dunia naga, tahun 3617
edward sedang duduk di balkon panti asuhan, tempat ia tumbuh dan dibesarkan. peristiwa tadi sore membuat ia tidak berselera untuk makan malam, padahal bibi marie malam itu memasak makanan kesukaannya. dia merasa marah, kecewa, bersalah, dan sedih disaat yang bersamaan. edward sadar, tidak seharusnya dia melakukan perbuatan itu tadi sore. biasanya dia selalu bersabar dan berhasil menahan emosinya, tapi tidak untuk sore itu. semua orang tahu bahwa edward yang baik hati tidak akan memulai pertengkaran sore hari itu apabila alfred tidak memancingnya dan mengejeknya. alfred memang terbiasa mengejek dirinya, akan tetapi hari ini ia sudah mencapai ambang batas kesabarannya. maka, pertengkaran itu akhirnya tidak dapat terelakkan lagi.
suara langkah kaki yang lembut sayup-sayup terdengar mendekati balkon panti asuhan. edward sudah mengenali langkah kaki tersebut walaupun dari kejauhan. sudah hampir 17 tahun dia bersama dengan pemilik langkah kaki itu, hingga ia hafal dengan suara langkah kaki tersebut.
"hei nak, apa yang kau lakukan disini? tidakkah engkau mau makan malam? padahal bibi marie sudah bersusah payah membuat makanan kesukaanmu hari ini. tadi aku lihat dia mengomel terus di dapur, lebih baik kau berhati-hati kalau bertemu dengannya.. kekekeke"
suara yang lembut dan tawa yang khas itu sedikit mengurangi kegundahan yang ada di hatinya. edward sedikit tersenyum mendengar perkataan dari orang yang dihormatinya selama hampir 17 tahun itu. ah, tak apalah bibi marie mengomel seperti itu. justru kalau dia tidak mengomel keadaan akan menjadi runyam, pikirnya dalam hati.sang pemilik suara tawa yang khas itu mengambil posisi duduk di sebelah edward. edward tau, si tua yang baik hati itu ingin menghiburnya. george schaubermann punya cara tersendiri untuk menghibur anak-anak panti yang telah diasuhnya sejak kecil. dia hanya duduk diam menemani mereka, tanpa bertanya, tanpa menyalahkan, tanpa mendesak mereka untuk menceritakan apa yang sebenarnya sedang terjadi. akan tetapi, entah kenapa justru dengan sikap yang seperti itulah mereka merasa lebih leluasa untuk bercerita. tanpa ada paksaan, karena mereka mempercayai bahwa pak tua yang baik hati ini akan selalu mendengarkan mereka, mau memaafkan mereka, dan tetap memeluk mereka betapapun berat kesalahan yang telah mereka lakukan. hanya orang dengan kebaikan hati yang tinggi lah yang mampu melakukan hal seperti itu, dan george schauberman adalah salah satunya.
Edward Lynnchester dan george schaubermann masih duduk diam di balkon panti asuhan tersebut. mereka memandangi langit yang kebetulan pada malam hari itu cerah dan bintang-bintang menunjukkan pesonanya. tanpa sadar, titik-titik air mata yang sudah ditahan oleh edward mulai terjatuh, dia mulai menangis terisak-isak di pelukan pak tua yang baik hati itu.
"hiks.. hiks.. maafkan aku pak tua, seharusnya aku masih bersabar menghadapi ejekan dan hinaan yang dilontarkan oleh alfred. seharusnya aku tidak memukulnya dan melukainya. biar bagaimanapun dia adalah temanku, pak.. hiks.. hiks." sambil sesenggukan edward menceritakan kejadian di sore hari itu. sore hari itu seperti biasanya, alfred mengejek dan menghina edward. edward masih selalu bersabar. edward memang memiliki sesuatu yang berbeda dibandingkan teman temannya yang lain. tidak seperti teman yang lainnya, edward memiliki rambut yang putih dan mata yang hijau cerah bagaikan permata. tak satupun bangsa naga yang ada di dunia ini memiliki keadaan fisik yang sama seperti edward. oleh karena itulah, dia sering diejek oleh teman temannya terutama oleh si alfred.
namun sore itu, dia sudah tidak dapat menahan ejekan yang dilontarkan oleh alfred. alfred memang terbiasa mengejeknya dengan anak cacat, anak yang dikutuk, dan masih banyak lagi. sejauh ini, edward masih bisa menahannya. akan tetapi sore itu, alfred malah membawa-bawa kedua orangtuanya. mengejek bahwa ayah dan ibunya merupakan orang yang tidak tahu malu karena menitipkan anak cacat dan terkutuk sepertinya di panti asuhan. berkata bahwa ibunya adalah seorang pelacur dan ayahnya hanyalah seorang brengsek pemabuk yang tidak mau mengurus anaknya sendiri. betapapun edward masih menahan diri atas segala ejekan yang dilontarkan oleh alfred, dia tidak terima saat alfred menghina kedua orangtuanya meski ia tidak mengetahui apakah kedua orangtuanya masih hidup ataukah sudah meninggalkan dunia ini. apakah kedua orangtuanya memang meninggalkan dia di panti asuhan itu karena ia berbeda ataupun ada alasan yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Great Dragon: Return of The True Power
FantasíaEdward Lynnchester sejak kecil dibesarkan di panti asuhan di dunia naga yang terdiri dari empat bangsa naga yang merepresentasikan elemen yang dimiliki oleh naga naga tersebut. sosoknya yang berbeda dari naga lainnya membuatnya dikucilkan dan dijauh...