•5• Hurt

18 1 0
                                    

Sudah genap dua minggu hubungan Alea dan Deric renggang. Seminggu yang lalu Alea sempat mengirim pesan kepada Deric untuk meluruskan segalanya. Tapi dengan pikiran Deric yang sekarang makin semrawut Deric tidak ingin dulu bahkan Deric hanya membaca pesan Alea saja.

Bahkan di sekolah pun kadang Alea juga ingin menemuinya. Tapi Deric selalu menolak dengan banyak alasan. Sebenarnya Deric tidak tega melihat mata Alea yang berkaca kaca tapi bagaimana pun dia belum siap menjawab karena pikirannya masih kalut dengan perjodohannya. Alea marah, sudah pasti. Bahkan sepatutnya sikap Alea yang seperti itu dengan Deric tapi apa, sekarang malah sebaliknya. Alea hanya ingin berdamai dengan Deric. Toh mereka hanya melakukan sekali kan tidak mungkin membuahkan sesuatu disana. Dan mendengar ucapan ucapan Deric sebelumnya Alea jadi berpikir Deric tidak seberengsek itu, pasti dia selalu tanggung jawab. Karena dulu jika Alea lecet sedikit pun Deric selalu over dengan Alea.

"Al sebenernya lo kenapa sih sama si Deric? " tanya Nancy pada Alea yang masih sibuk menulis catatan kimia.

Alea tampak sedikit mengabaikan pertanyaan iti dari berbagai jenis orang, mulai dari Nancy, Elira, dan lupa juga teman teman Deric yang juga ikut bertanya padanya. "Nggak tahu. Pokoknya gitu deh" jawab Alea dengan tangan yang masih sibuk dengan pulpennya.

Nancy pun menghela nafasnya kasar. "Udahlah gue udah tanya sambe bibir ini dower jawabannya tetep sama" final Nancy.

"Nggak kayak biasanya deh lo sama Deric kayak gini? "kali ini bukan Nancy lagi tapi melainkan Elira.

"Udahlah kalian jangan bahas itu lagi. Mending ayuk ke kantin."

Alea mulai memaksa kedua temannya itu. Tak tanggung tanggung menarik tangan kedua temannya itu. Dengan pasrah akhirnya mereka menuruti kemauan Alea.

Mata Alea mulai jelalatan mencari dimana Deric berada. Ya pastinya mencari Deric. Tetapi nihil,apa jangan jangan tadi Deric melihat dirinya di kantin jadi tidak jadi ke kantin.

Alea juga sempat bingung dengan Deric. Dia berubah menjadi dingin. Dan selalu menghindar dari Alea. Salah Alea apa? Malah yang bersalah disini Deric.

Setelah menghabiskan makanannya Alea pun pamit dengan kedua temannya untuk duluan. Dan Alea sempat membisikkan sesuatu ke telinga mereka 'jangan ikutin gue' seperti itu katanya. Alea mulai mengintip lagi di belakang sekolah tempat Deric dan teman temannya seperti biasanya. Sudah Alea duga mereka ada disana. Alea ingin menghampiri mereka tapi dia urungkan. Sepertinya mereka lagi membahas urusan yang serius jadi Alea menunggu saja disini.

"Nanti malem gue ketemuannya" ucap Deric yang masih biasa di dengar oleh Alea.

"Sumpah lo Ric!" pekik Aji kaget.

"Kalo lebih cantik dari Alea,biarin Alea sama gue aja" celetuk Frendy yang di hadiahi jitakan di kepalanya oleh Deric.

What! Sebenarnya ada apa ini. Alea mengernyitkan keningnya. Sebenarnya ada apa ini kenapa melibatkan Alea juga.

"Gue mau putusin Alea secepatnya" ucap Deric lantang yang membuat dada Alea disana semakin sesak. Alea rasa dia tidak tahan lagi disini dia segera pergi. Saat di lorong dia sempat menabrak seseorang, hingga akhirnya mata mereka sempat bertemu, ternyata Mahesa teman Deric. Mengingat Deric,Alea jadi benci Deric.

Setelah apa yang dia lakukan terhadap Alea dengan seenak jidat dia bilang akan memutuskan Alea secepatnya. Sebenarnya Deric menganggap Alea apa selama ini apa benar Deric hanya menjadikan dirinya jalangnya tetapi dengan seribu maaf Alea ucapkan dia bukan wanita seperti itu. Dan sekarang Alea sudah kotor apa bedanya dengan wanita seperti itu.

Dengan air mata yang terus mengucur Alea masuk ke dalam kelasnya. Membanting ponselnya begitu saja dan meletakkan kepalanya di meja untuk menangis. Sontak teman sekelasnya menatap bingung Alea apalagi Nancy dan Elira yang merasa Alea sedang tidak baik baik saja.

Accident in MidnightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang