Jennie membuka lembaran buku lainnya, membaca saksama. Dia menoleh saat Jisoo keluar dari kamar mandi. Gadis itu menghampiri Jennie, melihat buku yang sedang Jennie baca.
Makhluk yang tak terampuni.
Judul buku itu membuat Jisoo meringis. Dulu, Jisoo sangat menyukai buku tersebut, tidak bosan berapa kali pun dia membacanya.
Tentang Jenis-jenis iblis, ras mereka, apa yang mereka lakukan, juga sosok yang selalu menjadi yang tertinggi di sekte-sekte pemujaan terlarang.
"Hm.. kamu tertarik dengan buku semacam ini?" Jennie menutup buku, melirik Jisoo humor. "Bukannya ada satu hal yang gak terungkap di semua buku yang kamu baca?"
Jisoo tak paham.
"Gak ada satu hal pun yang membahas cara membunuh iblis." Jennie berbalik. "Tuhan sendiri yang menjamin keabadian kami sampai hari akhir."
Jennie meletakkan buku ke raknya kembali.
"Iblis dan setan berbeda. Sekali pun kamu cari sampai ke ujung dunia, mereka bisa mengusir, tapi gak ada satupun diantara kalian yang bisa membunuh kami."
"Apa malaikat bisa melawan kalian?" Jisoo bertanya penasaran. Dia bersandar ke lengan Jennie. "Malaikat, makhluk kesayangan tuhan."
"Para penurut itu bisa apa?" Jennie terkekeh geli. "Dunia ini, kami yang lebih punya kuasa. Manusia memuja Tuhan, merasa tak tersampaikan, mereka beralih memuja kami. Apapun kebutuhan duniawi yang para manusia inginkan, iblis bisa mengabulkan."
"Satan salah satu iblis paling kuat, kami terbagi lagi menjadi beberapa ras. Tapi gak ada yang lebih jelek dari ras aku." Jennie menyeringai. "Jikininki, kami memakan mayat, tapi sebenarnya manusia yang kami bunuh sebenarnya mejadi mayat juga. Jumlah kami tak terlalu banyak, tapi satu sama lain selalu diasingkan ke lain negara, terkurung di tempat terpencil. Kami bisa keluar dengan penawaran sepadan."
Jisoo mengerti.
"Manusia itu takut pada kematian..." Jennie menghirup napas dalam-dalam. "Sementara iblis di anugrahi keabadian."
"Kamu gak perlu khawatir," Jennie tersenyum manis, tujuh matanya terbuka, menyorot Jisoo tajam. "Selama perjanjian terpenuhi, aku bakalan ngasih kamu keabadian yang sama."
Jisoo tahu itu. Selama dia bisa memuaskan semua yang Jennie inginkan, Jennie tak akan berpaling darinya. Jennie akan selalu ada di pihak Jisoo dan melakukan apapun yang Jisoo perintahkan. Jisoo tak tau sampai kapan hal tersebut akan berlaku. Sejak awal, Jisoo sendiri tau, bahwa tindakannya saat ini adalah perbuatan paling bodoh yang pernah dia lakukan.
Hatinya hitam. Dia berpaling dari sang Esa dan memuja iblis sebagai gantinya. Dia meminta hidup pada sesama makhluk yang akan menghantarkannya ke neraka terdasar. Jisoo sudah tak punya harapan, Ia sudah melakukan kesalahan terfatal.
Hanya saja.. Jisoo tidak bisa diam.
Jisoo mengepalkan kedua tangan.
Jisoo tak mau mati dan menderita sendirian. Mereka semua---orang-orang yang sudah mengotori hatinya, mengkhianati setiap kepercayaan yang Jisoo berikan, menumbalkan Jisoo untuk hidup mereka sendiri, Jisoo pastikan akan membuat mereka mati seperti yang seharusnya.
.
Hyunjin mengemasi semua pakaiannya. Dia hanya membawa barang seperlunya, sengaja mematikan ponsel akibat muak karena terus ditelpon teman-temannya untuk menahan kepindahannya.
Mereka semua itu bodoh. Sudah jelas Jisoo kembali untuk menuntut balas. Jisoo datang demi memenuhi janji untuk membunuh mereka semua. Maaf saja, Hyunjin tidak mau cepat mati. Masih banyak hal yang ingin dia lakukan. Hyunjin tak mau mati konyol bersama teman-temannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Way
FanfictionJisoo tak pernah membayangkan ia akan mendapatkan penghianatan dari orang yang ia cintai. Bukan hanya orang yang ia cintai, seluruh teman dikelasnya pun melakukan hal demikian. Jisoo tak pernah tau, apa kesalahannya hingga membuat mereka berlaku kej...