Prolog

459 33 15
                                    

Kim Taehyung dan Jeon Jungkook adalah dua bersaudara. Meskipun tidak kembar tapi keduanya saling melengkapi satu sama lain. Tidak ada perbedaannya.

Kim Taehyung sangat suka menjahili sang adik, Jeon Jungkook. Karna hanya kepadanya ia bisa bermanja ria. Paling biasanya tangan jahil Taehyung selalu dihadiahi sebuah tampolan keras oleh Jungkook.

Jungkook tidak suka jika ada yang  menempel dengannya seperti laron, tapi jika itu hyungnya tentu urusannya beda lagi. Ibaratkan, Taehyung sudah ia buang tapi berakhir kembali lagi.

Jungkook menyukai lagu. Hampir setiap hari Jungkook sering mendengarkan lagu. Lagu kesukaannya; Euforia, Begin, My Time, 2U, Nothing Like Us, Jungkook menyukainya.

Saat sedang asyik-asyiknya mendengarkan lagu, lagi-lagi ia dijahili lagi oleh sang kakak. Sudah berulang kali diusir, namun tampaknya Taehyung sangat gemar dengan itu. Membuat Jungkook kesal.

"Lagi apa lu?" tanyanya polos.

"Bisa gak, sehari ajah nggak gangguin."


Tae menggelengkan kepalanya.

"Gak gangguin lo tuh, kayak ada yang kurang. Kayak kacang lupa kulitnya."

Tae mengambil earphonenya satu, ia mengangguk, mengikuti dentuman musiknya. Jeon memainkan ponselnya terus ia matikan, Tae protes.

"Kok dimatiin sih, ini lagunya pas reff nggak enak kalau berhenti ditengah."

Jungkook acuh tak acuh ia memilih pergi. Tae mendengus, ia pergi ke dapur. Mencari makanan, dan nihil. Tidak ada apapun. Tae berjalan gontai, ia mengusap perutnya.

"JEYKEY BELI MAKAN NYOOK!"

BRAK!

"YOK, gue juga lapar." Jeykey keluar kamar dengan pakaian rapih. Tae melongo, ---"Bahas makanan ajah lu cepet."

Jeykey keluar duluan, Tae mengikutinya dari belakang.

Keduanya pergi, mencari makanan. Mengendarai mobil blacknya. Kebetulan yang menyetir itu Jungkook. Tae hanya menumpang duduk. Jalanan ramai.

"Hyung, mau makan apa?" tanyanya.

Tae mengusap dagunya, ia melihat jalan tak ada yang jualan ataupun buka. Mendadak ia teringat sesutu. Dia menepuk pundak sang adik. Jungkook menatapnya datar, Tae cengir watados.

"Ya! Kenapa gak mampir ke ruamah makan hyung Jin ajah." Jungkook mengangguk, dia menancap gas.

Laju mobil menjadi cepat, tak butuh berapa lama, mobil black sampai di rumah makan sederhana.

Tae dan Jungkook turun dari mobil, Tae menangkap sosok familiar di sana, ia berlari menghampirinya dan mengagetkannya. "DOORR!"

"Gue ganteng dari lahir," pekiknya kaget, V mencibir, "Tampanan akulah hyung."

Sosok itu Kim Seokjin. Dia mengacak-ngacak rambutnya. Tae tersenyum malu.

"Hyung, kapan makannya ini. Aku lapar!"
Jungkook mendorong keduanya ke dalam. Tae dan Jin merangkul Jungkook. Ketiganya masuk ke dalam.

"Tumben kalian, keluar bersama?"

"Kami lapar hyung. Berikan kami makan,"
pintanya melas kayak kucing.

Kim Seokjin menatapnya iba, dia pergi ke dapur menyajikan masakan yang lezat. Dia sudah menganggap Taekook sebagai adiknya. Karna keduanya akrab.

Tap! tap! tap!

"Ini dia makanannya, silahkan dinikmati."

Mata keduanya berbinar melihat makanan tersaji di atas meja. Keduanya mengangguk, langsung menyatapnya. Kim Seokjin menggelengkan kepala. Keduanya makan dengan lahap.

Rumah makan ini milik kakaknya Jin, karna kakaknya sibuk. Ia yang dimintai tolong untuk mengurusnya, dengan senang hati ia mengelola semuanya. Kebetulan dia kan suka masak, jadi tak masalah. Ini adalah awal untuk dirinya menjadi chef.

Kedua remaja itu makan dengan kenyang. Tae bersendawa di tempat umum. Jungkook menegurnya, "Dasar tidak sopan!"

Tae mencolek dagu sang adik, Jungkook menepis tangan kotornya, Tae cemberut. Dia celingukan mencari hyungnya.

"Hyung, where are you?"

"Berisik, hyung. Jangan teriak-teriak!"

"Hyung Jin mana ya, kok nggak ada?" tanyanya bingung, Jungkook mengangkat bahunya cuek.

Tak lama kemudian, yang dicari datang.

"Yuhu, Kim Seokjin di sini," ucapnya girang. Tae dan Jungkook menatapnya aneh. Kim Seokjin terbawa suasana.

"Ada yang bisa saya bantu?"

"Kami sudah selesai makan hyung. Tidak perlu bayarkan," guraunya. Kim Seokjin membatu, namun sedetik kemudian.

"Hahaha, tidak usah. Tapi, kalian cukup tau dirikan untuk membayarnya."

Kim Taehyung bergidik ngeri, saat telinganya di bisikan, ia mengangguk.

"Kook, bayar. Sebelum di sleding!"

Dengan patuh Jungkook mengeluarkan isi dompetnya, banyak yang berwarna merah. Kim Seokjin menyeru, "Noh yang merah 2." Jungkook menatapnya polos.

"Kasihanilah kami hyung, makan ajah susah. Masa ini duit merah satu-satunya mau diambil juga," ujarnya lirih.

Kim Seokjin menepuk kepala Jungkook, "Yaudah, hyung ikhlas kok."

Kedua kakak beradik bertos ria. Keduanya senang, dan keduanya berakhir makan gratis.

"Hyung, kami pulang dulu ya," pamit TaeKook. Kim Seokjin mengangguk.

"Hati-hati di jalan, jangan ngebut!"

"Asyiap kapten~"

Keduanya pulang ke rumah, sesampainya di rumah. Mobil black masuk kandang. Begitupun dengan Jungkook dan Tae, keduanya masuk ke dalam kamar, masuk ke alam mimpi.

-TBC-

Heyyo, saya kembali update. Yuhu~
Gimana partnya?

Jangan lupa tinggalkan jejaknya~

#NGABUBUREAD #FanficIndonesia

Two Brothers [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang