Lebih dari sebulan Aldi dan Shasa tidak saling menanyai kabar. Berjalan pada rutinitas mereka masing-masing. Keadaan kemarin yang tak bersahabat perlahan mulai mereda dan masalah yang ada saat itu pun perlahan terlupa. Kerinduan yang kemarin Aldi rasakan begitu menyiksa perlahan mulai memberikan pelajaran kepadanya melalui keadaan. Hidup menjadi anak komedi, bukanlah sesuatu yang mampu untuk ia hadapi kenyataannya. Perasaan cinta yang ia rasakan kepada Shasa tak kunjung memudar, meski waktu mereka saling tidak berkomunikasi sudah berjalan cukup lama.
Berperang dengan perasaan sendiri bukanlah hal yang mudah. Gejolak yang Aldi rasakan buat ia perlahan tak mampu melawan berbagai gejolak pada hatinya. Rasa kerinduan akan sosok Shasa hampir setiap malam ia tahan kesakitannya. Egonya yang sangat besar saat itu membuatnya hanya mampu memandangi Shasa melalui berbagai update-an pada instastory, tidak bisa berkomunikasi secara langsung lagi akibat dari satu keputusan yang diambilnya karena mengikuti emosi sesaat.
Pernah sekali terlintas dalam benaknya untuk coba menanyai kabar dari Shasa. Hanya saja perasaan gengsi yang masih sangat besar saat itu, buat Aldi kembali mengurungkan niatnya. Keadaan mengajarkannya untuk tidak sembarang membuat keputusan, apalagi yang ia tak tahu akan mampu untuk menghadapinya atau tidak. Berbagai hal coba ia pikirkan untuk memecah permasalahan yang terjadi dan membuat keadaan membaik seperti sedia kala, hanya saja segala cara untuk memperbaiki keadaan hubungannya selalu saja berbenturan dengan gengsinya untuk memulai duluan.
Sampai pada suatu malam dimana ia tak mampu lagi mengargumentasikan segala hal yang ia rasakan dengan logika berfikirnya. Gerah dengan keadaan yang membuatnya terus hidup sebagai anak komedi dan menerima kenyataan yang hanya membuat batinnya terus menahan sakit, akhirnya ia coba untuk kembali menghubungi sahabat lamanya Fatih,
"Fat apa kabar?", ucap Aldi dalam mengirim suatu pesan pada Fatih.
"Baik, lu gimana?, jawab Fatih.
"Baik juga kok, lagi sibuk Fat?", balas Aldi coba untuk berbasa-basi.
"Gak kok, ada apa nih?", tegas Fatih, tanpa berbasa-basi yang panjang
Aldi yang sudah langsung ditembak pertanyaan to the point dari Fatih, akhirnya menceritakan tentang berbagai hal yang terjadi. Mulai dari tentang ia memulai untuk menjalin komunikasi dengan Shasa dengan maksud untuk lebih dari sekedar berteman sampai pertengkarang diantara keduanya yang membuat mereka kini saling berjauhan.
Fatih yang sebenarnya juga sudah tahu berbagai hal dari Shasa yang hampir setiap hari di kampus bersama dengannya, tetap mendengarkan berbagai hal yang diceritakan temannya dengan seksama. Mencoba untuk menahan ego dan juga emosinya yang selama ini merasa tak dipandang oleh sahabatnya itu, ia mulai untuk sedikit demi sedikit untuk memberi masukan atas apa yang diceritakan oleh temannya. Bersikap sebagai penengah dan tak ingin memenangkan salah satu diantara keduanya. Berbagai pertimbangan ia sampaikan kepada temannya apabila temannya masih ingin berjuang untuk mendapatkan Shasa, dengan berbagai resiko yang bisa terjadi kedepannya diantara hubungan mereka berdua dikemudian hari.
Fatih menyampaikan pertimbangan tentang bagaimana seharusnya Aldi menjadi sosok yang dibutuhkan oleh seorang Shasa, bukan malah menjadi seperti sosok yang sama saja seperti orang-orang yang sebelumnya ada dalam hubungan percintaan Shasa yang berujung pada perpisahan. Tidak memberi warna berbeda adalah penyebab utama dalam kegagalan perjuangan Aldi. Fatih juga tak lupa untuk mulai membuka sifat Shasa yang sebenarnya tidak sesuai dengan apa yang ada dipikiran Aldi. Shasa adalah orang yang cukup bisa menjaga kepercayaan, terutama ketika sudah mulai berbicara perasaan pada seseorang. Sifat Aldi yang seolah tidak mempercayai Shasa apabila sedang berada dibelakang Aldi, justru malah membuatnya semakin risih akan kehadiran Aldi. Apabila Aldi masih ingin melanjutkan segala perasaannya dengan Shasa seharusnya Aldi sudah paham betul akan bertindak seperti apa untuk mendapatkan perasaan Shasa seutuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Samar
RomanceKisah tentang bagaimana ketika kita memiliki sebuah perasaan, justru malah membutakan kita akan berbagai hal. Perhatian yang serius kita berikan terhadap pasangan justru malah bukan memberi sebuah kebahagian malah memberikan beban dalam setiap kebeb...