« minsung fanfiction present »
﹌﹌﹌﹌﹌﹌﹌﹌﹌﹌﹌﹌﹌﹌
ㅤㅤㅤ❛️️️️ storyline ␥ since that night , until 24 days later . only one i'm afraid of losing you . i thank god for making me meet a man like you , always happy there...
aku menunggu kak Minho untuk pulang, bahkan jam pulang kerja kak Minho sudah berlalu satu jam yang lalu. Namun sampai sekarang pun kak Minho belun menginjakkan kaki dirumah.
Oh Tuhan, sungguh aku sangat khawatir tentang ini. Apakah kak Minho baik baik saja?
Saat dengan berperang dengan pikiranku, tiba tiba ponselku berdering dan tertera nama kak Minho di layar. Aku tersenyum lega, dan mengangkat teleponnya. Namun ternyata perasaan legaku hanyalah angan angan.
"Bisa tolong ke rumah sakit sekarang? Seseorang yang memiliki ponsel ini mengalami kecelakaan dan sekarang sedang berada di ruang operasi."
Aku menangis, lalu dengan cepat mengambil hoodie dan menghubungi orang tua kak Minho dan juga Bangchan lalu Felix. Mereka berdua pun sampai di apartemen kak Minho lalu membawa mobilnya menuju rumah sakit.
Terlihat disana ada Bunda dan Ayah yang menunggu kak Minho, lalu aku menghapus air mata dan menghampiri mereka. memeluk Bunda sambil menguatkan Bunda.
"Maafkan Jisung Bun, harusnya Jisung tidak menyuruh kak Minho membelikan Jisung makanan. Lalu hal ini tidak akan terjadi, iyakan Bun?"
Pertahananku hancur saat itu juga, aku menangis di pelukan Bunda. Harapanku cuma satu yaitu Kak Minho bisa sembuh, Tuhan tolong kabulkan permintaan hambamu ini.
Satu jam belalu, dokter yang menangani kak Minho pun keluar. Lalu Bunda dan Ayah pergi mengikuti dokter tersebut. Hingga berita yang tidak ingin ku dengar terucap dari bibir dokter itu.
"Maaf Bu dan Bapak, kami telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelamatkan Minho. Namun, kecelakaan itu membuat saraf otaknya pecah. Jadi mohon maaf yang sebesar-besarnya, nyawa Minho tidak terselamatkan."
Aku menghampiri dokter itu, dan memegang jasnya.
"Katakan bahwa dokter itu berbohong! Kak Minho masih hidup kan?! Dokter gak boleh bohong sama Jiji hiks!"
"Maafkan saya, kalau begitu saya permisi."
Aku menatap Bunda dan Ayah bergantian, lalu mereka memelukku dan Felix juga ikut memelukku memberikan kekuatan untukku menjalankan hidup tanpa Minho disisiku.
"Hei Ji, Lixie akan selalu bersama Jiji. Yang kuat ya?"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
