04. Know Yourself

257 57 39
                                    

Aku terbangun dari tidurku dan menyadari aku sudah berada di dalam kamar, aku tengok jam beker di meja sebelah kasurku menunjukkan pukul 05.25 pm.

Aku mengingat kejadian kemarin malam saat Felix mencium ku dan aku pingsan dicium olehnya. Aku malu mengingatnya, berusaha untuk melupakan kejadian tadi malam, dan aku juga malu bertemu dengan Felix. Itu kejadian yang tak pernah ku alami dia mengambil first kiss padaku.

Aku beranjak dari kasurku untuk membersihkan kan tubuhku untuk siap-siap berangkat ke sekolah.

Setelah 10 menit berada di kamar mandi aku menuju ke lemari baju dan memakai seragam, sesudah itu aku mengecek ponselku yang sudah berdering berulang kali.

LINE

Seven People Brain Mesum (7)


Chenle
| Jungie lo bareng SIAPA?!
| Jungie lo bareng SIAPA?!
| Jungie lo bareng SIAPA?!
| Jungie lo bareng SIAPA?!
| Jungie lo bareng SIAPA?!
| Jungie lo bareng SIAPA?!
| Jungie lo bareng SIAPA?!

Jaemin
| Anggap angin

Yuna
| 2

Jeno
| 3

Hyunjin
| 4

Felix
| Jungie bareng gue, lo nggak usah jemput

Chenle
| Okay
Read (6)

Mataku terbuka lebar melihat chattingan grup, Felix?

Apa?!

Enggak. Aku nggak mau bareng Felix, aku masih malu karena kejadian tadi malam.

"Jungie! Felix sudah datang! Cepat turun!"

Teriakan mama membuatku gugup harus keluar kamar atau tidak, masa aku harus pura-pura sakit karena nggak mau ketemu Felix, alasan apa itu.

Sudahlah anggap saja aku melupakan kejadian tadi malam, maybe.

Aku segera keluar dari kamarku dan langsung menemuinya. Dia menoleh ke arahku dan tersenyum seperti biasanya.

Tidak! Aku tak kuat melihat senyumannya.

“Mama sudah bekalin buat kamu sama Felix, nanti kamu makan ya.” Mama memberikan dua kotak makan kepadaku dan tersenyum lembut.

“Makasih ya te, tau aja Felix belum sarapan.” Senyum Felix ke mamaku.

Mama tersenyum ramah pada Felix, “Iya, ya sudah hati-hati di jalan,” jawab mama.

“Jungie pamit berangkat sekolah dulu.” Menundukkan kepalaku meraih tangan mama dan menciumnya begitu juga dengan Felix.

Seperti biasa aku dan Felix berjalan kaki menuju halte. Entah kenapa dia tidak membawa mobilnya ke sekolah dari pada harus menunggu bus. Selama perjalanan aku menjadi cangguh. Iya, aku tak bisa melupakan kejadian kemarin malam, itu pun masih terbayang-bayang di pikiranku.

“Felix, yang tadi malam itu kau–“

“Napa? Kamu kaget ya?” Felix memotong pembicaraanku, lalu ia menyengir.

SOULMATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang