7. Kamu dan Bunda

15 1 0
                                    

Assalamualaikum..Bagaimana kabarnya? Semoga saja masih sehat dan selalu sehat ya. Mohon maaf cerita ini baru bisa di lanjutkan karena adanya beberapa kendala. Semoga bisa mengurangi kebosanan kalian selama #Dirumahaja ya...happy reading jangan lupa tinggalkan jejak setelah membaca.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Devan memabanting keras tubuhnya di ranjang big size miliknya kemudian mengambil handphone dari saku celananya, ia mengotak atik isi galerinya yang isi gambar nya dipenuhi foto-foto Rahma memandanginya sambil tersenyum sendiri

"Mo..ngegemesin banget sih" lirihnya

Hati dan fikirannya selalu tertuju pada Rahma, tapi ia tak mau menyebut jika ia mencintai Rahma, seperti janjinya ia tak ingin kehilangan Rahma seperti ia putus dengan pacar-pacarnya yang lain. Tangan Devan mengambil foto keluarga yang ia pajang di meja kecil yang berada di samping ranjang nya

"Bunda...kalau aja sekarang bunda disini sama Devan, Devan bakal kenalin Rahma sama bunda. Dia cantik bun, pasti dia pantes banget kalau dia pakai baju hijau kaya bunda"

Perlahan Mata Devan terasa panas dan cairan bening menetes pelan dengan dari mata Devan, ingatan nya kembali ke beberapa tahun lalu tepat di saat ia dan keluarga nya tengah mengambil foto keluarga
Papa Devan dengan gagah menggunakan seragam PDU nya juga dengan bunda nya yang mengenakan baju hijau persit khas istri TNI

Flashback on

"Bunda....besar nanati Devan pengen jadi kaya papa, biar bisa punya istri cantik pakai baju kaya bunda"

Bunda Devan tersenyum "iya sayang bunda do'akan semoga apa yang di cita-citakan Devan bisa terwujud"

"Papa juga akan selalu dukung dan bantu Devan supaya bisa jadi kaya papa, Devan kan anak yang hebat pasti bisa jadi seperti papa" ucap Papa Devan ku

Selang beberapa tahun bunda Devan mengalami sakit keras, sebagai seorang Tentara papa Devan tak selalu bisa menemani sang istri untuk berobat hingga saat detik-detik terahir hanya Devan lah yang menemani ibundanya karena papanya sedang di tugaskan ke daerah perbatasan jangankan untuk pulang untuk tahu istrinya sedang kritispun tak ada yang mengabarinya, sejak itulah Devan menolak untuk melanjutkan sekolah nya ke Akademi militer.

*****

Jam sudah menunjukan pukul 23.00 Rahma baru saja sampai rumah, ia memilih pulang telat karena sambil menunggu pegawai cafe yang lain selesai kerja dan pulang.

"Assalamualaikum. Ma..." Ucap Rahma

"Waalaikumsalam, dari mana Ra kok jam segini baru pulang?" Tanya mama Rahma

"Ra abis dari cafe ma, ya sekalian aja Ra nungguin yang lain selesai pulang baru Ra ikut pulang, mama kok belum tidur"

"Belum mama masih nonton TV sinetron nya lagi asyik" mama Rahma yang matanya masih terfokus ke arah Tv

Rahma berjalan ke arah mamanya kemudian merebahkan badan nya di sofa tempat mamanya duduk dan meletakan kepala nya di pangkuan mama nya

"Ra capek ya..mau mama bikinin teh hangat"

"Enggak usah ma, makasih"

"Ya udah syukurlah jadi mama nggak ketinggalan episode sinetronnya"

Rahma yang sedikit mengantuk tak memperdulikan omongan mamanya  matanya perlahan terpejam, sesaat sebelum kehilangan kesadaran nya

"Ra...tadi budhe kamu nelfon mama, katanya liburan ini kamu di suruh ke magelang"

"Hah...? Ngapain ?" Ucap Rahma yang seketika tersadar dari ngantuk nya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 28, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Lovely FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang