Keputusan yang telah dibuat, justru malah buat diri semakin susah sendiri. Ungkapan seperti itulah yang kini tepat untuk menggambarkan perasaan Aldi. Setelah susah mencapai tahapan demi tahapan dalam hubungannya dengan Shasa, akhirnya malah membuat kesalahan yang justru menghancurkan perjuangannya sendiri. Berjalan tak tentu arah, menghitamkan kembali segala sisi dalam hati yang sebelumnya sudah sempat terwarnai akan hadir Shasa yang dianggapnya bagai bidadari. Emosi sesaat membawanya pada keadaan dimana instropeksi terhadap diri justru malah semakin membuat rasa sakit pada hati yang rindu akan satu sosok yang telah menjadi pujaan hati.
Gelap malam yang sebelumnya terhiasi oleh canda dan tawa yang memecah sunyi dengan segala tawa dari berbagai cerita keseharian mereka, kini berganti dengan sepi yang bahkan bulan dan bintang pun tak ingin lagi menghiasi langitnya. Suatu hal yang belum pernah dialaminya setelah kepergian. Kekosongan dalam jiwanya adalah luka hati yang digoreskan sendiri olehnya. Luka yang bukan berasal karena sebuah kepergian, hanya saja merasa kehilangan hal yang selama ini membuatnya merasa lengkap jika ada hadirnya. Melawan dengan cara pura-pura tidak merasa pun kini terasa percuma, karena dalam berbicara rasa, hati selalu berkata jujur dan apa adanya.
Hanya karena ego berbalut emosilah yang membuatnya masih mampu bertahan dalam akibat dari keputusannya. Merasa mampu dan tak butuh akan hal yang sebenarnya menjadi satu titik kekuatan sekaligus kelemahannya. Aldi kini jadi anak komedi, yang tertawa dimuka umum, tapi menangis di belakang layar. Jauh didalam hati, ia masih menggantung harap yang begitu besar agar suatu saat Shasa menghubunginya kembali. Berkali-kali dalam setiap hari ia pandangi layar handphonenya, berkutat dengan sosial medianya yang tak kunjung berbunyi notifikasi pesan dari Shasa. Ketika ada handphonenya berbunyi segera ia buka layar handphonenya, tapi ternyata pesan yang muncul bukanlah dari orang yang ia nanti.
Pergi lalu kemudian malah menanti untuk bisa kembali. Aldi berputar-putar tak kunjung mendapatkan alasan mengapa ia sampai merasa begini. Bukan suatu hal yang mudah ketika harus menjalani hidup sebagai anak komedi, menahan segala perih dari luka akibat kesalahan sendiri. Segala hal yang dialaminya adalah pengalaman yang baru dalam menjalin hubungan, dimana ketika perempuan yang ia tinggalkan malah mengabaikan keputusan kepergiannya. Segala hal bisa dibuat terbalik saat sedang mengalami jatuh cinta. Hal-hal diluar perkiraan inilah yang justru membuat ia semakin tak bisa untuk melepaskan Shasa dengan sebenar-benarnya melepas, karena jauh didalam hatinya ada sisi yang sudah tak bisa lagi diisi oleh siapapun kecuali Shasa yang telah buat segala hal dalam hidupnya jadi terbalik. Tidak bisa lagi ia bantah dengan teori berbagai pengalamannya yang selalu diawali dengan kata "biasanya".
Shasa yang sudah tak lagi berkomunikasi dengan Aldi, bersikap biasa saja. Seolah tak terjadi apa-apa, sehingga temannya Fatih tak tahu akan apa yang terjadi dengan mereka. Sampai pada suatu obrolan Fatih sengaja menanyai Shasa yang sudah lama tak bercerita tentang Aldi kepadanya,
"Eh udah lama nih gak denger lu cerita soal Aldi", celetuk Fatih.
"Masa iya.. perasaan biasa aja deh", Shasa coba mengelak.
"Iya, kok gak ada obrolan lagi nih", jawab Fatih.
"Gak ada bahan yang mau di obrolin tentang dia aja mungkin", jawab Shasa datar.
"Wah ada apa nih sama kalian? Tumben responnya begitu, biasanya ada aja yang ditanyain", Fatih kembali bertanya.
"Emang ada apa, bukannya gak ada apa-apa yah", Shasa terus memberikan jawaban menghindar tak ingin cerita.
"Ada masalah Sha? Cerita aja kalau ada, siapa tau bisa bantu saran", Fatih masih coba membujuk Shasa.
"Tau ah Fat, males deh ngomonin hal gitu", Shasa berusaha menutup perbincangan mengenai pertanyaan Fatih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Samar
RomanceKisah tentang bagaimana ketika kita memiliki sebuah perasaan, justru malah membutakan kita akan berbagai hal. Perhatian yang serius kita berikan terhadap pasangan justru malah bukan memberi sebuah kebahagian malah memberikan beban dalam setiap kebeb...