HITAM KELAM ATAU KERLIPAN CAHAYA?

56 7 0
                                    

Cuaca minggu pagi hari ini terkesan sendu, rintik gerimis mulai menghujani kota dengan ribuan pohon beton ditiap sudutnya. Yaa.. Jakarta, kota metropolitan sebagai salah satu kota dengan polusi udara paling buruk sedunia. Jalanan dipenuhi dengan kendaraan bermesin yang sibuk, padat, dan berisik. Pula dengan kendaraan masal seperti MRT, LRT, KRL, Trans Jakarta dan yang lainnya, penuh sesak dengan serbuan manusia yang kurang empati disana-sini. Inilah kali pertama Ara berkeliling kota tersibuk di Indonesia. Melihat realita kerasnya Jakarta dengan mata kepalanya sendiri membuatnya merinding. Segalanya berubah 180ᵒ dari kehidupan normalnya di tengah paru-paru dunia yang sunyi dan menenangkan di hutan borneo.

"Ah sepertinya aku tidak cocok dengan angkutan masal." Recoknya tanpa sadar saat melihat rutinitas bus kota ini yang penuh akan manusia.

"Hai, bisa Gue bantu? Lo anak baru di Institus Seni ini?" Seorang laki-laki bertubuh tinggi kurus dengan wajah oriental menyapanya. Lelaki ini bertubuh tegap, dengan kepala hoodie yang dipasang dikepalanya, senyum manis, dan tatapan hangat berdiri tepat dihapan Ara saat ini. Mengejutkan.

Hari ini setelah turun dari bandara, Ara langsung pergi ke Institut Seni Negeri untuk mendaftar ulang sebagai mahasiswa, berangkat menggunakan taxi online dengan membawa koper kecil di genggaman tangan. Dia menolak menerima tawaran dari Intitut Teknologi Negeri di Surabaya dan memilih Institut Seni demi mengejar apa tujuan terbesarnya. Kaki tangan pembunuh Ibu dan Kakaknya 7 tahun silam yang terendus oleh hacker kenalannya, ternyata 'mereka' berkeliaran disini, Jakarta, di Institut inilah salah satunya. Saat kita mengejar puncak pohon maka kita harus menggali dari akarnya bukan?

"Heyyy, Lo bengong ya. Kalo mau naik Bus Trans, Lo harus pakai kartu elektronik buat gantiin uang tunai. Kalo Lo belum punya, bareng aja ama Gue kalo Lo mau ke pusat kota si." Lanjut lelaki ini sambil menunjukan kartu elektroniknya. Masih dalam senyum yang sama.

"Ah itu. Iya Aku baru di sini, Aku ambil Jurusan Desain, Program Studi Desain Interior. Maaf tapi sepertinya aku gak naik Bus Trans. Aku naik taxi online aja. Terimakasih." Jawab Ara dengan tergesa dan segera meninggalkan halte Institut. Meninggalkan lelaki tampan itu sendirian dan bingung dengan perempuan dingin yang baru saja ditemuinya.

Sambil bergegas pergi menjauhi kerumunan, Ara memainkan ponselnya. Memesan taxi online dan pergi menuju apartement yang disewanya selama di Jakarta. Hari ini Ara membohongi keluarganya. Dia berkata bahwa dia pergi ke Surabaya untuk daftar ulang di Institut Teknologi. Akhirnya dengan tekad yang bulat dia merelakan jurusan teknik mesinnya dan pergi diam-diam ke Jakarta, pada Jurusan yang dia tidak paham sama sekali. Jurusan Desain.

Persiapannya sangat matang. Dari awal dia menginjak kelas 10 SMA (homeschooling), Ara menyelidiki pembunuhan keluarganya dimulai dari ruang kerja Papa. Perlahan-lahan Ara menemukan persembunyian berkas peninggalan penelitian Papa tentang spesimen baru 7 tahun lalu, dan ternyata semua itu ada hubungannya dengan pembantaian. Bunker tua di hutan belakang tempat tinggal Ara adalah petunjuk yang membuatnya sampai di tempat ini.

Nama-nama yang tercatat sebagai kaki-tangan mafia tercatat dalam salah satu berkas penyeidikan Papa, ternyata Papa juga tidak tinggal diam selama ini. Dia melacak dan mendapatkan beberapa nama penting dalam pembantaian yang disimpan rapi dalam bunker tua. Namun semua itu ditutupnya rapat-rapat saat Ardhan dan istrinya yang sekarang datang. Mengatakan betapa bahayanya Ara dan keluarganya bila ia menyelidiki lebih dalam lagi. Papa lebih baik memilih untuk melindungi apa yang masih ada sekarang dari pada kehilangan sesuatu lagi demi dendam masa lalu.

Akhirnya Ara meminta seseorang yang bernama X Code, nama samaran dari hacker paling terkenal di dunia gelap saat itu. Dia adalah hacker terkenal yang berdiri sendiri tanpa team. Padahal kebanyakan hacker membuat organisasi dan bekerja dengan meretas banyak keamanan perusahaan besar serta menimbulkan kerugian hingga milyaran dollar. Satu tahun terakhir, dia menyewa jasa X Code untuk membongkar identitas asli nama-nama yang dicurigainya. Alasan Ara menggunkan X Code adalah motto hacker ini yang bertindak sesuai apa yang dia kehendaki. Tidak semua permintaan akan dilakukan. Hal ini yang membuat Ara yakin bahwa semua data ini aman dari pihak lain yang diuntungkan karena X Code bukan mencari uang atau materi melainkan kepuasan pribadi. Tujuan Ara adalah data pribadi dan dengan aliansi apa mereka bergabung. Tidak sia-sia, dari 7 nama kaki-tangan ternyata ada 3 orang yang prestasi kriminalnya tinggi berkumpul di Jakarta, tepatnya di Institut Seni Negeri di Jakarta.

PELURU TERAKHIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang