruk. Jadi ... apa mungkin ini ada hubungannya dengan Yong Hwa?

"A-pa yang har-rus hiks ... aku lakukan, Ai?" Perkataan Shin Hye tersendat-sendat oleh isak tangisnya.

Aiko mengurai pelukannya agar bisa melihat wajah sang sahabat. "Ada apa, hemm?" tanyanya lembut. Jika Shin Hye sudah bicara, itu artinya ia pun sudah bisa bertanya.

"Yong Hwa ... dia ... dia akan ... meni-kah." Tepat setelah kata itu terucap, Shin Hye kembali menghambur ke dalam pelukan Aiko.

Aiko sendiri menyambutnya dengan tangan terbuka. Sudah ia duga. Tangisan Shin Hye pasti ada hubungannya dengan Yong Hwa.

"Aku-aku tahu seharusnya aku tidak seperti ini hiks ... aku tahu cepat atau lambat hal ini pasti terjadi. A-aku sudah sering menanamkan keyakinan ini pada diriku sendiri. Tidak apa-apa dia bersama wanita lain. Aku akan baik-baik saja asal dia bahagia. Tapi ... hiks ... tapi ternyata a-ku sama sekali tidak baik-baik saja. Rasanya terlalu menyakitkan untuk ku tahan. Aku hiks ... a-ku tahu ini salah satu resiko dari tindakanku dulu, tapi kenapa sekarang aku tidak bisa menerimanya? Aku ... hiks ... tidak bisa bahagia melihatnya bahagia bersama wanita lain. Bahkan itu di depan mataku sendiri. Harusnya aku senang, kan? Apa yang selalu aku doakan akhirnya terkabul. Yong Hwa sudah menemukan pengganti yang lebih baik dariku. Mereka terlihat serasi dan bahagia. Aku mengenal wanita itu. Dia memang baik. Dia cocok untuk Yong Hwa. Tapi kenapa ... hiks ... kenapa aku merasa tidak rela? Aku terluka hiks ... aku kehilangan arah ... hiks ... rasanya perih dan menyakitkan sekali. Apa yang harus aku lakukan, Ai? Aku harus bagaimana sekarang? Hiks ... hiks ... hiks..."

Stuck at Work [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang