Akhir yang Menjadi Awal Untuk Mencapai Bahagia

5 0 0
                                    

Pulang pergi dari rumah sakit ke rumah tinggalnya sudah jadi rutinitas tersendiri dalam setiap hari Shasa selama Aldi masih di rawat dalam keadaan tidak sadarkan diri. Shasa tetap konsisten dengan terus bertahan untuk menunggu Aldi sampai sadar kembali. Setiap hari ia pergi pada pagi hari, lalu pulang kembali di sore hari. Dibantu kedua temannya semakin membuat Shasa bertekad bulat menjalani keinginannya bertahan menunggu keadaan Aldi membaik. Silih berganti teman-temannya saling bergiliran untuk menjemput ketika pergi dan mengantar ketika Shasa pulang ke rumahnya kembali.

Tidak terasa sudah hampir seminggu Shasa menunggu keadaan Aldi pulihh. Namun, hal yang ditunggunya tak kunjung tiba. Sudah hampir kering air matanya karena terus menangis setiap duduk disamping Aldi yang tidak juga sadarkan diri. Sampai tiba-tiba pada suatu sore di hari ke-enam ketika ingin pulang.

"Ayuk Sha gua antar pulang," ajak Fatih.

"Bentar Fat... beres-beres dulu," jawab Shasa.

Mendengar jawaban Shasa tersebut, Fatih pun keluar kamar lebih dahulu dan menunggu Shasa di koridor rumah sakit. Saat sedang sibuk mengemasi barang-barangnya, tiba-tiba Shasa terkejut memanggil namanya dengan suara yang sangat lemah. Shasa berfikir suara itu dari Firman yang sedang berada di dalam toilet kamar. Namun, lama kelamaan suara yang didengarnya tersebut semakin terdengar tidak seperti suara Firman. Shasa akhirnya membalikkan badannya menghadap kearah kasur tempat Aldi sedang tertidur.

"Aldi!" Pekik Shasa ketika melihat Aldi mulai membuka matanya.

Terkejut melihat Aldi yang mulai sadar, membuat Shasa berlari menuju kamar mandi dan menggedor pintu toilet tersebut untuk memanggil Firman agar segera keluar

"Apaan sih Sha?" tanya Firman heran ketika keluar dari kamar mandi.

"Aldi Fir... Aldi!" jawab Shasa dengan nada panik.

"Aldi? Kenapa sama Aldi?" Firman semakin heran mendengar jawaban Shasa yang panik.

Tidak menjelaskan apa yang ia lihat kepada Firman, Shasa pun menarik tangan Firman untuk menuju ke balik tembok yang menjadi sekat antara kamar dan toilet.

"Lu tungguin disini Sha... temenin Aldi, gua pergi nyari Fatih dulu." Ucap Firman setelah melihat Aldi mulai membuka matanya.

Mendengar apa yang diperintahkan Firman tersebut, Shasa langsung menuju kearah kasur Aldi. Matanya mulai berlinang air mata menunjukkan kelegaan atas penantian yang dijalaninya selama ini.

Firman berlari mencari Fatih kesetiap sisi rumah sakit. Ia menyisir lorong demi lorong, sampai akhirnya bertem Fatih sedang duduk disamping mobilnya yang terparkir di parkiran rumah sakit.

"Fat kemana aja lu? Ayuk ke kamar Aldi sekarang," ajak Firman dengan nada terengah-engah karena habis berlari-lari mencari Fatih.

"Kenapa lu lari-lari? Gua lagi nungguin Shasa mau pulang kan, makanya nunggu di dekat mobil ini," jawab Fatih bingung melihat Firman habis berlari-lari.

"Udah jangan banyak omong... ayo buruan ikut gua ke kamar!" Firman langsung menarik tangan Fatih untuk segera berdiri dari tempatnya sedang duduk.

Shasa yang hanya seorang diri menemani Aldi ketika sudah mulai sadar, terus menggenggam tangan Aldi dan coba untuk mengajaknya berbicara agar tetap terjaga kesadarannya.

"Sha..." berkali-kali Aldi memanggil Shasa dengan nada rendah ketika mulai siuman.

"Iya bang... Shasa disini kok, disamping abang dan gak kemana-mana." Jawab Shasa berkali-kali setiap Aldi memanggil namanya dengan genggaman yang tidak terlepas.

SamarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang