DIAM ATAU MATI?!

72 8 0
                                    

'DRREEEDD... DREEEDDD...'

Ponsel Ara bergetar menandakan ada telpon masuk saat Ara masih sibuk mengemas barang-barang untuk merantau.

Ya.. Gadis yang baru saja menginjak umur 18 tahun ini juga baru saja lulus dari SMA dan akan melanjutkan ke perguruan tinggi.

"Halo Bang, tumben telpon. Dari abang pergi setengah tahun lalu gak pernah telpon tuh." Cerewet Ara pada satu-satunya kakak yang dia punya saat ini sembari memasukan beberapa lembar pakaian lagi kedalam koper.

"Iya maaf, kan abang ada misi di Brooklyn. Inget gak Ra, tentang Aliansi Cosa Nostra yang abang ceritakan 2 tahun lalu, mafia paling terkenal di Amerika-Italia. Kini kakak sedang menyelidiki markas besar mereka di Brooklyn. Mereka diduga mendalangi menyelundupan senjata api illegal kepada bangsa-bangsa di Afrika Selatan dan melakukan 'devide et impera' atau strategi politik, ekonomi dan militer untuk mempropaganda daerah Afrika secara perlahan."

Agen cerdas ini selalu bercerita tentang beberapa misinya yang menarik bagi Ara, satu-satunya orang yang mampu dia ajak bicara tentang pekerjaannya yang rahasia. Dia tahu karakter Ara, gadis yang hebat dalam menjaga rahasia dan luar biasa untuk diajak berdiskusi.

"Wah Cosa Nostra berulah lagi rupannya. Tapi Bang, buat apa Afrika? maksudku disana kan hanya terkenal oleh padang pasir, SDM rendah dan... hmm atau mungkin binatang-binatang liarnya, mereka dikuliti sebagai pemasok bahan busana mode dunia yang sedang populer dikalangan para pegiat fashion, apalagi 'Paris La Vogue' sebagai peusahaan mode paling diperhitungkan di dunia saat ini mengangkat tema 'Femme Nature' untuk launcing produk musim gugur tahun ini dengan bahan dasar kulit hewan asli dan bulu-bulu binatang yang cantik. Wah menarik..."

Ara sangat bersemangat dalam hal yang memacu pengetahuan. Perempuan yang asik diajak berdiskusi soal memecahkan masalah memang Ara ahlinya.

Hanya dengan pancingan kasus kriminal yang sedikit menarik saja Ardhan mampu membuat Ara melupakan kekesalannya sejenak, karena pada awalnya pasti Ara siap marah-marah dengan berbagai bahan celaan karena Ardhan tidak pernah memberikan kabar kepadanya selama ini.

"Tet Tot. Salah. Hahahahahaha.. Kamu ingat pada 4 tahun yang lalu tentang dunia fashion, saat Abang baru masuk akademi dan diminta menganalisis mafia yang sampai hingga kini belum berkuak siapa dalangnya?"

Kegemaran Ardhan adalah membuat Ara penasaran. Apalagi perihal teori Ara yang salah. Pasti akan membuatnya memacu kinerja otaknya lebih dari biasanya.

Kini Ara tidak lagi menyambi mengemasi barang nya. Kini dia duduk di kursi belajar dan memandangi arloji genggamnya sambil berfikir. Saat dia harus mengingat sesuatu ataupun harus menguras pikiran untuk memecahkan masalah, maka yang akan dia perbuat adalah duduk diam sambil mengamati arlojinya, yang artinya dia sedang serius kali ini.

"Shit, aku salah. Tentu saja mereka adalah mafia dengan bidang yang berbeda. Sama seperti jaringan perdagangan satwa liar terbesar di Asia, 'Boonchai Bath' sebagai pimpinan yang Januari 2018 lalu ditangkap atas penyeludupan 14 tanduk badak senilai Rp 13 milyar dari Afrika ke Thailand. Warga asli Vietnam ini kemungkinan adalah dalang dari perburuan hewan liar di Afrika juga kan Bang? Tapi perihal kriminalitas 4 tahun lalu, tentang apa Bang?" selidik Ara penasaran.

"Kamu fikir jaringan kelas teri teperti 'Boonchai Bath' bisa disamakan dengan mafia kelas kakap pada kegegeran kriminal 4 tahun lalu? Ingat tidak tentang video viral 4 tahun lalu yang bertajuk Ostriches Killed for Hermes, Prada Bags, yang ditayangkan oleh 'PETA' atau yang biasa dikenal dengan People for the Ethical Treatment of Animals.
.
Saat itu Abang didapuk sebagai ketua tim junior untuk menginvestigasi video tersebut, yang memperlihatkan kejamnya sisi gelap industri mode yang memprihatinkan karena menyiksa dan membunuh hewan, dan ternyata video itu berlokasi di Afrika Selatan.
.
Setelah diinvestigasi ternyata kulit hewan-hewan tersebut merupakan pesanan dari perusahaan mode terkenal di dunia seperti yang kamu sebutkan 'Paris La Vogue' sebagai pusat mode, ada juga merk-merk mendunia seperti Hermes, Prada, Louis Vuitton dan banyak label mode di Eropa pada umumnya..." Belum selesai Ardhan menjelaskan, Ara memotong ucapannya dengan sangat bersemangat.

PELURU TERAKHIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang