Lanjut nggak nih?
Coba semangatin aku dulu dong hehe
Kepergian chanmi untuk selamanya benar benar membuat hati mark hancur sehancur hancurnya,bahkan ini jauh lebih sakit daripada saat kematian orang tuanya dulu
Ia merasa menyesal karna kehilangan waktu bertahun melewatkan waktu tumbuh kembang putrinya
Bahkan mendengar putrinya memanggilnya *papa* untuk yang pertama dan terakhir kalinya
Dan yang paling ia sesali adalah, ia tak bisa mengembalikan senyum Haechan... Senyum yang paling ia rindukan
"Sedang apa heum? Kenapa melamun?"mark menyapa Haechan yang hanya menatap taman tempat chami dimakamkan
Tak ada jawaban, Haechan bahkan tak mau bicara padanya
"Minum susunya ya,aku siapkan air hangat dulu lalu mandi"
Jaehyun dan taeyong hanya menyaksikan adegan itu dari depan pintu,tak mau ikut campur terlalu dalam
"Kau fokus pada haechan saja mark,biar aku yang mengurus bajingan yang tega membunuh chanmi"ujar jaehyun
"Aku tau siapa orangnya, tapi aku perlu banyak bukti untuk membawanya ke penjara"jawab mark
Jeno yang baru datang langsung tidak setuju
"Nyawa dibalas nyawa! Jika kau tidak mau membunuhnya,biar aku yang turun tangan!"ucap jeno menggebu gebu
"Jeno! Kau pikir membunuh orang segampang membalikkan telapak tangan hah?"tegur taeyong
Jeno mengepalkan tangannya erat erat
"Mommy lihat saja,aku pastikan aku membawa kepalanya untuk kujadikan hiasan diatas pintu apartemenku"
Mark membawa boneka yang baru ia beli tadi,ia letakkan disamping makam chanmi
"Princess, kau sedang apa? Mamamu sangat sedih-
"Papa membawakanmu boneka,maaf papa baru bisa memberimu hadiah saat kau tak ada... Datang ke mimpi papa ya,papa rindu"
Mark menangis terisak,pepatah memang benar. Penyesalan selalu datang di akhir, dan sekarang mark mulai merasakannya.
🌸🌸🌸
Haechan duduk bersama jeno di kamarnya,hanya dengan jeno ia mau bicara walau hanya sedikit
"Kau tidak boleh terus sedih seperti ini,kasihan chanmi harus terus melihat ibunya menangis"tegur jeno
"Aku harus apa?"tanya Haechan dengan suara paraunya
Jeno berlari ke luar kamar dan tak lama ia kembali sambil membawa alat sulam.
"Nah,kau bisa membuat sesuatu yang kau suka- eh kau suka menyulam kan?"tanya jeno
"Haechan ingat,disini ada anakmu yang lain. Kau tidak boleh egois,bayimu bergantung hidup padamu"ujar jeno sambil mengelus perut buncit Haechan
Tangan jeno terulur untuk memeluk Haechan,dan si mungil masih terus menangis.
Sudah berbeda mingu Mark selalu menemani Haechan tidur di kamar ibu Haechan,ia tak mau Haechan menangis sendiri di tengah malam
Bahkan tak jarang ia berteriak frustasi,dan Mark benci itu
"Apa baby nakal hari ini?"tanya Mark sambil mengecup perut Haecha
KAMU SEDANG MEMBACA
MY BEAUTIFUL MAID☑️
FanfictionMPREG||KINKY||UNDER AGE|| ketika Haechan pasrah dengan takdir yang ia terima